Profile

Nuning S. Barwa, Kosmetik Karya Alam Indonesia Menembus Pasar Global

Nuning S. Barwa, Kosmetik Karya Alam Indonesia Menembus Pasar Global

Puluhan tahun waktu yang didedikasikan Nuning S. Barwa di industri kosmetika. Bahkan, di Grup Martha Tilaar, wanita kelahiran 18 Juni 1952 itu mengabdikan diri bekerja sudah 20 tahun hingga sekarang.

Sebagai Corporate Social Responsibility Director PT Martina Berto, Tbk, wanita paruh baya ini banyak melakukan kegiatan sosial seperti pemberdayaan perempuan, pelestarian lingkungan, dan edukasi.

Ditemui di sela-sela acara workshop Kementerian Kelautan dan Perikan RI bekerja sama dengan SIPPO terkait ekspor rumput laut ke Eropa, Nuning membeberkan tentang sepak terjang CSR Martina Berto yang digelutinya kepada Destiwati Sitanggang dari SWA Online berikut ini:

Nuning S. Barwa

Apa latar belakang pendidikan terakhir?

Apoteker dan MBA dari ITB

Bagaimana perjalanan karierAnda?

Waktu pertama saya bekerja di PT Martina Berto, Tbk sebagai konsultan. Selanjutnya diangkat sebagai R & D Director. Sekarang sebagai Corporate Social Responsibility Director. Saya juga pernah menjadi Ketua Persatuan Perusahaan Kosmetik Indonesia. Untuk ASEAN, saya menjadi Presiden ASEAN Cosmetics Association.

Berapa lama di PT Martina Berto, Tbk?

Hampir 20 tahun.

Kegiatan CSR yang dilakukan apa saja?

CSR kami memiliki 4 pilar, antara lain pemberdayaan perempuan, pelestarian lingkungan dan edukasi.

Apa saja yang dilakukan di PT Martina Berto, Tbk?

Kami membuat Kampoeng Djamoe Organik Martha Tilaar di Cikarang, seluas 10 ha. Di mana kita melestarikan tanaman obat kosmetik dan aromatik. Sekarang, kami punya 600 lebih spesies. Mengembangkan bahan baku di Indonesia, untuk membuat ekstrak-ekstrak yang unik, sehingga kami bisa menggunakan bahan baku lokal untuk kami pergi ke pasar global. Jadi, kita memperdayagunakan petani-petani Indonesia, sekaligus mempromosikan keanekaragaman Indonesia.

Di bidang pemberdayaan perempuan. Kami mendirikan sekolah untuk menjadi SPA terapist di Bali. Ditujukan untuk perempuan-perempuan di pedesaan, yang berasal dari kaum marginal, kita sekolahkan, gratis, bahkan dapat uang saku. Dididik selama 6-12 bulan untuk menjadi terapis. Setelah itu, mereka bisa bekerja di semua SPA Martha Tilaar. Dari mereka akhirnya banyak punya salon sendiri.

Kaitan produk PT Martina Berto, Tbk dengan rumput laut?

Kami mencoba bagaimana petani-petani rumput laut itu bisa mendirikan suatu koperasi, sehingga mereka tidak terlalu banyak dipegang oleh para perantara (pengumpul), yang akhirnya petani ga mendapatkan apa-apa, malah mediator yang mendapatkan lebih banyak.

Penggunaan rumput laut di PT Martina Berto, Tbk untuk apa saja?

Mungkin tidak terlalu banyak, lebih ke pemanfaatan herbalnya. Saat ini, kami memiliki Bioskos yang rumput laut untuk kelas menengah ke atas dan usia 30 tahun ke atas. Produk Sari Ayu juga pakai rumput laut. Produk SPA kita juga pakai rumput laut yang sudah diproses. Rumput laut yang kami pakai semua berasal dari Indonesia. Pemanfaatan rumput lain semakin banyak, baik untuk anti aging, moisturizer, anti oksidan, dan segala macam.

Kendala pemanfaatan rumput laut?

Untuk kosmetik kita memerlukan kemurnian lebih tinggi dibandingkan untuk makanan. Kita perlu mengekstrak secara lebih, apalagi kan dari laut, kadar garamnya akan berpengaruh terhadap kulit.

Martina_nuning

Hal yang dilakukan sebagai Presiden ASEAN Cosmetics Association?

Melakukan upaya bagaimana kita mencoba menggali kekayaan Indonesia, untuk dipakai di kosmetik. Bukan hanya bisa dipakai di Indonesia saja, juga bisa dipakai regional ASEAN, dan mencoba memasarkan bahan-bahan tersebut dan diterima oleh pasar global di Eropa, maupun negara-negara maju lainnya.

Harapan ke depan?

Bagaimana kita bisa mempromosikan, tetapi juga menyatakan kepada masyarakat di luar, bahwa bisnis kosmetik di Indonesia itu jauh lebih maju. Selain itu, kami juga mengharapkan dapat meng-scientific-an jamu. Jadi, dokter mediator-mediator tradisional (dukun), yang memperoleh ilmu dari wangsit, tetapi juga memiliki background sains.

Hal yang sudah dilakukan terkait jamu? Kami sudah berkolaborasi dengan Universitas Indonesia sekitar 4-5 tahun, untuk membuat master degree untuk jamu. Jadi, jamu baik untuk pengobatan maupun kecantikan. Di Cikarang kita juga mencoba membangun klinik herbal. Pemfaatan herbal (jamu) semakin diapresiasi oleh orang Indonesia dan mereka mau pakai. Untu jamu, kita mengadakan tour untuk jamu yang bekerja sama dengan universitas-unversitas lain dari beberapa negara pada tahun 2003-2004. Mulai dari bahan baku sampai pemanfaataannya. Sekaligus membuktikan bahwa jamu milik bangsa Indonesia.

Kegiatan ke depan?

Tahun ini kami ke Kalimantan. Fokus kita ke anggrek dan binatang yang di Kalimantan. Kita bekerja sama dengan WWF. Dana kita berikan untuk pelastarian binatang yang hampir punah. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved