Marketing Strategy

Taman Matahari Menyasar Semua Kalangan

Taman Matahari Menyasar Semua Kalangan

Taman Wisata Matahari awalnya dibangun untuk mereka yang ingin bersantai melepas lelah dengan menikmati keindahan alam Puncak, Bogor. Dari sebelumnya hanya kebun sayuran dan buah, Hari Darmawan, menyulapnya menjadi tempat wisata dan dibuka untuk umum mulai tahun 2007.

Lahan sayuran dan buah tetap dipertahankan sebagai daya tarik untuk pengunjung. Hanya, kawasan itu akhirnya dilengkapi dengan berbagai wahana permainan. Jadi selain menikmati keindahan alam, pengunjung pun bisa mencoba empat permainan secara gratis.

“Mulanya, tempat ini dibuat untuk kalangan bawah. Tapi, kini banyak pula kalangan menengah atas yang menjadikan Taman Matahari sebagai destinasi wisata atau tempat belajar anak,” kata Direktur Taman Wisata Matahari, Audie Sunardi.

Keberadaan Taman Matahari, yang berdiri di atas lahan seluas 42 hektar, makin dikenal wisatawan seluruh Indonesia. Pengunjung setiap harinya rata-rata bisa mencapai 4.000 orang. Wisatawan yang datang membeludak di hari Sabtu dan Minggu, yang bisa mencapai 12.000 orang. Belum lagi pada musim liburan sekolah, jumlah pengunjung bisa meningkat lagi.

Ia menjelaskan, Taman Matahari dikenal sebagai theme park yang berbasis alam. Tak hanya menyuguhkan liburan, wahana ini juga menawarkan konsep rekreasi dan edukasi. Ada unsur pembelajaran dan pengalaman di sana yang dikemas dalam paket wisata seperti Agro Sayur, Agro Sawah, hingga petualangan alam.

“Mayoritas pengunjung yang datang ke sini membawa anak atau keluarga sehingga muncul ide untuk mengakomodir kebutuhan anak-anak. Hadirlah, wahana bermain anak. Seiring berjalannya waktu, kami juga menyediakan wahana rekreasi untuk orang dewasa,” katanya.

Audie Sunardi, Direktur Taman Wisata Matahari Bogor

Audie Sunardi, Direktur Taman Wisata Matahari Bogor

Dengan harga tiket yang sangat murah, yakni Rp15.000 hingga Rp20.000 per orang, setiap pengunjung bisa puas menikmati seluruh wahana yang ada. Tiket untuk menikmati masing-masing wahana juga sangat terjangkau. Inilah yang membuat Audie yakin Taman Matahari tak pernah sepi pengunjung.

“Ini adalah bisnis yang tak pernah mati. Selalu ada pasar dan peminatnya. Naik turunnya bisnis taman wisata, khususnya yang berkonsep outdoor adalah faktor cuaca, serta situasi politik dan ekonomi di dalam negeri. Tahun 2012 dan 2013 adalah tahun berkah bagi kami. Tahun lalu, ada penurunan meski tidak signifikan,” katanya.

Untuk mendorong jumlah pengunjung, lanjut dia, Taman Matahari memberi program gratis masuk selama satu bulan untuk sekolah-sekolah. Ada juga paket-paket untuk menarik wisatawan, misalnya Paket Fun Game, Outbound, Agro Sawah, Liburan Seru, dan lain-lain. Kenaikan jumlah pengunjung akan berdampak positif pada pendapatan perseroan dari tiket masuk utama, tiket wahana, restoran yang dikelola, penginapan yang disediakan, hingga booth dari beberapa mereka.

Tahun lalu, Kementerian Pariwisata menyambangi dan memasukkan Taman Matahari sebagai salah satu destinasi yang akan direkomendasikan keluar negeri. Taman Matahari juga menyabet penghargaan sebagai The Best Recreation of The Year 2012-2013. Ke depan, perseroan akan melakukan pembenahan, seperti merapikan dan mendesain ulang lokasi wahana, meningkatkan layanan, hingga membuka akses baru dengan membangun jalan layang.

“Salah satu tantangan sekaligus masalah adalah kemacetan. Kami sedang menunggu izin dari pemda untuk membangun jalan layang. Selama ini, pemda cukup kooperatif karena kehadiran kami mampu menghidupkan ekonomi serta mendongkrak pendapatan masyarakat setempat. Saat ini, kami mempekerjakan 400 pegawai yang 97%-nya adalah penduduk sekitar,” kata Audie. (Ario Fajar)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved