Outlet Technogym Bidik Konsumen Atas
Menjamurnya tempat fitness di sejumlah kota besar pertanda bahwa masyarakat Indonesia semakin sadar akan pentingnya kesehatan. Selepas kerja mereka berangkat ke tempat gym yang banyak menyatu dengan pusat perbelanjaan dan hotel. Biaya yang lebih mahal ketimbang berolahraga, seperti berjalan kaki, tampaknya bukan masalah. Maklum, daya beli masyarakat Indonesia terus tumbuh seiring dengan peningkatan pendapatan per kapita.
Maka wajar juga bila di pusat perbelanjaan terpajang dan dipasarkan beragam peralatan kebugaran dengan harga yang tak murah. Salah satu merek peralatan yang mau semakin gencar menyasar pasar domestik adalah Technogym. Ini adalah merek peralatan kebugaran dari Italia, dan sudah merambah pasar Indonesia.
Setelah banyak dipakai oleh pusat kebugaran dan hotel, bahkan rumah sakit, produk-produk Technogym akan dipajang di sebuah gerai di kawasan Radio Dalam, Jakarta Selatan. “Tanggal 21 November besok, kami akan launching showroom di Indonesia. Ini yang pertama di Indonesia,” terang Shintya Anjani, General Manager PT Dynaforce International selaku distributor eksklusif peralatan kebugaran Technogym, di Jakarta, Senin (18/11/2013).
Dia menjelaskan, produk Technogym bukan baru kemarin sore masuk ke Indonesia. Peralatan kebugaran ini sudah ada di pasar Indonesia sejak tahun 2006. Produk asal negeri pizza ini lebih banyak dipakai di pusat kebugaran dan industri hospitality (seperti, hotel, villa, dan kondominium). “Kami mulai buka kesempatan untuk mendekati personal, home buyer,” imbuh Shintya.
Sebagai salah satu langkah untuk menyasar konsumen akhir dibuatlah gerai di kawasan Radio Dalam. Tempat itu bukan sembarangan dipilih. Perusahaan melihat lokasi itu strategis dalam menggaet konsumen kelas atas yang tinggal di daerah Senopati, Brawijaya, hingga Pondok Indah. “Technogym lebih dikenal ke gym, sekarang kami keluarkan beberapa lini produk yang bisa dipakai di rumah,” sambungnya. Produk baru dari Technogym rencanaya dikenalkan pada saat pembukaan gerai.
“Kami ke depan nggak buka gerai di Jakarta saja, tapi di Bali juga. Mungkin dua tiga tahun lagi.”
Menggarap konsumen ritel bukan berarti kelas korporasi ditinggalkan. Perusahaan bahkan sudah kepincut dengan semakin ramainya hotel di Indonesia. Hotel, seperti yang sudah disebutkan, adalah salah satu target pasar Technogym. “Sekarang semua jaringan hotel besar mau masuk ke Indonesia,” ungkap dia.
“Di antara negara-negara ASEAN, potensi Indonesia sangat besar. Baru 40 persen yang kami jangkau. Setiap tahun banyak hotel baru. Kami juga akan fokus di korporasi. Karena masyarakat semakin kaya, semakin sadar kesehatan, sehingga bisa ada gym di kantor.”
Dia pun mengatakan, realisasi penjualan Technogym di Indonesia pada tahun lalu mencapai US$ 2 juta. Ada pertumbuhan dengan rentang 5-10 persen dari tahun sebelumnya. “Target kami US$ 4 juta dengan adanya showroom,” tandas Shintya, sembari mengatakan harga jual produk di rentang US$ 10.000-30.000 per unit peralatan.(EVA)