Youngster Inc. Siapa Dia

Tantia Dian Permata Indah

Tantia Dian Permata Indah

Tantia Dian Permata Indah

~~

Sewaktu kuliah, mind setTantia Dian Permata Indah seperti mahasiswa pada umumnya: selulus kuliah akan bekerja di perusahaan multinasional. Faktanya, cita-cita itu tidak semulus yang diharapkan. “Perusahaan multinasional yang memiliki karyawan berjumlah besar lebih rentan masalah politik yang ada di dalamnya. Jadi, saya rasa inti pekerjaannya justru tidak dapat,” kata wanita kelahiran Jakarta 30 Maret 1990 ini.

Berangkat dari pemikiran itulah, sekarang Tantia tidak lagi bekerja di perusahaan multinasional. Padahal, sebelumnya dia pernah meniti karier di perusahaan global. Lihat saja perjalanan kariernya yang dimulai dari bekerja di Nielsen saat dia berumur 20 tahun sebagai eksekutif SDM. Lalu, pindah ke People Search sebagai recruiter dan di Touchpoint sebagai VP pengembangan bisnis.

Dari semua tempatnya bekerja, Tantia mengklaim, selalu ada trademark yang dibuat. Contoh, saat di Nielsen dia membuat program Nielsen Challenge Competition untuk semua mahasiswa. Program tersebut tidak hanya dipakai di Indonesia, tetapi juga oleh Nielsen di negara lain. Kemudian, di People Search dia mengubah cara kerja hunter mulai dari mengatur target hingga cara wawancara.

Nah, per Mei 2014, lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dengan IPK 3,9 ini bergabung di Traveloka. Sebagai Head of Partnership Traveloka, Tantia bertanggung jawab mengembangkan kemitraan dengan maskapai penerbangan nasional dan multinasional. “Untuk saat ini Traveloka masih bekerja sama dengan 14 maskapai dalam negeri, karena kendala mitra belum siap dengan teknologinya,” ungkap Tantia yang menamatkan pendidikan S-2 Jurusan Manajemen SDM dari PPM Manajemen, Jakarta.

Tantangan yang kini dihadapi? “Banyak hal yang kami jalankan belum efisien. Ketika organisasi semakin besar, hal yang tidak efisien makin terlihat,” pemilik hobi jalan-jalan itu menjelaskan. Dan ini sesuai dengan targetnya dalam berkarier, yaitu menjadikan operasional perusahaan lebih efisien.“Ke depan, saya ingin meraih gelar doktor sebelum umur 27 tahun dan ingin membangun brand training sendiri. Jadi saya tidak harus bergantung pada orang lain, tapi bisa mengelola bisnis sendiri,” dia menegaskan.

Eva M.Rahayu/Indah Pertiwi


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved