Marketing Trends

Jangkau Milenial Bekasi-Jaktim, Jims Honey Buka Gerai di Jatiwaringin

Jangkau Milenial Bekasi-Jaktim, Jims Honey Buka Gerai di Jatiwaringin
Gerai Jims Honey di Jatiwaringin (Doc. Istimewa)

Meleknya masyarakat terhadap industri fesyen dalam beberapa tahun terakhir, membuat geliat industri fesyen lokal bergairah. Salah satunya Jims Honey yang menjual produk tas, dompet dan jam tangan dengan harga yang terjangkau dan sesuai dengan selera masyarakat.

“Dengan harga di bawah Rp200 ribu, pelanggan dapat menggunakan produk yang secara fungsional kualitasnya seperti branded bag,” kata Brand & Business Development Corporate Jims Honey Nata. Dalam pemasarannya, Jims Honey menargetkan pelanggan anak muda dengan rentang usia 18 tahun hingga 24 tahun yang ingin memiliki barang bermerek dengan harga terjangkau.

Meledaknya permintaan konsumen terhadap produk brand asal Indonesia yang telah berdiri sejak tahun 2014 tersebut membuat Jims Honey membuka gerai barunya di Jatiwaringin, Bekasi. Selain itu, Jims Honey memang ingin lebih mendekatkan dirinya kepada konsumen dan memudahkan mereka untuk mendapatkan produk-produk Jims Honey.

Jatiwaringin dipilih lantaran menjadi wilayah strategis di perbatasan Kota Bekasi dan Jakarta Timur. Lokasi ini cukup representatif untuk menjangkau kalangan muda. “Lokasi Jims Honey di Jatiwaringin sangat pas berada di perbatasan, kita langsung tertarik,” kata owner Jims Honey Jatiwaringin, Bernadette Indrayani.

Di tahun depan, fashion akan tetap digandrungi anak-anak muda. Sebab, fashion kini bukan lagi sekedar menjadi kebutuhan tersier. Hanny Zeng, Corporate Owner Korporasi Jims Honey Pusat mengatakan setengah tahun pertama tahun 2023, kemungkinan tas-tas berukuran besar dan fungsional akan menjadi tren. Berbeda dengan tahun sebelumnya yang berpusat pada tas-tas kecil bahkan micro bag.

Sementara untuk warna, di setengah tahun pertama tidak akan jauh berbeda dengan warna-warna yang tren di tahun 2022. Warna dominan dari tahun 2022, dibuat versi lebih soft di tahun 2023. Tren ini, menurutnya, merupakan keberlanjutan dari tahun 2022 saat dunia sedang dalam masa pemulihan pasca-Covid-19.

“Strong color untuk membangun semangat menyala untuk bangkit, dan tahun 2023 dibuat versi lebih soft color agar membuat masyarakat yang sudah semangat menyala tersebut dapat merasakan rasa tenang dan menyesuaikan diri ke situasi dan kondisi, memunculkan rasa aman dan nyaman,” ungkapnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved