Emil Abeng Ambil Alih Pasarprima
Di peta bisnis ritel, khususnya minimarket, Pasarprima memang tak sekuat Alfamart dan Indomaret. Sebagai gambaran, Pasarprima hanya mampu menggelar 40-an gerai, Alfamart pada 2003 sudah mencapai 600 gerai. Demikian halnya dengan Indomaret yang kini mencapai sekitar 800 gerai.
Awalnya, Pasarprima ingin seperti Indomaret yang hadir di pinggiran kota atau di daerah permukiman. Tampaknya, tekad ini agak tersendat. Akan tetapi, pakar manajemen ritel Syamsul Munir, tak setuju bila Pasarprima dianggap gagal. “Siapa bilang Pasarprima gagal? Mereka masih untung kok,” ujar Direktur School of Retail Management ini, yang sebenarnya juga mengakui bahwa dalam perjalanannya, Pasarprima memang tidak begitu ekspansif. Penyebabnya faktor sang pemilik, Abdul Latief. “Pak Latief hokinya di fashion. Dia jagonya di shopping center, tidak di jenis minimarket, supermarket apalagi hypermarket. Yang beruntung hoki di jenis ini adalah Alfamart, Indomaret dan Hero Supermarket,” ujar profesional yang pernah bergabung dengan Pasaraya ini.
Sementara itu, Emil Abeng, putra Tanri Abeng yang kini menjabat Direktur Tason, menceritakan bahwa sudah setahun lalu rencana takeover itu dibicarakan, dan baru tahun ini dilaksanakan. Tason membeli seluruh aset di 48 gerai Pasarprima, dari inventori hingga sumber daya manusianya.
Soal alasan akuisisi, Emil mengatakan, Tason yang didirikan pada 1997 berkomitmen untuk konsentrasi di lini distribusi dan ritel. Akuisisi, di mata dia, lebih efektif daripada harus membangun dari nol. Dengan akuisisi, Tason tak dipusingkan lagi oleh urusan inventori, pencarian lokasi, SDM, dan yang tak kalah penting pasarnya sudah ada. “Motivasi kami bukan karena nilai. Kami melihat timing dan strategic planning-nya ke depan,” tambah bos rumah produksi Padi Film ini.
Saat ini Pasarprima dimasukkan ke Grup ACI, ritel konvensional yang telah lebih dulu dibangun Emil dan Edwin Abeng 6 tahun silam melalui PT Multi Daya Ritelindo (MDR) yang tak lain anak perusahaan Tason. Sementara itu, manajemen Pasarprima berada di bawah Tason.
Syamsul memperkirakan, setelah dimiliki oleh Tason, Pasarprima akan tampil sebagai pemain ketiga terbesar dalam kategori minimarket setelah Indomaret dan Alfa. Artinya, ACI yang sebelumnya hanya memiliki 16 gerai akan ditambah Pasarprima yang tahun ini jumlahnya bisa mencapai 50-an gerai. Jadi, total ACI diperkirakan mencapai 70 gerai. “Tentu saja masih jauh dibanding Alfamart dan Indomaret. Tapi kalau bisa bangun sekitar 100 gerai setiap tahunnya, posisi ketiga ini bisa dipertahankan dan melampaui Circle K yang saat ini hanya sekitar 50 gerai,” papar Syamsul.
Optimisme itu didasarkan pada pengalaman Tason yang selama 23 tahun sukses membangun bisnis distribusi melalui PT Multimandiri yang mendistribusikan produk konsumsi seperti Aqua, Nestle, Bir Bintang dan Greensand yang kini memiliki jaringan sekitar 30 ribu gerai. “Saya kira anak-anak Pak Tanri akan sukses kalau memiliki prinsip-prinsip bisnis seperti ayahnya yang sangat efesien dan inovatif,” tutur Syamsul.
Saat ini, Alfa mampu menggelar 20 gerai sebulan atau 240 gerai setahun, sedangkan ACI baru berhasil mengambil alih Pasarprima 50 gerai dalam tempo 6 bulan ini. “Jadi agaknya jalannya pelan. Sementara Alfa dan Indomaret memiliki mesin tancap yang kencang. Kita lihat saja nanti,” kata Managing Partner Retail Management Center ini.
Kendati perjalanan masih panjang, Emil berharap tiap gerainya menjadi pusat laba. Salah satu upayanya, membenahi inventori, memberikan produk yang baik, serta layanan yang memuaskan bagi pelanggan.