Pan Brothers Makin Agresif Garap Bisnis Retail Garment
PT Pan Brothers Tbk.,yang kode sahamnya di Bursa Efek Indonesia dikenal dengan PBRX mampu membukukan pertumbuhan penjualan lebih dari 15% pada 2013 lalu. Tahun 2014, pertumbuhannya akan digenjot hingga mencapai 20% – 30%. Kenaikan suku bunga perbankan dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap US$ tidak mengganggu bisnis PBRX karena sebagian besar penjualannya berasal dari pasar ekspor. Sebagai industri tekstil terpadu, PBRX akan terus membidik buyer baru, di samping mempertahankan buyer yang ada. Belakangan, PBRX juga agresif masuk ke retail garment dengan mendirikan divisi retail pada 2013.
Selain memproduksi berbagai merek garmen kelas dunia, PBRX juga meluncurkan merek sendiri, yaitu ZOE, yang membidik pasar kelas atas. Bagaimana kinerja PBRX sepanjang 2013, dan apa rencananya di tahun 2014? Ludijanto Setijo, Direktur Utama PT PAN Brothers Tbk, mengemukakannya kepada Sigit A. Nugroho:
Bagaimana kinerja bisnis PBRX sepanjang tahun 2013. Berapa besar pertumbuhan (dari sisi market dan sales) yang berhasil dicapai dibanding tahun 2012?
Pertumbuhan bisnis PBRX cukup baik. Tahun 2013 Penjualan PBRX diperkirakan sekitar US$ 330 juta dari tahun 2012 yang sebesar US$ 286 juta, berarti naik lebih dari 15 %.
Lantas, seperti apa prospek bisnis PBRX tahun 2014? Berapa persen target pertumbuhannya?
PBRX memproyeksikan tahun 2014 akan tumbuh berkisar 20-30 % dari performance 2013.
Seperti apa pengaruh melemahnya nilai tukar rupiah terhadap bisnis PBRX secara keseluruhan?
Penghasilan PBRX hampir seluruhnya berasal dari penjualan ekspor yang berarti dalam mata uang US$, sehingga melemahnya nilai rupiah tidak berdampak apa-apa bagi PBRX. Melemahnya rupiah secara tidak langsung menurunkan biaya yang bersumber dari rupiah, sehingga sampai batas tertentu akan memperkuat struktur harga ekspor.
Dengan kenaikan suku bunga, sejauh mana pengaruhnya terhadap PBRX?
Tidak ada pengaruh kenaikan suku bunga. PBRX tahun 2013 baru saja mendapatkan Syndication Loan untuk modal kerja senilai US$ 150 juta dan term loan sebesar US$ 15 juta dengan tenor antara 3-5 tahun, sehingga suku bunga juga sudah ditetapkan di awal untuk tahun 2013.
Menganai isu perburuhan, bagaimana PBRX merespon tuntutan kenaikan UMP dari buruh? Menurut PBRX, berapa kenaikan upah buruh yang ideal?
Sebenarnya selama berada dalam koridor yang diatur pemerintah, yaitu kemampuan perusahaan, inflasi plus jumlah yang wajar dan KHM, serta kesepakatan bilateral antara serikat pekerja/karyawan dengan perusahaan, akan ada jalan keluar. Perusahaan juga selalu mempertimbangkan ini dalam proyeksi dan budget mereka. Sehingga perusahaan masih akan mudah berbicara dengan buyer. Selalu akan ada titik temu, karena sebagai mitra perusahaan juga membutuhkan pekerja untuk berproduksi. Keuntungan perusahaanlah yang dapat meningkatkan kesejahteraan buruh, jadi peningkatan kesejahteraan pasti muncul sebagai hasil dari peningkatan produktivitas dan ujungnya juga keuntungan perusahaan.
Kenaikan upah buruh yang ideal adalah persesuaian antara semua unsur yang didukung oleh peningkatkan kualitas dan produktivitas.
Peran pemerintah seperti apa yang diharapkan oleh PBRX agar kondisi bisnis tetap kondusif?
Pemerintah wajib menjaga keharmonisan hubungan semua stake-holders, secara hukum, secara bisnis, juga secara keamanan yang stabil. Semua peraturan pemerintah harus melihat semua kepentingan, khususnya daya dukung secara makro ekonomi. Indonesia bukan satu-satunya negara yang men-suply kebutuhan dunia, Indonesia harus bersaing dengan negara lain. Daya saing itu meliputi semuanya, stabilitas ekonomi, keamanan, infrastruktur yang baik, peraturan yang kondusif. Investor akan melihat itu, buyer akan melihat itu, jadi pemerintah harus memberikan sama baiknya atau lebih baik dari negara lain agar semakin menarik.
Dengan aneka tantangan tadi, apa strategi yang bakal ditempuh PBRX untuk meningkatkan pasar? Pasar ekspor mana saja yang akan digarap secara intens? Kenapa memilih hal tersebut?
PBRX masuk ke sektor TPT sejak tahun 1980, sehingga memiliki pengalaman yang cukup dan buyer yang loyal. PBRX akan terus melakukan sinergi dengan banyak pihak, agar tetap dipercaya oleh buyer dan seluruh stake holders. Strategi Jangka Panjang PBRX adalah sebagai berikut:
– PBRX akan menambah buyer baru dan memberdayakan buyer yang ada dengan produk baru guna meningkatkan jumlah pesanan yang masuk dan meningkatkan jenis produk.
– PBRX akan terus menerus mengembangkan penelitian dan pengembangan di industri garmen dan meningkatkan nilai tambah sebagai development manufacturing, dengan menawarkan koleksi terakhir yang berkualitas.
– PBRX secara terus menerus berusaha meningkatkan dan mengoptimalkan efisiensi, produktivitas, kualitas produk, melalui: modernisasi/ penggantian mesin secara berkala; menerapkan sistem manajemen mutu dengan konsisten: melakukan pelatihan secara intensif, sehingga dapat memberikan harga yang tepat bagi buyer.
– PBRX akan mengembangkan aliansi dengan supplier bahan baku (kain) juga sedang diberdayakan oleh PBRX, sehingga dapat menciptakan nilai tambah dari hasil yang diproduksi perseroan.
– PBRX akan mengembangkan dan menambah aliansi dengan manufaktur garmen yang memungkinkan dikelola untuk menjadi manufaktur garmen yang terkoordinasi dengan PBRX untuk menambah kapasitas.
– PBRX akan mengembangkan diri dari manufaktur garmen menjadi pemegang merek dan retail garmen. Dimulai dengan mendapatkan lisensi untuk menjual di Indonesia dan Asia dari beberapa merek garmen. Masuk ke retail dan berkembang dengan memiliki merek sendiri.
– PBRX akan mengembangkan diri ke arah hulu dari manufaktur garmen menuju ke seluruh industri terkait, yaitu teksil, pemintalan dan serat. PBRX akan menjadi perusahaan yang tersinkronisasi dalam supply chain yang lengkap dari hulu ke hilir.
Berkaitan dengan pasar dalam negeri, apa upaya PBRX untuk menggarap pasar domestik?
Dengan melihat potensi pendapatan per kapita yang terus meningkat, besarnya populasi penduduk dan pasar bersama ASEANmaupun China dan ASEAN, berlatar belakang pengalaman PBRX yang panjang memproduksi berbagai merek dan departement store terkemuka, antara lain, Calvin Klein, Nautica, J Crew, S. Oliver, Tom Tailor, Christopher & Banks, Dillard, Esprit, Wilson, Uniqlo, Belk, Ping, The North Face, Tommy Hilfiger, Aeropostale, Victorinox, LL Bean, Woolrich, Arcteryx, Orage, LOLE, Peak Performance, CFL Commercial, Macy’s, Orvis, Stadium, Gerbing Clothing, Nike, Adidas, Salomon, Hugo Boss, Stella, New Balance, Under Armour, Spyder, Jack Wolfskin, Marvic, Guess Inc, Jones of New York, Strelson, Joop, North Sails, Oviesse, Coin Spa, NZA-Transit Fashion, Brooks Brothers, Coca Cola, Simint Spa, Holy Fashion, O’Neill, Next Retail, United Color of Benetton, Macy’s, H & M, dll, tentu akan memastikan kesiapan ini. Juga dengan dukungan product development yang terus dikembangkan akan semakin memperkuat dan melengkapi daya saing. PBRX telah memulai menggarap sektor retail. Melalui perusahaan subsidiariesnya mulai Agustus 2013 telah memasuki sektor retail.
Apakah berencana untuk meluncurkan brand sendiri? Kapan realisasinya?
Divisi Retail PBRX adalah divisi yang baru didirikan tahun 2013 ini, terdiri dari PT Apparelindo Prima Sentosa selaku holding divisi retail, entitas anak PT Apparelindo Mitra Andalan (AMA). Telah meluncurkan satu brand sendiri untuk kelas menengah ke atas, yaitu ZOE.
PBRX Retail saat ini telah mulai melakukan berbagai kegiatan. AMA baru saja meluncurkan dua brand baru dari Thailand, yaitu Greyhound Original dan Flynow. AMA saat ini memegang tiga brand yang awal adalah ZOE, disusul oleh dua baru: Greyhound Original dan Flynow yang diluncurkan 10 Desember 2013 di Galeries Lafayette Pacific Place Jakarta. AMA memulainya dari Jakarta dengan konsep shop in shop, ZOE telah ada di SOGO dan GOODS DEPT, Greyhound Original dan Flynow di Galeries Lafayette. PBRX yakin dengan pendapat per kapita yang terus bertumbuh dan populasi Asia yang sangat besar sangat memungkinkan retail industry yang dijalankan di Indonesia pada waktunya akan leading di Asia. (***)