Grup Sinar Mas Siapkan Rp10 Triliun untuk PLTBM
Grup Sinar Mas mengalokasikan dana sebesar Rp 10 triliun untuk membiayai pembangunan pembangkit listrik tenaga biomassa (PLTBM) berkapasitas 1.000 megawatt (MW) di Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. Dana tersebut akan digelontorkan bertahap dalam 8 tahun, terhitung efektif ketika memulai pengerjaan konstruksi PLTBM.
G. Sulistyanto, Direktur Pelaksana Sinar Mas, mengatakan rencana pembangunan PLTBM akan dikelola oleh anak perusahaan perseroan yaitu PT Asian Pulp & Paper. Sebelum memulai pembangunan pembangkit listrik tersebut, Sinar Mas terlebih dahulu menantikan regulasi dari pemerintah terkait harga patokan pembelian listrik per kilowatt hour (kwh). Menurut Sulistyanto, harga patokan untuk PLTBM 1.000 MW belum diatur tata caranya.Harga baku untuk PLTBM berkapasitas 10 MW senilai Rp 1.150 per (kwh) jika mengacu Peraturan Menteri ESDM Nomor 27 Tahun 2014 tentang pembelian tenaga listrik dari pembangkit listrik tenaga biomassa dan pembangkit listrik tenaga biogas oleh PLN.
Seandainya regulasinya sudah ditetapkan, Sinar Mas akan segera merealisasikan pembangunan konstruksi PLTBM. “Sampai saat ini saya belum bisa menyampaikan target untuk memulai pembangunan power plant biomassa 1.000 MW karena masih menunggu kebijakan dari pemerintah,” kata Sulistyanto di sela-sela acara Executive Gathering di Jakarta, baru-baru ini.
Dia memaparkan pembangunan PLTBM diproyeksikan bertahap, mulai dari tahap pembangunan pertama dengan PLTBM berkapasitas 100-200 MW. “Investasi untuk PLTBM 100 MW sebanyak Rp 1 triliun, jadi kalau 200 MW mencapai Rp 2 triliun,” kata Sulistyanto. Setelah itu, perseroan akan membangun tahapan selanjutnya selama 8 tahun sehingga total kapasitasnya mencapai 1.000 MW. Sulistyanto mengklaim seandainya rencana PLTBM terealisasi maka akan menjadi PLTBM pertama di Indonesia dengan kapasitas sebesar 1.000 MW. Saat ini, PLTBM di Indonesia kapasitasnya masih terbatas, yakni sebesar 10 MW.
Upaya perseroan untuk mewujudkannya sudah ditempuh dengan menjalin komunikasi informal kepada PT PLN (Persero) dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). “Kami sampaikan secara lisan dan informal kepada pemerintah, PLN dan Kementerian ESDM mengapresiasi rencana kami,” tuturnya. Ia menambahkan Sinar Mas berpengalaman mengoperasikan PLTBM 170 MW berbasis CPO yang lokasinya berada di Italia. Sebelumnya, Grup Sinar Mas juga memiliki pembangkit listrik yang dikelola anak perusahaannya, PT Dian Swastika Sentosa, Tbk (DSSA) dengan mengoperasikan 4 pembangkit listrik dan PLTU di Tangerang, Banten dan Serang serta Karawang, Jawa Barat. Pembangkit listrik tersebut memiliki kapasitas 300 MW untuk listrik dan 1.336 ton/jam untuk uap.
Saat ini, DSSA sedang menyelesaikan pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Pembangunannya sudah mencapai 70% dan diharapkan mulai mulai beroperasi pada pertengahan 2015.
Target Pemerintah
Pemerintah berencana merealisasikan pembangunan pembangkit listrik berkapasitas 35 ribu megawatt (MW) selama 2014-2019. Untuk merealisasikan hal tersebut, pemerintah mengharapkan partisipasi aktif dari PLN dan perusahaan listrik swasta (independent power producer/IPP) untuk turut serta membangun pembangkit listrik lainnya guna mencapai target tersebut.
Kementerian ESDM mewajibkan IPP diwajibkan untuk memiliki kemampuan pendanaan yang mumpuni serta kemampuan teknis jika ingin berpartisipasi dalam proyek pembangkit listrik 35 ribu MW. Lantaran demikian, pemerintah akan mengadakan uji tuntas terkait kelayakan finansial dan teknis para perusahaan listrik swasta. Tujuannya, agar pembangunan pembangkit listrik tidak terkatung-katung sehingga uji kelayakan didesain sebagai tahapan penyaringan untuk mencari perusahaan listrik swasta yang layak mengerjakan proyek pembangkit listrik.
Sebelumnya, Fazil E. Alfitri, Presiden Direktur PT Medco Power Indonesia, memproyeksikan 9 proyek pembangunan pembangkit listrik dengan alokasi dana sebanyak US$ 800 juta. Menurut Fazil pengerjaan proyek ini untuk memenuhi kebutuhan listrik yang terus meningkat. Proyek perseroan yang sedang dibangun Medco Power diantaranya pembangkit listrik tenaga panas (PLTP/geothermal) 330 MW di Sarulla, Sumatera Utara.
Proyek ini akan dioperasikan bertahap mulai tahun 2016 dan akan menjadi PLTP terbesar di dunia. “Untuk 2 tahun ke depan, Medco Power Indonesia akan fokus mengerjakan proyek-proyek perseroan,” kata Fazil. Selain membangun PLTP Sarulla, perusahaan yang dimiliki pengusaha Arifin Panigoro ini juga menggarap 5-6 unit pembangkit listrik tenaga mini hydro (PLTMH) 50 MW. (***)