CSR Corner Corporate Action

Kaercher Cleans Monas Dorong Hidup Lebih Bersih

Kaercher Cleans Monas Dorong Hidup Lebih Bersih

Dengan slogan Kaercher Makes a Difference, Kaercher berhasil menyulap Tugu Monas yang sejak 22 tahun tidak ‘dimandikan’, kini tampil lebih kinclong. Bagaimana proses bersih-bersih Monas yang dikemas dalam kegiatan Kaercher Cleans Monas itu?

‘Pasukan kuning’ menyerbu lapangan Monumen Nasional (Monas) dari pagi hingga sore hari pada 15 Mei 2014. Teriknya sorot matahari yang sampai ke ubun-ubun tidak mengurangi semangat sekitar 500 pengunjung yang mayoritas berseragam t-shirt warna kuning bertuliskan Kaercher. Mereka bekerja membersihkan Tugu Monas. Tapi, mereka bukan ‘pasukan kuning’ petugas kebersihan Pemrov DKI Jakarta, melainkan partisipan acara Kaercher Cleans Monas.

Petugas Kaercher membersihkan cawan Monas dengan alat Kaercher

Petugas Kaercher membersihkan dinding cawan Monas dengan alat Kaercher

Ratusan masyarakat yang berasal dari Jabodetabek berpartisipasi dalam kegiatan di monumen bersejarah yang puncaknya dibalut emas 50 kilogram itu. Beberapa komunitas yang terlibat antara lain Clean Up Jakarta Community, Bersih-bersih Nyok, AUSCI – Alumni University of South Carolina Indonesia – Foundation, Komunitas Jelajah Kota Tua, dan lainnya.

Untuk mengikuti acara Kaercher Cleans Monas itu, sebelumnya partisipan dijaring lewati kompetisi di media sosial Facebook dan Twitter pada pertengahan April 2014. Pemenangnya dipilih sebelum jadwal pembersihan dimulai dan diundang untuk bergabung dengan tim ahli dari Jerman pada tanggal 15 Mei 2014. Asyiknya, sang juara dapat membersihkan Monas dan bergantung di puncak Monas dengan tali pengaman yang khusus. Kesempatan tersebut akan menjadi pengalaman yang sangat berharga dan menghasilkan pemandangan yang spektakuler bagi para pengunjung.

Ya, bertepatan dengan hari libur Waisak tanggal 15 Mei 2014, Kaercher Indonesia menggelar acara puncak Monas Fun Cleaning Day with Kaercher. Ini merupakan rangkaian kegiatan Corporate Social Responsibility yang dilakukan oleh PT Karcher, anak perusahaan Kaercher yang berpusat di Jerman, sejak 5 -18 Mei 2014 di Monas, Jakarta.

“Kaercher memang identik dengan warna kuning. Sebab, produk-produk kami juga dikenal dengan warna kuningnya,” ujar Fransisca Natalia W., Senior Manager Marketing and Business Development Kaercher Indonesia, menjelaskan alasan warna kaos kuning yang dipakai seragam acara Monas Fun Cleaning Day with Kaercher.

Wanita yang akrab dipanggil Sisca itu menambahkan, “Melalui kegiatan ini, kami ingin mengajak masyarakat bersama-sama membersihkan bagian luar atau pelataran Monas dan having fun. Pembersihan dimulai dari tugu Monas, teras hingga pelataran seluas 2.500 meterpersegi. Pembersihan ini dengan mengerahkan tim yang beranggotakan 20 orang (tiga orang dari teknisi Jerman) mulai jam 8.00 hingga 17.30 WIB.”

(kiri) Fransisca Natalia W., Senior Manager Marketing and Business Development Kaercher Indonesia, bersama Tim Kaercher

(ke-2 dr kiri) Fransisca Natalia W., Senior Manager Marketing and Business Development Kaercher Indonesia, bersama Tim Kaercher

Mengapa yang dibersihkan Tugu Monas, kok bukan Tugu Pahlawan di Surabaya atau ikon kota-kota besar di Indonesia lainnya?

“Monas adalah ikon terpenting kota Jakarta dan Indonesia umumnya. Kaercher ingin menjalankan CSR yang bekerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta. Apalagi sebentar lagi ulang tahun Jakarta, sehingga nanti penampilan Monas lebih kinclong. Tujuan akhirnya bagimana membuat Jakarta lebih bersih dan nyaman dijadikan tempat tinggal,” kata Sisca.

Menurut Sisca, pembersihan Monas tahun ini tidak dilakukan serta merta. Namun, diawali dengan proses survei yang dilakukan tahun 2011. Waktu itu tim Kaercher Jerman mengadakan tes dan menganalisa jenis kotaran apa yang menempel di Tugu Monas, lalu dibawa ke laboratorium untuk diteliti.

“Hasilnya banyak debu dan polusi udara bekas kotoran buangan bahan bakar solar atau bensin,” jelasnya. Setelah itu, ditentukan bahan pembersih apa yang tepat untuk menmbersihkan kotoran di Tugu Monas. “Dan teknologi yang tepat digunakan adalah menggunakan High Pressure Washer, air bersih bertekanan temperatur tinggi. Jadi, tidak menggunakan bahan kimia sama sekali,” Sisca menegaskan.

Berangkat dari hasil survei tersebut, maka tim teknisi Kaercher Jerman yang dipimpin oleh Thorsten Moewes dan Kepala tim teknisi Kaercher Indonesia, Ardianta Rahardja, memutuskan, pembersihan Monas dilakukan secara bertahap. Dimulai dari bagian bawah menuju bagian Tugu Monas.

Tahap pertama dimulai dari bagian bawah Monas dan lingkungan sekelilingnya pada tanggal 5 Mei 2014. Pada bagian ini pembersihan menggunakan produk pembersih Kaercher yang menghasilkan air panas bertekanan tinggi, yaitu High Pressure Washer seri HDS 6/14 C. Alat ini mudah digunakan, sangat mobile sehingga tepat sekali untuk membersihkan seluruh area hingga ke setiap sudut Monas bagian bawah.

Tahap kedua, setelah selesai dibersihkan, tim pembersih akan mengeringkan sisa-sisa air yang kotor dengan mesin sikat pengering, yaitu Kaercher Scrubber drier BD 530 Ep.

Tahap ketiga, pembersihan Tugu Monas setinggi 132 meter itu dimulai 9 Mei 2014 oleh tiga teknisi spesialis yang berpengalaman asal Jerman, dengan menggunakan teknologi tali pengaman dari tempatpengunjung. Pada tahapan ini, pembersih yang menghasilkan air panas bertekanan tinggi juga akan digunakan, dalam hal ini seri HDS 12/18-4 S, sebuah mesin bertenaga super di kelasnya. Air panas bertekanan tinggi akan keluar dari mesin melalui pipa semprot mutakhir yang mudah diaplikasikan dalam tekanan rendah di bagian marmer tugu sehingga melindungi lapisan terluar Monas yang berharga.

Setidaknya ada 10 macam alat Kaercher yang digunakan untuk membersihkan Monas. Beberapa di antara alat itu adalah High pressure washer HDS12/8-4 S untuk pembersihan bagian Tugu Monas; High pressure washer HDS 6/14 C untuk pembersihan dinding cawan bawah; Wet and dry vacuum cleaner NT 35/I Ap untuk menyedot genangan air yang timbul; HD 7/11-4 membersihkan bagian tangga; Scrubber drier BD 530 Ep untuk membersihkan bagian lantai.

Dua teknisi Kaercher sedang membersihkan Tugu Monas dengan alat High Pressure Washer HDS 12/18-4 S

Dua teknisi Kaercher sedang membersihkan Tugu Monas dengan alat High Pressure Washer HDS 12/18-4 S

“Untuk membersihkan Monas ini kebutuhan air dengan alat Kaercher adalah 900-1200 liter per jam. Kami gunakan dua mesin, dengan supply air sekitar 18 ribu liter. Makanya dalam program ini yang kami butuhkan bantuan dari Pemprov DKI Jakarta adalah supply air bersihnya,” Sisca menjelaskan.

Setelah tanggal 15 Mei 2014, masuk babak akhir kegiatan finalisasi Kaercher Cleans Monas sekaligus pembongkaran instalasi.

Apa saja kendala yang dialami selama membersihkan Monas? Sisca mengungkapkan bahwa dengan ketinggian Tugu Monas 132 meter, pihaknya sempat khawatir soal petir jika hujan. Tapi, untunglah cuaca mendukung cerah terus hingga selesai acara, meski terik sekali. Hal itu dibenarkan oleh Thorsten Moewes, Kepala tim teknisi Kaercher Jerman. “Walaupun cuacanya panas, tapi anginnya cukup bagus.”

Soal kendala cuaca memang tidak dapat diprediksi, tapi urusan teknis Kaercher sudah menguasai. Pasalnya, aksi bersih-bersih Monas ini bukanlah yang pertama. Jauh sebelumnya 22 tahun lalu, tepatnya tahun 1992 Kaercher sudah pernah melakukan pembersihan Monas.

Sejalan dengan tema “Monas Fun Cleaning Day” berbagai atraksi dan aktivitas menarik dihelat seperti Fun Estafet Games menggunakan produk Kaercher, kuis, lomba puisi, 180 photo booth, pameran produk Kaercher, dan tentu tidak ketinggalan aneka jajanan dan makanan. Aneka kuis dan perlombaan dalam kegiatan ini menawarkan banyak hadiah. Pengunjungt tidak hanya terhibur, tapi juga antusias untuk membersihkan kompleks di sekitar Monas.

Perlu diketahui, acara Monas Fun Cleaning Day with Kaercher terselengarra setelah diteken MoU perjanjian Pemrov DKI dan Kaercher, yang ditandatangani oleh GM Kaercher Indonesia, Roland Staehler, dan Ir. Basuki Tjahaja Purnama MM, Wakil Gubernur DKI Jakarta, bertempat di kantor Balai Kota DKI Jakarta pada 2 April 2014.

Lantas, apa harapan Kaercher melalui aksi membersihkan Monas? “Ini adalah program CSR. Kami tidak ingin berhenti sampai di sini saja. Kami ingin bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jakarta untuk menjalankan program Go for Clean Jakarta,” tambah Sisca.

Opini Sisca dikuatkan oleh Arie Budhiman, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta. Dia mengatakan, agar masyarakat tetap konsisten menjaga kebersihan Monas hingga di masa mendatang. “Monas adalah kebanggaan kita semua, saya berharap agar setiap masyarakat berkomitmen untuk menjaga lingkungan Monas agar selalu bersih dan indah. Jangan berhenti di hari ini saja,” jelas Arie.

“Penampilan Monas sekarang lebih berkilau dan bersih. Beda dengan sebelum dibersihkan Kaercher tampak kusam kekuningan dan debunya tebal. Saya dukung upaya Kaercher dan Pemprov DKI Jakarta untuk menjaga kebersihan Monas sekitarnya,” ucap Ridwan Zaini, pengunjung Monas ketika menjelaskan kondisi Monas before dan after dibersihkan Kaercher. Pernyataan ini sekaligus menguatkan slogan Kaercher Makes a Difference.

Agar masyarakat lebih sadar akan kebersihan dan lingkungan sekitarnya, Kaercher juga akan membuat portal online, sehingga informasi tentang kebersihan yang didapatkan lebih cepat, mudah dan jelas. Nantinya, Kaercher juga hendak mengajak perusahaan – perusahaan bidang cleaning atau peduli lingkungan untuk sharing informasi soal bagaimana menjaga lingkungan.

Ke depan, Kaercher juga ada program dengan Pemprov DKI Jakarta untuk membersihkan fasilitas publik, rumah susun, bangunan lain atau menyumbangkan gerobak Kaercher untuk digunakan Pemprov DKI Jakarta. Salah satunya kini ada program trade in untuk produk Kaercher lama ditukar dengan voucher diskon 20% untuk pembelian produk Kaercher yang baru. Nah, produk yang dikumpulkan ke Kaercher tersebut akan disumbangkan ke Pemprov DKI.

Prospek Bisnis Kaercher Indonesia

“Saya sudah lama menggunakan produk Kaercher, terutama vacuum cleaner. Waktu itu saya beli di tokonya Ace Hardware, Grup Kawan Lama,” tutur Alex Wibowo, konsumen Kaercher yang sudah rutin memakai peralatan Kaercher sejak tahun 1999 untuk membersihkan rumahnya.

Meski Kaercher Indonesia secara resmi hadir di Jakarta tahun 2014, tepatnya di kawasan Sudirman Park, Jalan KH. Mas Mansyur, Jakarta Pusat, sejatinya produk Kaercher sudah menjumpai konsumen kita di era 1990-an. “Secara resmi Kaercher didirikan di Indonesi akhir 2013. Dan beroperasi tahun 2014. Toko Kaercher di ruko Sudirman Park buka mulai 19 Mei 2014,” jelas Sisca seraya menyebut kini total karyawan Kaercher Indonesia ada 25 orang.

Sejauh ini rata-rata orang sudah mengenal Kaercher dengan mengatakan, oh produknya yang kuning itu ya? Mengapa berkata demikian? “Karena produk-produk Kaercher sudah 78 tahun di dunia identik dengan warna kuning,” ucap Sisca. Lalu, tahun 2012 warnanya diubah menjadi abu-abu supaya tidak eye catching. Bagi konsumen di kalangan profesional atau industri, biasanya untuk membersihkan hotel atau airport, jika warna peralatannya kuning akan tampak ngejreng atau menyolok, sehingga menjadi pusat perhatian orang yang lewat. Konsumen B to B tidak ingin demikian. “Ini masukan konsumen. Dan pelayanan Kaercher adalah customer oriented,” jelas Sisca perihal diubahnya dari warna dominan kuning ke arah warnah gelap itu.

Saluran distribusi Kaercher ada sejumlah diler resmi di kota-kota besar di Indonesia. Contoh di Jakarta ada PT Watech dan Panatec; di Bandung ada PT Uap Air; juga di Surabaya, Batam , Bali dan Pekanbaru. Total saat ini ada sekitar belasan diler. Untuk service center ada di semua kota besar.“Sebelum ada service center Kaercher, jika ada kerusakan produk ditangani oleh distributor Kaerher itu,” Sisca menguraikan layanan purnajual produk Kaercher.

Nantinya, produk pun akan masuk ke pasar modern, seperti Electronic City, Electronic Solution. Juga akan ada di jaringan hypermarket, seperti Carrefour atau Hypermart.

Luasnya jangkaun distribusi Kaercher ditopang oleh kualitas produk yang handal. Secara garis besar produk Kaercher dibedakan menjadi dua: profesional untuk segmen B to B, contoh produk-produk yang dipakai untuk membersihkan Monas. Kedua, home and garden untuk segmen B to C, misalnya vacuum cleaner, pompa air, plus alat- alat berkebun.

Produk unggulan Kaercher: high pressure washer, karena juga menjadi pelopor di pasar global. Harga produk Kaercher dimulai dari Rp1,2 juta seperti window vacuum cleaner, electric room (sapu modern), vacuum cleaner, dan sebagainya hingga ratusan juta rupiah untuk peralatan besar, seperti high pressure washer. “Untuk pasar Indonesia, produk Kaercher high pressure washer dan vacuum cleaner menjadi favorit,” Sisca menerangkan. Untuk masa garansi produk selama satu tahun.

Jika pasar B to C adalah end user, maka pasar B to B Kaercher membidik kalangan dunia usaha, semisal perhotelan, rumah sakit, pabrik, perusahaan oil & gas, dan sebagainya.

Target penjualan Kaercher setelah resmi buka kantor di Indonesia apa? “Kami belum memiliki target berapa unit penjualan produk Kaercher. Di Indonesia belum ada company yang memiliki produk selengkap varian Kaercher dan tidak ada kompetitor yang head to head,” Sisca mengklaim. Sekadar informasi, di pasar global, Kaercher memroduksi 3 ribu jenis barang, sedangkan di Indonesia, dipasarkan ratusan item produk.

Kaercher tidak gentar menghadapi persaingan bisnis di negara kita. Alasannya, pasar Indonesia terus berkembang, pembangunan terus berjalan sehingga masih terus membutuhkan alat-alat kebersihan. Ini akan menjadi bisnis yang maju terus. Pasarnya tidak akan pernah mati, apalagi Jakarta dan kota-kota besar di Indonesia, potensi pasarnya besar sekali, khususnya banyak didirikan hotel baru, pabrik atau rumah sakit.

Apalagi didukung oleh kelebihan produk-produk Kaercher. Sebut saja mudah dibersihkan, user friendly, hemat energi karena tidak terlalu banyak daya listrik dan bersifat renewable.

Reputasi Kaercher juga tidak diragukan lagi. Kaercher pertama kali didirikan oleh Alfred Kaercher di Winnenden, Jerman tahun 1935, Kaercher telah berkembang menjadi pemimpin pasar dunia dalam segmen peralatan teknologi pembersih, yang menawarkan solusi untuk kebutuhan kebersihan di rumah dan di lingkungan bisnis profesional, area publik, hingga industri. Lebih dari 3000 jenis produk telah terjual di lebih dari 200 negara di dunia dan telah dikenal memperoleh reputasi untuk setiap produk-produknya yang dikenal kuat, efisien, dan fiturnya yang inovatif, berkualitas, dan tahan lama.

“Harapan kami kelak adalah Kaercher bisa terdistribusi di seluruh Indonesia. Ingat cleaning, ingat Kaercher,” jelasnya. Untuk itu, Kaercher bakal agresif menggelar event untuk memperkenalkan produk Kaercher ke masyarakat lebih banyak lagi, baik melalui pameran maupun aktivitas CSR lainnya.

Manfaat CSR untuk Kaercher

Siapa bilang aktivitascorporate social responsibility (CSR) hanya buang-buang duit? Menurut Tofan Mahdi, pemerhati sekaligus praktisi aktivitas CSR, banyak manfaat yang diperoleh perusahaan melalui kegiatan CSR. “Salah satunya adalah meningkatkan citra perusahaan,” ujar pria yang juga menjabat Kepala Humas PT Astra Agro Lestari Tbk itu. Artinya, lewat CSR,konsumen dapat lebih mengenal perusahaan bersangkutan sebagai perusahaan yang selalu melakukan kegiatan positif bagi masyarakat.

Benefit lain kegiatan CSR, memperkuat brand atau merek perusahaan. Nah, jika Kaercher melakukan aksi pembersihan Monas, maka kesadaran masyarakat atas merek (brand awereness) Kaercher makin kuat melekat. Setidaknya hal ini sudah terbukti saat penulis menanyakan kepada pengunjung Monas pasca dibersihkan.“Oh Kaercher itu perusahaan asing yang bersihkan Monas ya?” ucap Winda Hartini, mahasiswi asal Bandung yang kebetulan Kamis petang (15/5) jalan-jalan di pelataran Monas, saat ditanya pendapatnya tentang apa sih Kaercher.

Manfaat lain CSR adalah mampu mengembangkan kerja sama dengan stakeholders atau para pemangku kepentingan. Untuk menjalankan CSR, suatu perusahaan tentunya tidak bisa mengerjakan sendiri, jadi harus dibantu dengan para pemangku kepentingan, seperti pemerintah daerah, masyarakat, komunitas, dan sebagainya.

Begitu halnya kegiatan Kaercher Cleans Monas, melibatkan masyarakat, komunitas dan Pemprov DKI Jakarta, manajemen Monas, plus Dinas Pariwisata dan Budaya DKI Jakarta. Sinergi ini diharapkan tidak terputus sampai di sini.

Memang, pembersihan Tugu Monas memang bukanlah pengalaman pertama Kaercher menggelar aksi bersih-bersih terkait CSR yang dijalankan. Perusahaan peralatan teknologi pembersih global ini sudah berpengalaman membersihkan lebih dari 80 monumen di dunia.

Di kancah internasional, Kaercher pernah membersihkan monumen dan tempat bersejarah, antara lain Basilika St. Petrus, Italia (1998), Gunung Rushmore, Amerika Serikat (2005), dan London Eye, Inggris (2013).

“Kaercher berkomitmen untuk membuat perubahan dalam setiap kegiatan, salah satunya dengan membersihkan dan menjaga kebersihan monumen dunia termasuk Monas Jakarta. Merupakan kebanggaan Kaercher dapat turut berpartisipasi membersihkan monumen yang telah menjadi ikon terkenal di Jakarta, Indonesia, dan di dunia. Selain itu, gerakan membersihkan Monas ini merupakan program CSR kami yang bertujuan untuk menjaga warisan dunia,” ungkap Roland Staehler, GM Kaercher Indonesia.

Menurut Staehler, antusiasme partisipasi masyarakat dalam kegiatan membersihkan kompleks Monas, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk selalu menjaga cagar budaya, rumah, dan lingkungan sekitar tetap bersih dan higienis.

Senada dengan hal tersebut, Ir. Basuki Tjahaja Purnama MM, Wakil Gubernur DKI Jakarta juga menghimbau kepada masyarakat agar lebih meningkatkan kepedulian akan kebersihan bangunan bersejarah di Jakarta. “Monas adalah salah satu lambang perjuangan bangsa Indonesia, sudah sepatutnya kita jaga keindahannya. Monas harus kita anggap seperti rumah sendiri, perlu dibersihkan secara rutin agar selalu nyaman untuk dikunjungi wisatawan baik domestik maupun internasional.”

Ayo, kita bikin Jakarta lebih bersih melalui titik balik momen ‘Kaercher Cleans Monas’. Ingat clean, ingat Kaercher.Betul, melalui program ini, Kaercher Makes a Difference. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved