Strategy zkumparan

Dexa Group Perluas Pasar Ekspor Obat ke Belanda dan Polandia

Dexa Group Perluas Pasar Ekspor Obat ke Belanda dan Polandia

Dexa Group, melalui anak usahanya, PT Ferron Par Pharmaceuticals, menandatangani kerja sama dengan perusahaan Allgen Pharmaceutical & Generic B.V asal Belanda dan Bioton S.A dari Polandia. Kerja sama ini menjadi bukti komitmen Dexa Group memperkuat pasar ekspor obat dari Indonesia.

Bukan hanya Dexa Group yang menekan MoU ekspor, total 100 perusahaan meneken MoU bersamaan dengan berbagai partner ekspor luar negeri di acara ini dengan nilai total ekspor US $ 1.19 miliar.

Penandatanganan kerja sama ini dilakukan langsung oleh Leo de Haan dan Paul van Sprang, keduanya menduduki posisi sebagai Direktur Allgen Pharmaceutical & Generic B.V asal Belanda dengan Direktur Utama PT Ferron Par Pharmaceuticals, Benny Sutisna Suwarno.

Kerja sama aini untuk memasarkan produk Glucient SR. Produk ini merupakan obat anti-diabetes dengan teknologi lepas lambat atau sustained-release. Berbeda dengan produk instant-release yang harus dikonsumsi hingga 3 kali sehari, produk berteknologi sustained-release dapat dikonsumsi cukup satu kali sehari bagi pasien diabetes.

Benny menyampaikan seusai penandatanganan kerja sama tersebut bahwa ekspor produk farmasi ke Belanda membuktikan bahwa PT Ferron Par Pharmaceuticals mampu meningkatkan kepercayaan pasar internasional dengan memproduksi produk dalam negeri yang terjamin keamanan, mutu, dan khasiatnya. “Ekspor ini juga menunjukkan bahwa produk farmasi asal Indonesia mampu bersaing dengan produk sejenis dari berbagai benua, termasuk Eropa sebagai tuan rumah,” imbuhnya.

Untuk diketahui, Dexa Group melakukan penetrasi pasar ke Belanda sejak tahun 2018 melalui produk Glucient SR. Sebelum masuk Belanda, produk tersebut sudah lebih dahulu diterima oleh pasar Inggris dan mendapatkan sambutan positif. Dexa Group kemudian melihat peluang dagang ke negara-negara Eropa lainnya.

“Kami berharap di Belanda, produk-produk Ferron juga bisa berkembang, dimulai tahun depan sehingga bisa merambah ke negara-negara lain. Partner kita dari Allgen juga punya ambisi yang sama, juga ingin penetrasi ke negara-negara Eropa lain untuk produk kita ke Luxembourg, Belgia,” harap Benny.

Paul van Sprang kemudian mengungkapkan alasan perusahaannya memilih Ferron sebagai mitra bahwa Ferron memiliki produk yang belum ada di pasar Belanda. “Mayoritas produk Metformin di Belanda adalah instant-release, jadi kami memilih produk berbeda yang diproduksi oleh Ferron. Ferron adalah perusahaan terbaik yang mengembangkan produk ini, itulah mengapa kami memilih Ferron,” ujarnya.

Pada hari yang sama, PT Ferron Par Pharmaceuticals juga menandatangani kerja sama dengan perusahaan asal Polandia, Bioton S.A dalam acara Indonesia – Central & Eastern European (INACEE) Business Forum 2022. Bioton S.A merupakan perusahaan terkemuka untuk Bioteknologi yang terkait dengan pengobatan Diabetes Melitus tipe II.

Penandatanganan ini menegaskan komitmen Dexa Group untuk menyediakan obat-obatan bermutu ke Polandia yang merupakan bagian dari wilayah Eropa Timur. Kerja sama antara Ferron dengan Bioton sudah diinisiasi sejak 2015 dan dilakukan ekspor perdana produk Avamina SR di tahun 2019. Kerja sama ini untuk mengafirmasi kembali kerja sama post-pandemic. Bioton S.A diwakili oleh President of the Management Board, Jeremy Launders dan Members of Management Board, Adam Polonek, kemudian dari PT Ferron Par Pharmaceuticals diwakili oleh Commercial Director Johannes Suthya.

“Setelah diterima dengan sangat baik oleh pasar Inggris, Ferron melihat peluang di Polandia. Berdasarkan data World Bank, prevalensi diabetes Polandia pada tahun 2011 di angka 9%, jauh di atas Inggris yang berada di angka 5,2%. Peluang ini dimanfaatkan oleh Ferron untuk masuk ke pasar Polandia melalui obat antidiabetes dengan merek dagang Avamina SR. Avamina SR merupakan produk metformin asal Indonesia yang pertama kali masuk ke pasar Polandia,” papar Johannes.

Polandia menerapkan regulasi yang ketat bagi produk farmasi. Ada persyaratan, pengawasan, serta standarisasi tinggi yang harus dipenuhi. Polandia menerapkan sistem registrasi “nationalprocedure”, sehingga membutuhkan waktu yang sangat lama untuk mendaftarkan sebuah produk. Polandia juga terhubung dengan sistem registrasi Uni Eropa untuk saling crosscheck produk yang sedang didaftarkan tersebut.

“Polandia adalah salah satu negara Balkan kedua terbesar setelah Rusia. Sehingga ketika berhasil masuk ke Polandia, maka hal ini akan membuka peluang untuk masuk ke pasar Rusia beserta negara-negara Balkan lainnya. Selain itu, Polandia adalah anggota NATO yang berkedudukan di Eropa Timur. Sementara banyak negara di Eropa Timur tidak menjadi bagian dari NATO. Hal ini menjadi kekuatan yang unik, karena melalui Polandia kami dapat memperluas area pasar ke negara – negara Eropa Timur lainnya,” imbuh Johannes.

PT Ferron Par Pharmaceuticals merupakan bagian dari Dexa Group yang mulai beroperasi sejak tahun 2001 yang dalam kurun waktu 10 tahun berdiri berhasil menjadi salah satu dari 15 perusahaan farmasi terbesar di Indonesia (Gabungan IHPA + IPA 2005, IMS Audit).

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved