Management Strategy

Ajak Women Leader Indonesia Berinvestasi Kesehatan

Oleh Admin
Ajak Women Leader Indonesia Berinvestasi Kesehatan

Debby Vinsky salah satu dari lima dewan juri Super Women Award Indonesia 2013 gencar mengedukasi perempuan Indonesia untuk pentingnya menjaga kesehatan. Dibantu empat dewan juri lainnya ia aktif menjadi pelopor dan mengkampanyekan investasi kesehatan sejak dini. Investasi kesehatan dibentuk untuk mengubah pola pikir orang Indonesia khususnya women leader baik itu pebisnis, ketua organisasi dan sebagainya yang sadar akan hidup sehat.

Debby Vinsky

Debby Vinsky

Kebanyakan para women leader memikirkan investasi yang seringnya bersifat material. Padahal investasi yang bersifat ‘material’ tidak akan berjalan mulus jika kesehatan tidak diperhatikan. “rata-rata investasi women leader itu lebih ke material, paling untuk kesehatan dengan asuransi dan mereka mempergunakan itu untuk jika mereka sudah terserang sakit, oleh karena itu, kami ingin mensosialisasikan tentang pentingnya investasi kesehatan tersebut”, ujarnya setelah press conference berlangsung.

Hal lain yang diharapkan, women leader juga turut menyebarkan investasi kesehatan yang positif pada keluarga maupun pegawainya. Lalu bagaimana caranya? Debby Vinsky memaparkannya pada SWA Online.

Konsep investasi kesehatan itu seperti apa?

Seorang perempuan harusnya bisa membagi anggarannya, baik itu women leader, pegawai termasuk Anda seorang wartawati, idealnya orang yang sudah bekerja memulai investasi kesehatan. Investasi kesehatan yakni dalam mengatur keuangan, kami usulkan setiap perempuan harus investasikan preventive medicine dalam anggaran keluarga. Kebanyakan perempuan menyiapkan anggaran itu justru malah setelah sakit berupa investasi asuransi jiwa, inilah pola pikir yang keliru. Padahal mencegah jauh lebih murah, jauh lebih baik daripada mengobatinya.

Jadi apa saja anggaran keluarga untuk investasi kesehatan?

Anggaran di sini bukan hanya yang bersifat anggaran dana. Yang kami tekankan pertama, seperti anggaran untuk berolahraga. Anggaran berolahraga itu juga butuh pengaturan waktu, namun dana juga iya jika memang ia menyukai berolahraga dengan cara fitnes atau gym disuatu tempat. Dari hal simple, misalnya perempuan melakukan aktifitas jalan pagi, mengerjakan pekerjaan rumah sehari-hari. banyak hal simpel yang termasuk kategori olahraga guna investasi kesehatan. Itu harus komitmen. Jangan ragu untuk menyuruh orang lain memonitoring olahraga Anda guna kedisiplinan berolahraga.

Kedua, yakni anggaran medicine yang meliputi dua hal, preventive medicine atau pencegahan penyakit dan biaya pengobatan. Biaya pengobatan biasanya sudah dianggarakan dalam asuransi jiwa. Baik kedua anggaran ini pasti berhubungan dengan dana. Pepatah mengatakan, mencegah lebih baik daripada mengobati itu benar. Mencegah jauh lebih murah daripada mengobatinya. Hampir rata-rata insurance mereka lebih kearah kalau terserang sakit. Padahal harus sejak dini.

Bisa berikan angka idealnya untuk anggaran ini?

Idealnya untuk preventive medicine baik itu women leader, perempuan pekerja hingga ibu rumah tangga sekalian yakni 10% dari penghasilan bulanan yang ia dapat. Untuk kasus tertentu, seperti perempuan yang memiliki penyakit keturunan, seperti diabetes, mereka harus sadar, deteksi dini, cek gula rutin, kontrol makanan dan minuman dan jangan ragu ke dokter untuk mecegah terjadinya diabetes tersebut.

Memang seberapa sering melakukan deteksi dini serta biayanya?

Inilah yang menjadi kesulitan kami untuk menyadarkan. Padahal ya untuk melakukan deteksi dini cukup satu tahun sekali untuk perempuan di bawah usia 40 tahun. Biaya deteksi dini rata-rata Rp 1-5 juta seperti untuk cek fungsi ginjal, hati dan organ tubuh lainnya. 1-5 juta pertahun dikeluarkan itu merupakan anggaran yang mudah bagi para pekerja. Misalnya perempuan aktif melakukan deteksi dini seperti pencegahan kanker serviks melalui uji papsmear. Biayanya murah kok hanya Rp 1 juta dan dilakukan setahun sekali. Setelah deteksi, jika terkena gejala kan biasa langsung dilakukan tindak preventive. Kalau sudah benar-benar ‘mengidap’ justru biaya jauh lebih besar.

Tadi saya berujar, idealnya 10% dari pendapatan bulanan kita. Hal ini tidak berlaku bagi para perempuan yang aktif merokok atau pada kasus seorang perempuan sudah mengidap penyakit tersebut tapi pantang dan ‘ngeyel’ melakukannya. Misalnya rokok, kan sudah jelas merokok dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, kalau masih dilakukan ini kan yang aneh. Anggaran untuk mereka yang masih ‘nyeleh’ untuk kasus seperti itu yakni 10% dana preventive, 40% dana pengobatan.

Untuk women leader misalnya gaji perbulan Rp 10 juta. Sebesar Rp 1 juta disisihkan tiap bulan untuk preventive, namun bagi yang perokok, Rp 4 juta harus disisihkan untuk biaya pengobatan. Itu terlepas dari biaya asuransi jiwa kesehatan yang mereka sertakan.

Lalu, apa lagi yang Anda pelopori untuk investasi kesehatan ini?

Kami bersama-sama, khususnya yang berkaitan dengan acara Super Women Summit dan Super Womam Award Indonesia terus mengedukasi, memberikan informasi penting akan pentingnya menjaga kesehatan. Yang kami gagas lainnya khususnya bagi para women leader, selain menginspirasi keluarga dan pegawainya, kami juga menggagas menyediakan fasilitas preventive medicine untuk pegawai-pegawainya. Misal rewards untuk pegawainya, tak melulu berupa uang, tapi bisa untuk pemeriksaan kesehatan gratis atau memberikan sesuatu yang bersifat untuk investasi kesehatan. (Witantri Nurfadilah)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved