Film Perdana dengan Resolusi 4K dari Cinema Canon EOS
Canon melalui pt. Datascrip bekerja sama dengan Visi Lintas Films menghadirkan Adriana, film Indonesia pertama, bahkan di Asia Tenggara yang menggunakan teknologi resolusi 4K. Film yang disutradai Fajar Nugros serta diproduseri oleh Sophia Latjuba dan Eko Kristianto yang didukung oleh Director of photography (DOP) handal, Yadi Sugandi.
Pengambilan semua adegan Adriana menggunakan kamera Canon EOS C500 yang mampu menghasilkan video beresolusi hingga 4K(RAW). Dengan resolusi yang mencapai 4000 pixel, mata para penonton film Adriana ini akan dimanjakan oleh detil dan warna tajam yang mirip warna aslinya. Bila penghitungan Full HD 1920 x 1080 yaitu 2000 pixel, maka 4K adalah 2 kali lipat dari Full HD yakni 4000 pixel. Resolusi sebesar 4K merupkan standar film layar lebar yang saat ini mulai banyak digunakan di industri perfilman Hollywood.
Dari segi konstruksi, Canon EOS C500 cukup tangguh karena anti debu dan kotoran, serta dilengkapi dengan sistem pendingin built-in. Bobotnya yang hanya sekitar 1820 gram dapat meningkatkan mobilitas pengambilan gambar kapan saja dan di mana saja. Di sisi lain, Canon menyematkan dua konektor 3G-SDI untuk kebutuhan ouput data RAW dan dua konektor MON untuk koneksi ke monitor eksternal agar dapat memenuhi kebutuhan pada saat memproduksi video 4K.
Kamera ini juga menggunakan format sinyal 10/12-bit RGB 4:4:4 untuk video beresolusi 2K (2048×1080) maupun output video Full HD, yang mampu menghasilkan reproduksi kaya akan warna sehingga menambah efisiensi pada saat pengeditan paska produksi, penggabungan dua video (chroma key compositing), maupun proses pengeditan lainnya. Selain itu, kamera ini memiliki perekaman maksimum hingga 120 frame per detik yang dapat menghasilkan efek gerakan lambat (slow motion) namun tetap tajam.
Canon yang selama ini telah dikenal unggul dengan teknologi lensa fotografinya, juga mampu menghasilkan gambar yang memukau dengan jajaran Canon Cinema Lens telah dilengkapi dengan kaca dispersi anomali yang mampu menghilangkan chromatic aberration dan terdapat juga lensa Aspherical berdiameter besar untuk pencitraan resolusi tinggi sepanjang frame. Lensa sinema dari Canon menjadi kian menarik karena dilengkapi dengan diafragma II-blade Aperture yang baru dirancang untuk memberikan efek soft hingga blur dan membuat karakteristik depth of field yang menarik, sangat ideal dalam memunculkan emosi gambar secara dramatis.
“Film ini diharapkan bisa menjadi kiblat para sineas di Indonesia dalam memanfaatkan teknologi untuk memproduksi film dengan kualitas gambar yang tajam dan detil. Canon EOS Sinema hadir dengan terobosan teknologi masa depan di era digital dalam pembuatan film layar lebar yang lebih mudah, ringkas dan efisien,” ujar Merry Harun, Canon Division Director, pt. Datascrip.
Adriana merupakan film drama petualangan yang mengusung tema sejarah Jakarta dengan pemeran utama Eva Celia, Adipati Dolken, dan Kevin Julio. Film berdurasi 100 menit ini merupakan proyek perdana Sophia Latjuba sebagai produser, berkolaborasi dengan Eko Kristanto (Tusuk Jalangkung, 30 Hari Mencari Cinta, Alexandria, Rumah di Seribu Ombak, Rectoverso). Untuk sinematografi, Yadi Sugandi (Laskar Pelangi, Sang Penari, Rectoverso) dipercaya sebagai Director of Photography. Film ini didukung pula oleh Agus Kuncoro, Masayu Anastasia, Soleh Solihun, dan Joshua Pandelaki, serta Indra Lesmana sebagai Penata Musik. Adriana akan tayang di bioskop-bioskop seluruh Indonesia mulai 7 November 2013.
Selain Canon EOS C500, Canon melalui pt. Datascrip sebagai distributor tunggal pencitraan digital di Indonesia menghadirkan jajaran Cinema Canon EOS, yaitu EOS 1 DC, EOS C100 dan EOS C300. Tidak hanya untuk membuat film layar lebar, Cinema Canon EOS bisa digunakan untuk berbagai macam kebutuhan seperti industri penyiaran, dokumentasi event, sineas film pendek, pembuatan video klip musik, pembuatan TVC dan masih banyak lagi. (EVA)