Strategy

Gurihnya Bisnis di Sektor Perikanan Tangkap

Gurihnya Bisnis di Sektor Perikanan Tangkap

Luas perairan Indonesia yang mencapai 5,8 juta km persegi, kaya akan berbagai jenis ikan karena menjadi tempat migrasi jenis ikan-ikan tertentu. Ada lebih dari 8 ribu jenis ikan laut di Tanah Air. Demikian juga dengan produk laut lainnya seperti rumput laut yang jumlahkan lebih dari 500 jenis. Yang lebih mengagumkan, 37% spesies ikan di dunia hidup di perairan Indonesia. Itulah kenapa bisnis perikanan tangkap masih sangat menggiurkan.

Data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), potensi sumber daya ikan di Tanah Air mencapai 6,5 juta ton per tahun. Hasil penelitian terbaru dari Litbang KKP menyebutkan ada jenis-jenis baru yang jumlahnya meningkat sehingga potensi sumber daya ikan saat ini naik menjadi 7,5 juta ton per tahun.

Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan, Gellwynn Jusuf

Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan, Gellwynn Jusuf

“Karena itu, sekarang kami berani menargetkan ada sekitar 6 juta ton sumber daya ikan per tahun. Nilai produksi perikanan tangkap tahun 2013 tercatat Rp 93 triliun dan setiap tahun naik rata-rata 13,5%,” kata Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKP, Gellwynn Jusuf kepada SWA.

Dia menambahkan, nilai ekspor tuna per tahun bisa mencapai US$ 800 miliar. Hal yang sama untuk udang laut mencapai US$ 500 miliar. Namun, itu semua angka yang dilaporkan. Jika semua dilaporkan ekspor udang laut bisa mencapai US$ 1 triliun per tahun. Satu nilai yang luar biasa karena hanya berasal dari dua komoditi. Gurihnya bisnis di perikanan tangkap juga terlihat dari semakin banyaknya jumlah kapal yang beroperasi.

“Selama kurun 2007-2015, jumlah kapal yang beroperasi naik hampir dua kali lipat. Contoh, di Jawa Tengah saja, jumlah kapal cantrang ada 5.100 pada tahun 2007, pada tahun 2015 naik menjadi 10.758 kapal. Jumlah perusahaan perikanan tangkap atau dalam istilah kami RTP (rumah tangga perikanan) meningkat rata-rata 1,98% per tahun,” ujarnya.

Namun, praktik Illegal, Unreported, dan Unregulated (IUU) Fishing memangkas potensi sumber daya ikan. Sekitar 1,6 juta ton sumber daya ikan lenyap karena praktik busuk ini. Itulah kenapa Menteri KKP Susi Pudjiastuti ingin memberangus habis praktik illegal fishing ini. Tawaran harga yang menarik juga menambah subur praktik transhipment, yakni jual-beli hasil tangkapan ke kapal asing di tengah laut. Itu belum termasuk kerugian dari penggunaan alat tangkap yang tidak sesuai peraturan dan ketentuan yang berlaku, seperti cantrang atau pukat tarik.

“Bisnis perikanan tangkap ini agak berbeda dengan bisnis lainnya. Ikan seperti tuna semakin segar harganya semakin mahal, sebaliknya tuna yang dijual dalam bentuk frozen atau tuna kalengan (produk olahan) justru menurunkan nilai jualnya. Inilah mengapa praktek transhipment kerap terjadi,” kata Gellwynn.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved