Pertumbuhan Organik Tinggi, Pendapatan TBIG Naik 24,4%
PT Tower Bersama Infrastructure, Tbk. (TBIG) dalam enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2014, berhasil mencatat pendapatan dan EBITDA masing-masing sebesar Rp1,581 triliun dan Rp1.299. Pendapatan meningkat 24.4% dan EBITDA meningkat 24.8% jika dibandingkan dengan periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013.
Per 30 Juni 2014, total pinjaman (debt) perseroan, jika bagian pinjaman dalam mata uang US$ diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya, adalah sebesar Rp13.672 miliar dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp9,812 triliun. Dengan saldo kas yang mencapai Rp814 miliar, maka total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp12,858 triliun dan total pinjaman senior bersih (net senior debt) perseroan menjadi Rp8.998 triliun.
Rasio pinjaman senior bersih (net senior debt) terhadap EBITDA triwulan kedua yang disetahunkan adalah 3,42x, dan rasio pinjaman bersih (net debt) terhadap EBITDA triwulan kedua yang disetahunkan adalah 4,89x. “Ini berarti TBIG masih mempunyai ruang untuk pendanaan lebih lanjut berdasarkan rasio yang disyaratkan dalam perjanjian pinjaman perseroan serta obligasi beredenominasi US$ dan Rupiah,” kata Hardi Wijaya Liong, CEO TBIG.
TBIG memiliki 18.028 penyewaan dan 11.266 site telekomunikasi per 30 Juni 2014. Site telekomunikasi milik Perseroan terdiri dari 10.159 menara telekomunikasi, 977 shelter-only, dan 130 jaringan DAS. Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 16.921, maka rasio kolokasi (tenancy ratio) perseroan menjadi 1,67.
“Kuartal kedua ini merupakan kuartal dengan pertumbuhan organik yang tinggi, di mana kami menambah sebanyak 930 tenant yang termasuk di antaranya 782 site telekomunikasi build-to-suit. Kami berkomitmen untuk menyediakan layanan konsumen terbaik untuk pelanggan kami”, papar Hardi.
PT Tower Bersama Infrastructure Tbk adalah perusahaan penyedia infrastruktur telekomunikasi bagi penempatan BTS oleh para operator telekomunikasi di Indonesia.Selain itu juga sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan dimiliki oleh Saratoga Capital dan Provident Capital.(EVA)