Strategy

Eiger Tergoda Bikin E-Commerce

Eiger Tergoda Bikin E-Commerce

PT Eigerindo Multi Produk Industri yang memproduksi peralatan outdoor merk Eiger siap meluncurkan e-commerce resminya pada tahun 2016 mendatang. Persiapan telah dilakukan dengan matang.

Nantinya, manajemen untuk e-commerce akan diambil alih Business Development Manager, Faiz Fashridjal. Eiger juga memiliki tim pengembangan bisnis tersendiri dan bekerja sama dengan konsultan IT.

“Kami sudah punya tim khusus untuk e-commerce. Timnya bukan SBU (Special Business Unit) baru, tapi ada satu departemen sendiri di Sales & Distribution Division,” kata Faiz.

Menurut dia, kebutuhan toko online semakin mendesak. Dengan tinggnya penetrasi smartphone, banyak orang memilih mengunjungi toko online ketimbang datang ke toko offline untuk sekadar melihat model-model fesyen, termasuk tas terbaru.

Ini tentu akan memudahkan konsumen Eiger yang rata-rata sibuk dan jauh dari peradaban, seperti petugas polisi hutan yang tinggal di gunung, petugas pengeboran minyak di tengah laut. “Toko (offline) ibaratnya display dan experience center-nya saja,” ujarnya.

IMG_4009

Selain itu, Eiger juga tengah fokus menyiapkan proyek barunya bertajuk “Tropic”. Ini untuk merayakan 25 tahun keberadaan Eiger di Indonesia yang merupakan negara tropis.

Tujuannya adalah menjadikan Eiger sebagai merek nomor satu untuk peralatan outdoor di daerah tropis. Hampir semua merek peralatan outdoor, fokus ke negara-negara dengan empat musim. Sangat sedikit yang fokus di daerah tropis seperti Indonesia.

“Kami akan mulai dengan Expedition Black Borneo, yakni perjalanan menyusuri hutan hujan tropis di Kalimantan, yang masih wild & dangerous. Ini akan menjadi pengalaman pertama memasuki hutan alam di sana,” kata dia.

Saat ini, penjualan Eiger masih yang terbesar di Tanah Air. Meski begitu, Faiz enggan merinci seberapa besar penguasaan pasar peralatan outdoor yang berdiri sejak tahun 1990 itu.

Industri e-commerce Indonesia berpotensi menjadi pemain utama di pasar Asia Tenggara. Belanja online di Tanah Air mencapai US$ 1,3 miliar, lebih besar dari tetangganya, Malaysia. Namun, masih di bawah Singapura sebesar US$ 1,7 miliar.

Potensi tumbuhnya e-commerce Indonesia juga sesuai dengan potensi belanja retail di Indonesia yang terus tumbuh. Belanja ritel di Indonesia masih di bawah 1% dari total penjualan ritel. Negara sebesar Tiongkok, belanja ritelnya mencapai 7,2%.

Perkembangan e-commerce berdampak positif pada tingkat belanja nasional, terutama di kota-kota kecil. Peran pemerintah dibutuhkan untuk mendorong pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) masuk ke e-commerce. Dengan begitu, bisnis mereka akan melaju pesat. (Reportase: Arie Liliyah)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved