Trends

Kolaborasi Keppel Land dan InHype Group Hadirkan Chillax

Kolaborasi Keppel Land dan InHype Group Hadirkan Chillax
Chillax dengan konsep ala Eropa atau Western, akan menjadi tempat hangout baru dikawasan Sudirman, Jakarta.

Setelah sukses meluncurkan HYPE.ID, Weekend Market di Pantai Indah Kapuk, InHype Group terus menambahkan proyek inovatif baru ke dalam portofolionya, seperti co-working space di Baymalk Mall Pluit dan Jakarta Coffee Week, festival kopi terbesar di Indonesia. Proyek teranyar dan sedang viral dikalangan milenial dari InHype Group adalah Chillax (Chill and Relax) di kawasan Sudirman, Jakarta.

Di atas lahan seluas 6.000 meter persegi, Keppel Land dan InHype Group menghadirkan pusat komersial dan ritel yang dirancang dengan desain outdoor alfresco. Chillax memiliki sekitar 28 tenant F&B, termasuk diantaranya Gion Sushi, Butler’s Steak, TOMA Brasserie dan Skinny Dip, serta tenant yang berskala lebih kecil seperti Hungryonuts, Smoked BBQ Lagi, Kwetiau Aho , dan banyak lainnya.

(Kiri-Kanan) : Raymond Koh, Director Business Operation Keppel Land, Jane Kenny, Director Inhype Group & General Manager Chillax dan Vincent, Head of Marketing & Event Chillax disela-sela grand launching Chillax Sudirman.

Chillax bakal menjadi tempat pertama di area Sudirman yang memperkenalkan konsep food & beverages (F&B) dengan ruang terbuka. Selain F&B Chillax, juga menyuguhkan equipment dan kegiatan olahraga, seperti pinarello bicycle, giant bicycle dan dance station. Dengan aula serbaguna seluas 550 meter persegi, Chillax juga menawarkan ruang fungsional berupa aula serbaguna (hall) yang dapat digunakan untuk berbagai aktifitas.

Diakui Raymond Koh, Director Business Operation Keppel Land, tanah milik Keppel Land ini dulunya berupa perkantoran milik Keppel Land, namun akibat pandemi COVID-19, membuat perkantoran tersebut sepi. Ini yang membuat Keppel Land tertarik bekerja sama dengan InHype Group dan akhirnya disulap menjadi Chillax. “Sebenarnya, kami ingin membuat kantor baru, tapi marketnya lesu, sehingga kami bertemu InHype Group untuk melahirkan Chillax. Ini brand lokal yang kami lahirkan melalui konsep joint operation selama 5 tahun. Tidak menutup kemungkinan, bila setelah lima tahun pertama ini bagus akan diperpanjang,” katanya.

Vincent, Head of Marketing & Event Chillax, menambahkan untuk membangun Chillax dibutuhkan dana sekitar Rp 20 miliar (tidak termasuk tanah). Proyek ini masih masih dalam tahap uji coba, sehingga belum terpikir untuk melakukan ekspansi di tahun 2023. “Bila secara bisnis menguntungkan, tidak menutup kemungkinan Chillax akan segera ekspansi,” katanya.

Diakui Vincent, untuk dapat membuka gerai di Chillax, pihaknya mengembangkan konsep sewa yaitu untuk ruang sewa di bagian depan, Chillax mematok tarif sewa Rp 35 juta plus 15 persen profit sharing per bulan. Sedangkan untuk ruang di bagian belakang, para tenant hanya dikenakan biaya sewa senilai Rp 4 juta plus 15 persen keuntungan yang dibagikan (profit sharing) per bulan.

Jane Kenny, Direktur InHype Group & General Manager Chillax, menambahkan Chillax terinspirasi dengan konsep ala Eropa atau Western. Karena biasanya terdapat tempat hangout diantara gedung-gedung tinggi yang ada di negara-negara barat. “Konsep itu cocok dibawa ke Indonesia. Terutama di kawasan Jakarta yang memang penuh dengan gedung-gedung tinggi dan perkantoran,” katanya.

Diakui Jane, dengan membidik segmen milenial yang bekerja di area jalan Sudirman jumlah pegunjung saat hari kerja rata-rata per hari sekitar 3000-4000 orang, sedangkan saat week end dengan segmen market family jumlah penunjungnya bisa meningkat 2-3 kali lipat. “Kami bikin begini, di tengah kota, biar menjadi tempat destinasi hangout baru. Karyawan kantor kalau mau makan siang, makan malam bisa makan ke sini. Mereka tidak usah jauh-jauh lagi kemana-mana. Tinggal jalan kaki sampai di tempat kita,” ujarnya.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved