Management Strategy

Kebutuhan Pangan Bakal Melesat, Creating Shared Value Bisa Jadi Solusi!

Oleh Admin
Kebutuhan Pangan Bakal Melesat, Creating Shared Value Bisa Jadi Solusi!

Populasi penduduk Indonesia juga dunia diperkirakan akan terus melesat. Alhasil, kebutuhan pangan juga bakal meningkat pesat. Lantas, apakah produksi pertanian nantinya bisa memenuhi kebutuhan masyarakat? Bisa ya, bisa tidak, tergantung bagaimana pertanian dikelola.

Dalam sesi konferensi pers acara Nestlé Indonesia Creating Shared Value (CSV) Forum 2014, yang diadakan di Jakarta, Selasa (18/2/2014), Rusman Heriawan, Wakil Menteri Pertanian, menuturkan, “Masalah kita itu dalam respons kebutuhan pangan ada dua.” nestle creating share value Pertama, adalah jumlah penduduk Indonesia yang besar, di mana sekarang ini saja ada 254 juta orang. Jumlah penduduk Indonesia ditaksir akan menjadi 300 juta orang pada tahun 2030. Sementara jumlah penduduk dunia pada tahun 2050 bisa mencapai 9 miliar orang.

Di tengah kenaikan populasi, jumlah masyarakat yang tergolong kelas menengah di Tanah Air juga turut meningkat. Inilah yang menjadi persoalan kedua. Kelas menengah ini mempunyai daya beli yang tinggi. Dampaknya, kebutuhan pangan bukan hanya sebatas kuantitas, tetapi juga kualitas. “Mereka mencoba merubah gaya hidup. Kalau dulu dia asal (bisa) makan beras, sekarang berasnya harus premium,” tambahnya.

“Karena itu respons dari sisi suplai adalah bagaimana kita bisa meningkatkan produksi pangan kita,” tutur Rusman. Ia mengatakan, konsumsi beras masyarakat Indonesia sekarang ini setiap bulannya bisa mencapai 2,7-3 juta ton. Setahun, konsumsi beras berarti antara 32,4-36 juta ton. Sementara, terang dia, produksi beras saat ini sekitar 34 juta ton. “Supaya ada surplus yang aman, kita harus sampai pada 40 juta ton beras.”

Yang perlu diperhatikan dalam mencapai produksi beras ataupun pangan lainnya seperti yang dibutuhkan adalah praktik bertani. Rusman menuturkan, “Sementara praktik-praktik dalam rice farming tidak atau belum bisa dijamin sustainable.” Misalnya, penggunaan air dalam bertani masih belum diatur dengan baik, atau dihemat sesuai penggunaannya.

Menciptakan Manfaat Bersama (Creating Shared Value) dipandang bisa menjadi salah satu solusi untuk masalah ketahanan pangan. Apa maksudnya CSV? “Selama ini yang kita kenal itu CSR (Corporate Social Responsibility). Itu sebenarnya tidak terkait dengan kesinambungan. Tetapi, lebih semacam kewajiban dari perusahaan baik swasta dan perusahaan negara untuk membantu masyarakat. Kalau CSV ini lebih menjanjikan karena berbasis pada keberlanjutan.”

CSV ini tidak bisa dikerjakan hanya seorang diri oleh sektor swasta. Tetapi swasta harus bersinergi dengan pihak terkait, termasuk pemerintah, dalam membangun ketahanan pangan. “Intinya ini mengangkat nilai-nilai lingkungan secara bersama-sama,” ucapnya. Misalnya, melalui CSV, bisa dibangun dan dikembangkan kesadaran masyarakat untuk menghemat air.

Bagi Nestlé, CSV bukanlah hal baru. Bahkan perusahaan ini disebut sebagai laboratorium konsep CSV ditemukan dan diformulasikan. “Di Nestlé, kami percaya bahwa agar perusahaan dapat sukses dan menciptakan manfaat untuk para pemegang saham, perusahaan juga perlu menciptakan manfaat bagi masyarakat. Inilah yang kami maksudkan dengan menciptakan manfaat bersama atau ‘Creating Shared Value’. Ini telah menjadi salah satu hal mendasar bagi Nestlé dalam melakukan kegiatan bisnisnya selama 147 tahun terakhir,” kata Arshad Chaudhry, Presiden Direktur Nestlé Indonesia. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved