Marketing Strategy

Agar Industri Salon Kecantikan Tidak Kusam, Ini Caranya!

Agar Industri Salon Kecantikan Tidak Kusam, Ini Caranya!

Industri hairdressing kita telah menjadi salah satu pilar ekonomi kreatif. Pada tahun 2015, transaksi bisnis salon mencapai nilai Rp 1,4 triliun dari 115.000 salon di seluruh Indonesia. Melihat hal ini, L’oreal Professionnel kembali menyelenggarakan L’oreal style and colour trophy 2016. Ada 35 finalis dari seluruh indonesia. Mereka terpilih dari 56 semi finalis yang terkumpul sejak 31 Januari 2016.

Nantinya para pemenang akan mendapat uang tunai serta mendapatkan trip edukasi hairdressing di Malaysia, China, dan Inggris. Trip edukasi ini diharapkan mampu meningkatkan perkembangan karir profesional para pemenang. Selain itu, para pemenang akan mewakili Indonesia dalam kompetisi hairdressing tingkat internasional L’oreal Professionel Bussines Forum 2016 di Lisbon, Portugal.

loreal

Kompetisi yang telah berjalan selama 6 tahun ini mengundang juri internasioal seperti, Andrew Mulvenna, Jeremy Blanc, dan Simi Keer selaku L’oreal Professionel Zone Education Director for ASEAN. Untuk mengasah kemampuan peserta, lomba ini dibagi menjadi 3 kategori yaitu, colour trophy award, men’s image award, dan young colorist award. Ada juga 3 kategori penghargaan khusus untuk best colour award, best cut & style award dan hairdresser terfavorit.

“Penyelenggaran kompetisi ini merupakan salah satu upaya kami dalam mendukung perkembangan bisnis penata rambut indonesia. Kami berharap mereka bisa menjadi lebih kreatif dan orisinil dalam menciptakan kreasi baru,” jelas Queentia Tampubolon, Brand General Manager L’oreal Professionel.

Kompetisi ini baru dilangsungkan kembali setelah vakum selama 7 tahun. Bagi Queentia, industri penataan rambut sedang lesu selama tahun-tahun tersebut.tu. Oleh karena itu, produk asal Perancis ini pun mulai berfokus pada pengembangan talenta penata rambut. Mereka banyak melakukan edukasi kepada hairdresser. Para penata rambut menjadi ujung tombak penjualan produk untuk B2B ini. Konsumen yang puas tentunya akan membuat mereka mau kembali lagi ke salon dan menggunakan produk mereka. Namun apabila penata rambut tak lihai dalam menggunakan produk, maka hasilnya tidak akan menjadi maksimal.

Pada tahun 2014, saat industri ini mulai bergairah kembali, mereka pun ingin merangsang pasar dengan mengadakan kembali kompetisi yang sudah vakum tersebut. Melihat pasar dan tren yang berubah, pihaknya melakukan berbagai perubahan. Dari segi peserta misalnya, di tahun-tahun sebelumnya, para peserta hanya perseorangan. Tahun ini, para peserta harus tim dengan maksimal 4 anggota yang terdiri dari penata rambut, colorist, make up artist, dan asisten.

Salon kini menjadi konsultan kecantikan bagi para konsumen. Penataan rambut kini disesuaikan dengan gaya berpakaian, warna kulit, dan personaliti dari konsumen. Hal ini akan menambah value added dari keberadaan sebuah salon. Konsumen yang puas tentunya akan kembali lagi ke salon tersebut dan merekomendasikannya kepada orang lain. Oleh karena itu sebuah salon harus memiliki tenaga ahli tidak hanya di bidang pewarnaan rambut namun kecantikan secara keseluruhan.

Ia juga berharap agar kompetisi ini juga bisa memberikan inspirasi baru bagi para pelaku industri tata rambut. Malam puncak perlombaan ini sendiri akan dilakukan pada 20 Mei 2016 di Raffles Hotel, Jakarta. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved