“Fashion is my life. Dress to success is my motto. When fashion meet business, it’s a combo of something.” Begitulah Sharin Djamal mengungkapkan kecintaannya pada dunia ritel fashion. Karier wanita kelahiran Rumbai 22 Maret 1987 ini di bidang fashion dimulai tahun 2010 sebagai Fashion Stylist Majalah Dresscode. Hanya 8 bulan di sana, ia lalu menyadari bahwa profesi tersebut bukanlah passion-nya, dan memutuskan berhenti dari pekerjaan tersebut.

~~

Namun, tiga bulan sejak berhenti bekerja, Sharin mendapat tawaran untuk bekerja sebagai fashion buyer di perusahaan yang kantor pusatnya berada di Korea Selatan. Lagi-lagi hanya 8 bulan ia bekerja di sana sebelum akhirnya pindah ke PT Bamboo Fashion Bali sebagai manajer area untuk Jakarta pada Desember 2011. Kurang dari dua tahun, Sharin kembali memutuskan untuk keluar. Hanya sebulan setelahnya, salah satu head-hunter di Jakarta menawarinya pekerjaan yang masih di bidang fashion, dan ia pun bergabung dengan H&M, yang memiliki kurang-lebih 3 ribu toko di seluruh dunia. Maka, per 1 Juli 2013 sampai sekarang ia bekerja sebagai Manajer Departemen H&M.

Sharin bertanggung jawab atas standar kualitas dan ketersediaan pakaian di ladies department, satu dari tiga departemen yang dimiliki H&M. Menurutnya, lebih dari setengah bagian bisnis H&M dikontribusi oleh ladies department. “Retail is about detail. Semakin detail, maka insight penjualan dan pelanggan juga akan semakin berkembang. And constant improvement is a must,” ia menegaskan.

Ke depan, ia ingin kariernya terus berlanjut ke jenjang yang lebih tinggi lagi, bahkan ia bercita-cita mencapai posisi manajemen puncak. Selain itu, hal yang juga menjadi salah satu mimpi Sarjana Ilmu Administrasi Bisnis dari Universitas Katolik Parahyangan ini adalah membuka lahan pekerjaan baru. “Ilmu yang saya dapatkan di tempat kerja begitu berharga dan sayang kalau hanya disimpan. It would be better if I start use in my own business,” kata wanita yang menyukai nail art ini.

Rangga Wiraspati