Jaga Opex, Laba Operasional INTA Q-2 Naik
Seminggu menjelang datangnya Idul Fitri, kabar gembira menyapa pemegang saham PT Intraco Penta Tbk. (INTA).
Pasalnya, perusahan publik yang bermain di industri alat berat ini mencetak kinerja positif berupa laba operasional sebesar 21,2% pada paruh pertama tahun 2013.
Menutup kuartal ke-2 tahun ini, per 30 Juni, INTA mampu meraup keuntungan operasional hingga Rp185,2 miliar. Jumlah ini cukup signifikan dibanding periode yang sama tahun 2012 lalu, yakni Rp 152,8 miliar.
“Selain itu, kami berhasil menciptakan peningkatan laba kotor sebesar 13,8% menjadi Rp345,5 miliar per 30 Juni 2013 dari Rp303,7 miliar di tahun sebelumnya” papar Petrus Halim, Direktur Utama INTA, dalam pernyataan tertulis (30/7).
Petrus menjelaskan lebih lanjut bahwa strategi kelompok usaha INTA meningkatkan laba operasional tadi adalah menjaga stabilnya belanja oerasional (opex). Ia menekankan, di tengah lesunya pertambangan batubara sejak kuartal ke-2 2012, value chain INTA dan anak perusahaan tetap dioptimalisasi meski penurunan penjualan terjadi.
Adapun laba kotor berhasil dinaikkan di perusahaan holding karena menerapkan strategi solusi total bagi pelanggan sepanjang 5 tahun terakhir.
Pertumbuhan laba operasional INTA pekan lalu tentu membawa secercah optimisme di sektor terkait, mengingat laporan studi Stern Stewart & Co. dalam Wealth-Added Index, Juni lalu, mengisyaratkan tahun yang buruk bagi sektor pertambangan dan komoditas.
Sebagaimana diketahui, jika pertambangan dilanda perlambatan, sektor alat berat akan terkena imbas negatif.
“Tahun lalu bukan tahun yang baik buat industri alat berat,” simpul Martin Schwarz, Senior Vice President Stern Stewart & Co. dalam kesempatan wawancara terpisah dengan SWA online (7/6). Schwarz meyakini bahwa kelesuan ekonomi China juga mempengaruhi penurunan ekspor tambang dan penjualan alat berat. (EVA)