BNI Gandeng GP Ansor Kembangkan Inklusi Finansial
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. terus memperluas dan mengembangkan inklusi finansial di Indonesia dengan menyentuh satu per satu elemen bangsa yang dapat diajak bekerja sama untuk mendekatkan jasa-jasa keuangan ke masyarakat. Salah satu elemen bangsa yang kali ini diajak bekerja sama oleh BNI adalah Gerakan Pemuda (GP) Ansor, organisasi kepemudaan yang memiliki basis komunitas kuat di lingkungan pesantren di bawah naungan Nahdatul Ulama (NU).
BNI menilai GP Ansor memiliki kemampuan dan motivasi untuk terus membantu komunitas di sekitar pesantren dalam mengembangkan perekonomiannya, dari masyarakat pra sejahtera menjadi sejahtera. Salah satunya adalah dengan melakukan pengujian terhadap pesantren-pesantren yang memiliki catatan sukses dalam mengembangkan perekonomian komunitasnya dalam dua dekade terakhir.
Melalui proses penjurian yang ketat, GP Ansor menetapkan tiga pondok pesantren yang terbaik dalam mengembangkan usaha berbasis komunitasnya, yaitu Pondok Pesantren Al-Ittifaq Ciwidey, Bandung, Jawa Barat; BMT/ Koperasi Simpan Pinjam Pondok Pesantren Sidogiri Syariah, Pasuruan, Jawa Timur; dan usaha dagang pupuk organik, obat-obat herbal, dan air minum Pondok Pesantren Sunan Drajat, Lamongan, Jawa Timur. Ketiganya diputuskan sebagai penerima penghargaan Nahnu Ansorulloh dari GP Ansor.
BNI pun tertarik untuk turut memperkuat usaha yang telah dirintis ketiga pesantren tersebut. Ketiga pesantren tersebut dinilai layak diajak bekerja sama oleh BNI karena beberapa alasan. Pertama, ketiga pesantren tersebut mampu menyebarluaskan gagasan dan karya tokoh pondok pesantren yang sudah berhasil untuk menggerakan ekonomi mikro di masyarakat basis. Kedua, memiliki produk usaha di sektor riil. Ketiga, produk yang dihasilkan mampu menembus pasar di luar pondok pesantren.
“Salah satunya bahkan sudah mampu memasok barang ke jaringan ritel bertaraf nasional,” kata Gatot M Suwondo, Direktur Utama BNI.
Sebagai langkah awal, Direktur Utama BNI, Gatot M Suwondo dan Ketua Umum GP Ansor, Nusron Wahid sepakat menandatangani nota kesepahaman (MoU) di sela-sela Harlah ke-80 GP Ansor, di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (4/1/2014). Hadir pula pada kesempatan tersebut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
“Kami ingin memperkenalkan jasa-jasa keuangan ke komunitas pesantren, yang kali ini kami awali melalui MoU dengan GP Ansor. Bukan hanya produk perbankan, kami juga akan memperkenalkan produk-produk keuangan lain, seperti asuransi, sehingga upaya pengembangan financial inclusion semakin menguat,” ujar Gatot.
Pada tahap awal, atau sekitar kuartal I 2014, BNI akan berupaya mengenal lebih dalam kegiatan usaha yang telah dilakukan oleh ketiga pondok pesantren pemenang award Nahnu Ansorulloh itu, kemudian memperkenalkan program Kampoeng BNI sebagai salah satu sarana penguatan ekonomi masyarakat.
Kemudian, pada kuartal II, BNI akan mengupayakan agar penguatan ekonomi berbasis komunitas pesantren ini menjadi proyek percontohan yang dapat direplikasi ke pesantren-pesantren lainnya. “Untuk tahap pertama, kami kembangkan terlebih dahulu ketiga pondok pesantren yang sudah diuji oleh GP Ansor itu, kemudian kami ingin agar mereka menjadi contoh yang dapat diterapkan di pesantren lain. Dengan MoU kami berupaya mengenal usaha mereka, lalu selanjutnya akan ditingkatkan dengan PKS (Perjanjian Kerja Sama). Setelah itu kami akan mereplikasi proyek percontohan ini ke pesantren yang lain,” terang Gatot.
BNI targetkan penyaluran kredit kemitraan Rp 110 Miliar di 2014
Pembiayaan yang disiapkan oleh BNI diberikan secara bertahap. Bagi wirausahawan muda atau pemula dan tidak memiliki akses pasar disediakan bantuan pembiayaan usaha melalui Pembiayaan Mitra Binaan yang didanai dari Program Corporate Community Responsibility (CCR).
Jika mereka naik kelas karena usahanya semakin maju, bank menyediakan BNI Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang diselaraskan dengan program pemerintah. Lalu untuk mitra yang lulus dari KUR telah disiapkan pembiayaan pada jenjang yang lebih tinggi atau komersial, yaitu BNI Wira Usaha (BWU).
Penguatan dukungan BNI terhadap penciptaan pelaku usaha baru itu ditandai dengan meningkatnya penyaluran kredit kemitraan kepada pelaku usaha yang menjadi mitra binaan. Sejak tahun 2006 hingga akhir tahun 2013, BNI telah menyalurkan kredit kemitraan sebesar Rp 300 miliar lebih kepada sekitar 25.000 mitra binaan. Tahun 2014, BNI memperkirakan target penyaluran sebesar Rp 110 miliar, dengan tambahan jumlah wirausahawan baru yang tercipta sebanyak 10.000.
Tidak hanya bantuan berupa pinjaman lunak yang diberikan, mitra binaan juga mendapat pelatihan dari BNI untuk mempertajam jiwa kewirausahaannya.
Bank BUMN ini juga berusaha untuk terus menangkap setiap potensi ekonomi yang berasal dari masyarakat bawah untuk dibantu melalui program Kampoeng BNI. Saat ini BNI telah memiliki 27 Kampoeng BNI tersebar di seluruh Indonesia dengan total pembiayaan usaha sebesar Rp 31,49 miliar dengan 1.654 mitra yang dibiayai.
Kampoeng BNI merupakan salah satu bagian dari program CCR BNI yang memiliki tujuan pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui penyaluran kredit lunak dengan sistem klaster yang dilakukan di beberapa daerah. Tujuan pembentukan Kampoeng BNI adalah untuk mengembangkan potensi ekonomi masyarakat di suatu kawasan pedesaan melalui pinjaman lunak program kemitraan maupun bantuan bina lingkungan untuk menunjang aktivitas ekonomi lokal di daerah tersebut. Saat ini, konsep Kampoeng BNI dibangun atas prinsip Community Development, di mana satu klaster mengangkat produk potensial berdasarkan kearifan lokal setempat. (EVA)