Management Strategy

Kemendag Sinergikan Jaringan Eksportir Nasional

Kemendag Sinergikan Jaringan Eksportir Nasional

Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) Kementerian Perdagangan RI menggelar gathering para eksportir peserta dan pemenang penghargaan Primaniyarta guna menyinergikan jaringan eksportir nasional. Acara ini juga untuk mengetahui berbagai kendala dan hambatan yang dihadapi eksportir nasional. Demikian ditegaskan Direktorat Jenderal PEN Nus Nuzulia Ishak, di kantor Kementerian Perdagangan di Jakarta, (12/4).

Gathering Primaniyarta

“Pertemuan ini merupakan kesempatan penting untuk menyinergikan semua potensi, jaringan dan menjadi wadah dialog eksportir nasional terkait kendala, hambatan dan permasalahan yang dihadapi para pelaku ekspor, sehingga ada solusi bersama,” ungkap Nus.

Nus mengungkapkan bahwa penerima Primaniyarta diberikan skema pembiayaan ekspor khusus dari Indonesia Eximbank dan Standard Chartered Bank. “Dari Indonesia Eximbank ada fasilitas pembiayaan ekspor dengan skema komersial yang dapat menjadi alternatif pembiayaan. Adapun fasilitas pembiayaan eksport tersebut berupa pembiayaan modal kerja ekspor, pembiayaan investasi, penjaminan, asuransi dan fasilitas trade finance,” kata Nus.

Sesuai mandat UU No. 2 Tahun 2009, Indonesia Eximbank dapat memberikan pembiayaan atas transaksi/proyek yang secara komersial sulit dilaksanakan namun dianggap perlu oleh pemerintah melalui program National Interest Account (NIA). Program ini didedikasikan khusus untuk eksportir dari lima sektor komoditi yaitu tekstil, furnitur, olahan kayu, olahan ikan dan alas kaki. Dana yang dialokasikan untuk program ini adalah sebesar Rp 2 triliun dengan suku bunga 5,75%. Selain itu, Indonesia Eximbank juga memiliki Kredit Usaha Rakyat Berorientasi Ekspor (KURBE) yang ditunjukan untuk pelaku UKM yang berorientasi ekspor maupun penunjang ekspor dengan alokasi dana Rp 1 triliun dan tingkat suku bunga 9%. Fasilitas ini merupakan bentuk dukungan yang diberikan Indonesia Eximbank untuk meningkatkan volume ekspor nasional.

Program KURBE diharapkan dapat mendorong kontribusi ekspor sektor UKM di Indonesia yang hanya 15,8% pada tahun 2015. Sementara 82% kontribusi ekspor masih didominasi korporasi. Padahal dari sisi jumlah pengusaha di Indonesia sebanyak 99,3% adalah pelaku UKM dan hanya 0,7% dari korporasi. “Sektor UKM masih timpang dengan korporasi yang mana dari sisi jumlah UKM sangat banyak, tetapi kontribusi mereka terhadap ekspor masih kecil,” kata Kepala Subdirektorat Mitigasi Risiko Lembaga Keuangan dan Instrumen Mitigasi Risiko, Fajar Hasri Ramadhana.

Lewat kesempatan ini juga disampaikan ragam pembiayaan eskpor oleh Standard Chartered Bank dan Indonesia Eximbank. Skema pembiayaan ekspor khusus tersebut adalah diskonto wesel ekspor yang dapat membantu kelancaran cash flow para eksportir.

Dirjen Nus juga mempertegas agar perusahaan penerima penghargaan Primaniyarta bisa membangun jejering sebaik-baiknya. “Kita perlu membangun komunikasi dan pertukaran ilmu antara para pengekspor dengan jaringan yang lebih luas dengan pengekspor yang kurang luas jaringannya. Sehingga bisa meningkatkan ekpor dan mewujudkan tujuan pemerintah untuk meningkatkan kinerja eskpor nasional,” tambahnya.

Sebagai tambahan acara gathering ini dihadiri penerima Primaniyarta tahun 2011-2015, tim juri dan evaluasi Primaniyarta, serta eksportir Indonesia yang tergabung dalam Customer Service Center binaan Ditjen PEN. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved