CSR Corner Corporate Action

Lifebuoy Bantu Anak NTT Capai Usia 5 Tahun

Lifebuoy Bantu Anak NTT Capai Usia 5 Tahun

IMG_2638

Untuk memperingati Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia 2013, Lifebuoy terus mengupayakan penyelamatan anak Indonesia tentang perilaku hidup bersih dan sehat yang dicanangkan Kementerian Kesehatan RI, salah satunya adalah cuci tangan pakai sabun. Kali ini, Lifebouy menyasar daerah NTT dengan programnya 5 Tahun Bisa untuk NTT yang merupakan adaptasi dari program ‘Help a Child Reach 5′.

Berdasarkan data UNICEF, angka kematian balita di Indonesia pada 2012 mencapai 152000. Angka ini masih terbilang tinggi karena berarti tiap jam ada 17 balita meninnggal. Dua penyakit yang menjadi penyebab utama kematian anak balita di Indonesia adalah Diare dan Pneumonia. Padahal, penyakit tersebut terbilang penyakit yang relatif dapat dicegah melalui kegiatan yang relatif mudah dan murah seperti mencuci tangan dengan sabun.

Menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur, angka kematian balita di NTT pada tahun 2012 adalah 58/1000 kelahiran hidup. Tingginya angka tersebut mendorong Lifebuoy untuk mendukung program pemerintah dalam mencapat Millenium Development Goals (MDGs) agara angka tersebut dapat ditekan menjadi 32/1000 kelahiran. “Sejak 2004, kami fokus melakukan edukasi cuci tangan pakai sabun ke anak SD. Tiap tahun ada tema masing-masing. Tahun ini melalui program 5Tahun Bisa untuk NTT ini, kami ingin membantu anak-anak di NTT hidup lebih sehat, merayakan ulang tahun ke-5 dan seterusnya.” ujar Senior Brand Manager Lifebuoy, Maria Adina Tontey. Anak di bawah usia lima tahun belum memiliki imunitas yang cukup seperti orang dewasa sehingga mereka rentan penyakit.

IMG_2631

MC Ayu Dewi, Bupati Kupang Ayub Titu Eki, Senior BM Lifebuoy Maria Adina Tontey

Melalui program tersebut, Lifebuoy melakukan pendekatan dengan mengadopsi sebuah desa yang jauh dari target MDGs. Desa yang dipilih adala Desa Bitobe, Kecamatan Amfoang Tengah, NTT yang memiliki sumber mata air tetapi aliran air bersih ke rumah-rumah sangat minim karena jauh dan keterbatasan akses. Desa ini menjadi pilot project untuk hygiene and sanitation program dan diharapkan dapat menjadi daerah percontohan. “Begitu desa ini mandiri, kami akan bergerak ke desa lain,” kata Adina lagi.

Hal yang dilakukan Lifebouy dalam program ini dimulai dengan perbaikan akses air bersih sehingga kemudian bisa dilakukan pendampingan perilaku hidup bersih. Pendampingan tersebut dilakukan dengan dua cara, pertama, melalui edukasi terhadap anak-anak di sekolah-sekolah termasuk di dalamnya melalui dokter kecil dan kedua kepada ibu-ibu melalui Posyandu. Lifebouy menyadari bahwa edukasi tersebut tidak cukup jika hanya dilakukan kepada anak-anak karena ibu juga memiliki peran yang penting dalam kesehatan keluarga. Untuk memuluskan program ini, Lifebuoy kerja sama dengan LSM lokal yang lebih mengerti medan serta pemerintah untuk masalah perekonomian. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved