Pembuatan Martell Berkaitan dengan Karya Seni
Martell kembali mengadakan art exhibition dengan tema Different Things We Talk About, yang mengacu pada perbedaan gagasan dan topik yang menjadi minat masing-masing seniman, yang mereka hadirkan melalui strategi artistik yang berlainan. Hal ini menunjukkan kekhasan seni rupa kontemporer yang merayakan keragaman dan selalu bergerak memperluas batasan kesenian itu sendiri melalui bermacam persoalan yang dibahas hingga bahasa artistik yang digunakan.
Menurut Edhi Sumandi, Managing Director Pernod Ricard Indonesia, Martell bertujuan untuk mensponsori acara ini, karena terkait dengan pembuatannya, Martell tidak hanya memikirkan tentang cairan di dalam botol saja, tetapi juga berkaitan dengan karya seni. “Ini salah satu image dari Martell, karena pembuatan dari Martell merupakan pembuatan dari seni,” jelasnya.
Ia menuturkan, selama tiga tahun terakhir, Martell telah aktif mempromosikan seniman lokal berbakat dan memamerkan karya-karya seni mereka yang hebat dan indah untuk semua pecinta seni. “Jadi ingatlah, ketika Anda sedang menghargai karya seni yang hebat, Anda harus merayakannya dengan Martell Cognac,” ungkapnya.
Martell lahir pada tahun 1715 dan merupakan rumah cognac besar yang tertua. Sekitar 20 tahun yang lalu, Martell mulai masuk ke Indonesia dan memiliki pertumbuhan yang sangat bagus. Saat ini, Martell telah menjadi market leader di Indonesia dengan pertumbuhan double digit. “Martell menyumbangkan revenue yang paling besar untuk perusahaan, karena sudah 90%,” kata Edhi.
“Yang diharapkan adalah supaya kolaborasi Martell dengan seni itu makin terjalin. Kalau kita membangun suatu merek tidak mungkin 1 sampai 2 tahun, martell sudah 20 tahun di Indonesia,” terangnya.
Minuman ini memiliki target market untuk konsumen golongan tertentu, tergantung dengan lifestyle. Edhi mengatakan, semakin konsumen memiliki exposure, itulah target market Martell, karena minuman beralkohol ini bukan hanya untuk mabuk-mabukan.
“Target kedepan Martell mudah-mudahan konsumen makin banyak yang setia, itu paling penting untuk survive. Mudah-mudahan ada konsumen baru dan menjadi konsumen yang loyal, itu yang paling penting membangun merek,” tutupnya. (EVA)