CSAP Targetkan Penjualan Capai Rp 7,9 Triliun Tahun 2014
Setelah 48 tahun berdiri, kini PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP) berhasil menunjukkan diri sebagai salah satu pemain besar dalam bisins jasa distribusi dan modern ritel bahan bangunan dan rumah tangga. Untuk distribusi bahan bangunan, CSAP telah memiliki 48 cabang di 39 kota di Indonesia.
Menurut Antonius Tan, Wakil Presiden Direktur CSAP, market share terbesar berada di Jawa dan Bali yakni sebesar 83 %, sisanya di Sumatera 8 %, Kalimantan 4% dan Sulawesi 4%. “Meski begitu, permintaan dari luar Jawa cukup besar dan potensinya masih sangat terbuka” jelasnya.
Sedangkan untuk modern retail CSAP yang dikenal dengan nama Mitra10, kini telah tersebar sebanyak 20 toko diseluruh Jawa dan beberapa kota di Sumatera. Tak hanya itu, sejak 2009 lalu CSAP juga telah berhasil membangun modern ritel khusus untuk furnitur rumah, yang diberi nama Atria. Showroom Atria kini aada 10 cabang tetapi masih terbatas di Jabodetabek “Untuk yang diluar Jabodetabek kami baru membuka satu saja di Bali, ini untuk melihat respon pasar di daerah,” jelas Anton.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Keuangan CSAP, Tjia Tjin Hwa, menjelaskan kinerja dan pencapaian CSAP selama 2013 lalu. Menurut Tjia, perusahaan berhasil membukukan laba bersih sejumlah Rp 19,3 miliar atau naik dari Rp 11,4 miliar pada tahun 2012, dengan demikian diketahui pertumbuhan laba bersih CSAP mencapai 69%. Tak hanya itu pada kuartal I 2014 penjualan perusahaan berhasil tumbuh 12 % menjadi Rp. 1,64 triliun dari sebelumnya Rp 1,46 triliun “Segmen ritel modern Mitra10 yang menjadi penopang pertumbuhan penjualan tersebut” jelas Tjia.
Berkat pertumbuhan signifikan segmen ritel modern Mitra10, kontribusi penjualan segmen ini di kuartal I 2014 menjadi 29% naik 3% dibandingkan tahun 2013. Kinerja ini juga turut meningkatkan imbal hasil atas ekuitas (ROE) menjadi 10,4% dari sebelumnya 6,9%. Sedangkan untuk penjualan, kontribusi terbesar berasal dari penjualan segmen distribusi yakni sebesar 74 % dengan nilai Rp 4,79 triliun pada tahun 2013. Sisanya 26 % disumbangkan oleh segmen ritel modern dengan nilai Rp 1,65 triliun.
Menurut Anton, pihaknya menargetkan Rp 7,9 trilun untuk total penjualan di tahun 2014 ini. Tjia juga menjelaskan, untuk tahun 2014 pihaknya mengalokasikan capex sebesar Rp 120 miliar “Dana itu kami peroleh dari 25 % internal dan sisanya 75 % pembiayaan bank” jelasnya. Rencananya Capex akan digunakan untuk meremajakan toko modern ritel Mita10 dan membangun baru. Selain itu juga akan digunakan untuk membeli kendaraan operasional yang baru (truck) dan membangun gudang baru di Tegal Jawa Tengah yang membutuhkan biaya sebesar Rp 10 miliar. (EVA)