Mendulang Untung dari Naruto
PT Elex Media Komputindo (EMK) menerbitkan komik Naruto pertama kali pada Mei 2004. Waktu itu episode ke-1 dicetak sebanyak 10 ribu eksemplar. “Per Januari 2008 dicetak episode ke-37 dan Maret sudah masuk cetakan ketiga episode ke-37, serta start episode ke-38,†kata Petrus Sarjito, Deputi Manajer Pemasaran EMK. Sayang, Sarjito keberatan mengungkap nilai transaksi untuk mengantongi lisensi penerbitan komik Naruto itu.
Menurut seorang sumber SWA yang enggan disebutkan identitasnya, penjualan komik Naruto episode ke-37 luar biasa: 100 ribu eksemplar dalam tempo dua minggu. Di sini jelas tampak kenaikan fantastis penjualan komik tentang perjuangan hidup Naruto itu: hingga 10 kali lipat.
Sarjito mengakui, di awal-awal penerbitannya, penjualan komik Naruto tidak istimewa. Itulah sebabnya, EMK tak mau berspekulasi dengan membanjiri pasar komik dengan karya Kishimoto Masashi tersebut. Meski demikian, respons masyarakat bukan berarti jelek. Hanya saja, sambutan dahsyat terhadap Naruto baru terasa tahun lalu. Ini berbeda dari pemasaran komik Nobita & Doraemon yang dianggap Sarjito cukup konsisten sejak diperkenalkan pada 1980-an.
Bagaimana strategi promosi komik Naruto? “Sebatas membuat brosur dan leaflet saja,†ujar Sarjito enteng. Yang jelas, lewat media komik, EMK telah berhasil mengedukasi pasar tentang kesuksesan komik dan animasi Naruto dari negara asalnya, Jepang. Dan tiap tahun jumlah penggemar Naruto di Indonesia terus meningkat.
Tayangan serial Naruto di televisi turut mendongkrak popularitasnya. Sejak 2007, film kartun Naruto disiarkan Global TV. Sebelumnya, cetakan komik Naruto hanya 10 ribu eksemplar, tapi setelah ditayangkan di teve ada kenaikan secara bertahap, dan mencapai puncaknya pada tayangan teve episode ke-20 tahun 2007. Bahkan, pembaca yang baru aware terhadap Naruto pada episode ke-20 penasaran dengan cerita awalnya sehingga mencari komik episode-episode sebelumnya.
Global TV pun puas dengan hasil penayangan Naruto meski hanya seri 1, 2 dan 3. Menurut Endah Utari, GM Pemrograman Global TV, stasiun teve milik Grup MNC ini membeli lisensinya dari pihak ketiga di Hong Kong. Sejak diluncurkan Agustus 2007, rating-nya terus naik. Perolehan iklannya pun terbilang baik. Dari durasi satu jam penayangan, komposisi iklan 10 menit dan konten 50 menit. Lantas, mengapa penayangannya pindah ke Indosiar? Bukankah rating-nya bagus? “Tidak masalah, karena kebetulan juga kontraknya habis,†ia mengungkapkan.
Sejak 20 Januari 2008, tayangan Naruto Season 4 dilanjutkan di stasiun Indosiar. Animo penonton terhadap film animasi ini masih sangat tinggi. Indikasinya tecermin dari rating: dalam kurun satu bulan mencapai 2,6 dengan share 16,7% secara keseluruhan untuk semua jenis program yang ditayangkan pada waktu yang sama: Minggu, pukul 10.00 WIB.
Gufroni Sakaril, Manajer Humas PT Indosiar Visual Mandiri Tbk., tidak menampik tingginya rating yang diraih Naruto. Film anak-anak ini berhasil mengalahkan Dragon Ball (kini rating-nya 1,7), Detektif Conan yang sempat fenomenal juga (1,6 dengan share 12,9%), serta Power Ranger yang selama beberapa tahun memiliki rating lumayan (2,2 dengan share 14,3%).
Menurut Gufroni, tingginya rating biasanya diikuti prestasi pencapaian kue iklan. â€ÂSekarang pendapatan iklan Naruto melampaui target yang diharapkan,†ungkapnya bangga. Idealnya, target iklan untuk program tayangan satu jam adalah mengisi waktu jeda 12 menit. Jadi, kontennya berdurasi 48 menit dan selebihnya iklan, yang ditayangkan empat kali break (istirahat). Paling tidak, dengan durasi 60 menit, komposisi iklan mencapai 20%-nya. Dan, ia menegaskan, hingga kini pihak Indosiar belum bekerja sama dengan EMK sebagai penerbit komik Naruto.
Tayangan teve serta penyebaran brosur dan leaflet memang turut meningkatkan penjualan komik Naruto. Namun, EMK tak puas begitu saja dengan strategi promosi yang sederhana. Soal distribusi pun sangat diperhatikannya. Selain penjualan lewat toko-toko buku, EMK juga menggunakan agen dan distributor untuk penjualan di lapak (loper), minimarket, bahkan pasar tradisional. Kendati di pasar tradisional komik Naruto asli disaingi Naruto bajakan seharga Rp 3.000, gangguan itu tidak menurunkan penjualan komik Naruto asli. “Bila diakumulasi, jumlah permintaan komik Naruto untuk cetakan ulang terus berimbang. Akumulasi terbanyak setelah episode ke-20, bisa cetak ulang setiap bulan,†Sarjito menjelaskan.
Eva Martha Rahayu/S. Ruslina