Indonesia Best CFO

Sigit Prastowo, Strategi Mandiri Capai Pertumbuhan dan Profitabilitas

Sigit Prastowo, Strategi Mandiri Capai Pertumbuhan dan Profitabilitas
Sigit Prastowo, Direktur Keuangan & Strategi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Sigit Prastowo, Direktur Keuangan & Strategi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Periode 2015-2020, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. pernah menghadapi tantangan tertinggal dari kompetitor. Pertumbuhan kredit bank di bawah pertumbuhan kompetitor karena non performing loan (NPL) Bank Mandiri naik di sektor komersial dan small medium enterprise (SME), sehingga bank fokus memperbaiki risk management.

Di saat yang sama, Bank Mandiri juga melakukan efisiensi. Ini terlihat dari pre-provision operating profit (PPOP) yang tumbuh lebih rendah daripada bank lain akibat revenue yang tertekan sehingga menghasilkan return of equity (ROE) yang lebih rendah daripada bank lain. Kenaikan harga sahamnya pada periode 2015-2020 juga masih di bawah kompetitor.

Sigit Prastowo, Direktur Keuangan & Strategi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., menyadari bahwa Bank Mandiri tidak boleh hanya fokus pada pertumbuhan, tapi juga profitabilitas. Maka, pihaknya pun menyiapkan roadmap dengan strategi baru untuk mencapai pertumbuhan dan profitabilitas.

Strategi pertama, Beyond Lending. Bank Mandiri fokus meningkatkan fee-based income serta dana murah. Ini yang ditekankan bank pelat merah ini pada 2021.

Strategi kedua, Build A Strong Retail Franchise Through A Deeper Dive Into Retail Ecosystem. Bank Mandiri membangun kapabilitas di dalam ekosistem ritelnya.

Selain memiliki ekosistem yang kuat pada wholesale, bank ini juga memiliki 30 juta konsumen ritel. Ini ekosistem yang besar sehingga harus diperdalam. Sehingga, pihaknya melakukan inisiatif digital dengan meluncurkan Livin’ sebagai salah satu tool untuk mengoptimalkan ekosistem ritel.

Strategi ketiga, Shifting Gear toward High Yielding Assets. Bank ini mengoptimalkan pinjaman untuk hasil yang lebih baik. Ini difokuskan setelah melakukan perbaikan di sektor SME dan komersial. Bank Mandiri ingin menjadi market leader sekaligus memberikan ROE yang tinggi dan tetap sustain.

Menurut Sigit, sejak akhir 2020, ada tiga fokus yang dilakukan Bank Mandiri. Fokus pertama, People. Pihaknya ingin Bank Mandiri menjadi tempat bagi talent terbaik. Strategic business leader dan talent development menjadi fokusnya yang pertama, karena SDM yang baik sangat penting untuk industri perbankan.

Fokus kedua, Sistem. Sebagai CFO, ia memberikan perhatian pada core banking terkait dengan strategi budget untuk improvement sistem. Ini adalah yang ia prioritaskan sejak masuk ke Bank Mandiri.

Ketiga, Culture. Penting untuk mengubah mindset bisnis menjadi lebih berorientasi ke bisnis dan risiko. Ini terus ditekankan, termasuk dalam key performance indicators (KPI). “Kami meredifinisi dengan tidak hanya fokus pada pertumbuhan, tetapi juga profitabilitas. Kami juga sudah mengenalkan perhitungan ROE dan ROA, contribution margin, hingga keseimbangan bisnis dan risiko sebagai cara hidup Bank Mandiri,” kata Sigit.

KPI lain yang dimilikinya adalah menjadikan market cap sebagai salah satu ukuran kinerja bank ini ke depan. Tujuannya, apa yang dikerjakan linier dengan apa yang diakui analis dan investor.

Dalam 2-3 tahun terakhir, banyak isu terkait digital banking. Banyak bank yang menyiapkan bank kecil sebagai bank digital. “Kami mengambil pilihan berani dan melawan arus, di mana kami mentransformasikan diri menjadi digital bank. Pada Oktober 2021, kami meluncurkan Livin’ untuk ritel dan Kopra untuk sektor wholesale,” ungkapnya.

Perkembangan selama delapan bulan, Livin’ sudah diunduh oleh 14 juta nasabah, dan sampai 5 Oktober 2022 sudah diunduh 17 juta nasabah. Sementara user aktifnya sampai Juni 2022 mencapai 8 juta dan sampai 5 Oktober 2022 sudah mencapai sekitar 11 juta. Di kuartal II telah mencapai 578 transaksi dan besarannya akan mencapai Rp 2.500 triliun dalam satu tahun (sampai akhir 2022).

Kopra sebagai platform yang dibangun untuk memudahkan transaksi bisnis nasabah wholesale hingga 5 Oktober 2022 sudah digunakan oleh 55 ribu user, baik nasabah menengah maupun besar. Adapun transaksi yang dilakukan pada Kopra dalam satu tahun sudah lebih dari Rp 12 ribu triliun.

Hasil dari perbaikan selama dua tahun ini, Bank Mandiri mencapai profit after tax sebesar Rp 28 triliun, lebih tinggi daripada sebelum pandemi di 2019. “Kami merupakan salah satu dari dua bank yang sudah kembali ke pre-Covid. Pada 2022 ini, kami memproyeksikan profit kami mencapai Rp 40,4 triliun,” kata Sigit.

Adapun ROE bank ini di semester I/2022 mencapai 18,4%, cassa ratio secara konsolidasi mencapai 70,8% per Juni 2022, dan cost income ratio per Juli 2022 mencapai 35,5%, yang sangat efisien jika dikomparasikan dengan tahun-tahun sebelumnya yang angkanya sampai 40%. Di 2022, total aset konsolidasi bank ini mencapai Rp 1.785 triliun dan merupakan yang tertinggi di industri perbankan.

Sebagai bank yang punya ekosistem wholesale besar, Bank Mandiri memiliki strong ritme ekosistem untuk masa depan. “Kami akan fokus pada apa yang ada di ekosistem internal. Wholesale kami market leader, customer-based retail kami ada di angka 32 juta,” ungkap Sigit.

Bank Mandiri juga mempunyai 11 anak perusahaan dengan total consumer base lebih dari 60 juta secara grup. “Namun, kami tetap membuka diri dan tidak hanya fokus pada diri sendiri, tetapi juga membuka diri untuk mempersiapkan masa depan, termasuk ESG (environment, social, governance),” katanya.

Dari sisi ESG, Bank Mandiri menyiapkan kapabilitas untuk mengolah air limbah, seperti air toilet, dikonversi agar bisa digunakan kembali. Selain itu, pihaknya juga membangun satu gedung dengan konsep ESG yang diperuntukkan sebagai IT Center. Secara khusus, bank ini menjadikan gedung tersebut ramah lingkungan.

“Sebagai data, kami sudah mengunakan 22% water recyle, kami juga mempersiapkan mobil listrik untuk operasional perusahaan. Kami komitmen terhadap ESG,” Sigit menandaskan.

Dari sisi pembiayaan, Bank Mandiri juga banyak melakukan pembiayaan terkait environment dan sosial. Dari sisi sosial, 52% pegawai Bank Mandiri adalah perempuan, dan 33%-nya menduduki jabatan top level. “Ini menjadi perhatian serius yang kami fokuskan di masa depan,” ucapnya.

Kemudian, digitalisasi yang dilakukan bank ini berdampak pada people, sehingga secara paralel pihaknya melakukan program upskilling dan reskilling. Saat ini, pihaknya juga melakukan inisiatif smart branch dengan mengurangi 50% kebutuhan SDM di kantor cabang. Namun, bank ini tidak melakukan PHK karena sebagai bank pemerintah, pihaknya konsen dengan penyerapan tenaga kerja.

“Kami melakukan assessment, upskilling, dan reskilling agar memiliki kapabilitas yang lebih sesuai dengan perkembangan hari ini. Saat ini, orang-orang di back office lebih banyak memainkan peran sebagai sales,” kata Sigit.

Memang, sejak akhir 2020, marak bermunculan bank digital, tapi pihaknya lebih fokus untuk membangun kapabilitas digitalnya sendiri. Digital bank membuat orang tidak perlu lagi datang ke cabang untuk melakukan transaksi, dan itu telah dilakukan Bank Mandiri melalui Livin’. Seluruh interaksi termasuk investasi sudah dilakukannya.

“Kami percaya, pada akhirnya, digitalisasi harus dilakukan sebagai keniscayaan. Kami menyadari bahwa kami memiliki 32 juta customer base di ritel yang jika tidak di-handle, mereka akan pindah ke bank lain,” katanya.

Hal itu karena transaksi Livin’ merupakan yang terbesar di antara bank-bank digital di Indonesia. Active user Livin’ berjumlah 10 juta lebih dan transaksi setiap tiga bulan yang ditorehkan mencapai lebih dari Rp 500 triliun.

“Makanya, saat ini kami masih melakukan kajian. Kami ingin fokus untuk masuk ke area yang belum kami masuki. Livin’ adalah digital Bank Mandiri,” kata Sigit terkait rencana mempersiapkan bank digital.

Untuk Livin’, Bank Mandiri juga masih mempertimbangkan serius, apakah akan IPO guna meningkatkan value atau tidak. “Possibility ini masih terbuka dan masih menjadi kajian serius. Kalau kami spin off, masih sangat possible dan akan sangat bisa berkompetisi dengan yang lain. Namun, semuanya masih kami kaji,” Sigit mengungkapkan.

Anastasia AS dan Dede Suryadi

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved