Management Trends

Upaya Pelaku Ekonomi Sirkular dan Pemda Mengolah Limbah Serabut Kelapa

Upaya Pelaku Ekonomi Sirkular dan Pemda Mengolah Limbah Serabut Kelapa
Pemkab Banyumas tatkala menyambangi pabrik Sribana Agro Persada dan menjajaki kolaborasi pengolahan limbah serabut kelapa Foto : Sribana Agro Persada

PT Sribana Agro Persada, perusahaan pengolahan serabut kelapa, mengkreasikan ekonomi sirkular lantaran bermita dengan para petani untuk mengolah limbah sabut kelapa. Hal ini disampaikan Titik Pudjiastuti, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas, tatkala menyambangi pabrik pengolahan sabut kelapa Sribana Agro Persada di Jember, Jawa Timur.

Ruddy Dimyati, Pendiri Sribana Agro Persada mengapresiasi Disperindag Pemkab Banyumas yang menyambangi pabrik pengolahan serabut kelapa ini dan membuka ruang seluas-luasnya untuk menjalin kolaborasi bisnis dengan para mitra. “Kolaborasi antara dunia usaha dan pemerintah, untuk bertindak konkret, dalam menciptakan produk yang berkualitas dan sesuai dengan demand pasar internasional dengan system yang efisien dan efektif mungkin, sehingga harga jualnya kompetitif di pasar global,” tutur Ruddy dalam siaran pers di Jember, Kamis (15/12/2022).

Pada kesempatan ini, Cristhoper Teophilus Mamahit, Co-founder Sribana Agro Persada menyampaikan potensi pasar produk olahan serabut kelapa ke Korea Selatan.”Potensi pasar yang tidak bisa dipenuhi oleh satu perusahaan saja, oleh karena itu kami menjalankan usaha ini dengan sistem kolaborasi dan kemitraan,” ujar Cristhopher.

Christhoper menyebutkan perusahaanya telah berkolaborasi dengan PT Sumber Makmur Bakti Mulya di Banyuwangi, salah satu perusahaan serat serabut kelapa terbesar di Indonesia milik Ami Santoso, untuk bersama-sama membuat produk coir rope 16 milimeter dan memasok ke Korea Selatan.

Perihal peluang kolaborasi, Titik menjelaskan Pemkab Banyumas akan menindaklanjuti perjanjian kerjasama antara Pemkab. Banyumas dengan ribana Agro Persada, untuk mengelola potensi serabut kelapa dan memberdayakan usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM) di Kabupaten Banyumas.

Pada kesempatan ini Disperindag Pemkab Banyumas didampingi Disperindag Pemkab Jember untuk mempelajari praktik terbaik Sribana Agro Persada yang menciptakan ekosistem ekonomi sirkular dengan bermitra dengan petani di Jember. Disperindag Pemkab Banyumas mengamati proses pengolahan serabut kelapa yang ada di Kabupaten Jember yang telah mengunakan mesin dengan skala industrial. Hal ini, kontras dengan kondisi Banyumas yang saat ini hanya menggunakan mesin sederhana dengan output produksi masih rendah. “Pengolahan serabut kelapa yang ada disini menurut kami sudah sangat bagus dan nanti akan kita contoh pengunaan mesinnya dan terus kita praktekan di Kabupaten Banyumas,” ujar Titik.

Lebih lanjut, Titik mengemukakan bahwa Banyumas, mempunyai potensi serabut kelapa yang cukup tinggi, namun sangat disayangkan masih belum optimal diolah, tidak seperti Kabupaten Jember yang telah melakukan terobosan mendorong tumbuh kembang industri pengolahan sabut kelapa. “Ke depannya kami akan menyebarluaskan informasi mengenai pengolahan serabut kelapa di Kabupaten Banyumas dan jika diperlukan pelaku UMKM akan kita bawa ke sini untuk belajar cara pengolahan serabut kelapa di Kabupaten Jember , milik Sribana Agro Persada,” tutur Titik.

Dewi, perwakilan Disperindag Pemkab Jember mengapresiasi kegiatan ini dan mendorong ekosistem ekonomi hijau di Jember seperti praktik yang dimplementasikan Sribana Agro Persada, “Kami akan selalu mendukung pelaku investasi di Kabupaten Jember, terutama investasi hijau yang taat hukum,” ungkapnya.

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved