Strategy zkumparan

4 Strategi BRI Hadapi Ketidakpastian Ekonomi

4 Strategi BRI Hadapi Ketidakpastian Ekonomi
Direktur Utama Bank BRI, Sunarso.

Tantangan eksternal merupakan masalah terbesar perekonomian saat ini. Selain dari inflasi dan peningkatan suku bunga, tantangan juga datang dari konflik Ukraina dan Rusia yang mengakibatkan krisis pangan dan energi. Untuk menghadapi tantangan tersebut, PT Bank Rakkyat Indonesia, Tbk (BRI) merumuskan empat matriks untuk mengantisipasi dan memitigasi risiko.

Pertama adalah kondisi pulihnya ekonomi, inflasi yang naik, dan kualitas kredit yang memburuk. Pada kondisi tersebut mitigasi yang dilakukan BRI di antaranya mempercepat proses write-offs agar recovery rate yang lebih tinggi, serta mempertahankan coverage ratio yang besar. BRI menyediakan coverage ratio terhadap Net Performing Loan 266%, angka tersebut lebih dari cukup.

“Maka jika terjadi pemburukan situasi, maka BRI aman, dan nasabah juga aman. Kemudian tumbuh secara selektif, dengan pemantuan kualitas pinjaman yang intensif,” kata Direktur Utama BRI Sunarso.

Kedua, kondisi ekonomi membaik dengan inflasi terkendali dibarengi kualitas kredit membaik. BRI, lanjut Sunarso, akan mempercepat proses write-offs supaya mendapat recovery rate yang lebih tinggi. Namun menurunkan coverage ratio, mengurangi bantalan untuk tumbuh. Kemudian melakukan enhance risk-based pricing model untuk meningkatkan daya saing produk dan kemudian Loan Portofolio Guideline (LPG) yang dikendorkan sehingga kredit dapat dipacu untuk lebih cepat tumbuh.

Ketiga, kondisi ekonomi tetap stagnan, namun inflasi tetap terkendali dengan kualitas kredit membaik. Strategi yang diambil adalah tumbuh secara selektif dengan melonggarkan sedikit Loan Portofolio Guideline (LPG) menjadi moderat. “Hal ini mempertahankan coverage ratio yang tinggi untuk bantalan dan melakukan simulasi stress-test untuk memastikan bisnis BRI aman.”

Keempat, apabila yang paling buruk adalah ekonomi tetap stagnan dengan inflasi yang naik serta kualitas pinjaman memburuk. Maka strategi yang digunakan adalah tumbuh secara terbatas, pengaturan Loan Portofolio Guideline (LPG) yang lebih ketat, mempertahankan coverage ratio yang tinggi.

Di tengah kondisi tersebut, bank plat merah itu tetap optimis bakal bertumbuh dengan fokus pada sektor UMKM. Sunarso berkomitmen untuk mencatatkan kinerja positif. Ada tiga starategi yang akan dilakukan oleh BRI. Pertama, sumber pertumbuhan jelas dan dipersiapkan untuk saat ini dan jangka panjang.

“Sebagai sumber pertumbuhan baru, BRI sendiri sudah masuk ke segmen ultra mikro melalui Holding Ultra Mikro yang resmi terbentuk sejak September 2021 bersama PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) atas inisiasi Kementerian BUMN,” ujarnya.

Kedua, adanya kecukupan modal. Sunarso menyebut Capital Adequacy Ratio (CAR) atau rasio kecukupan modal yang dimiliki BRI mencapai 25%. Angka tersebut cukup untuk pertumbuhan selama 4 tahun ke depan. Ketiga, likuiditas yang melimpah, dimana saat ini rasio LDR nasional masih berada di level 82%.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved