Strategy

Luhut Resmikan Pabrik Daur Ulang Botol Coca Cola Senilai Rp 556,2 Miliar

Peresmian pabrik daur ulang botol plastik Coca-Cola. (Foto: Humas Coca Cola)

Coca-Cola Europacific Partners Indonesia atau CCEP Indonesia dan Dynapack Asia meresmikan fasilitas daur ulang botol plastik Polyethylene Terephthalate atau PET yang dikelola oleh PT Amandina Bumi Nusantara, di Bekasi, Jawa Barat, Rabu (08/02/2023). Pabrik daur ulang plastik ini dibangun dengan investasi senilai Rp 556,2 miliar.

“Investasi Rp 556 miliar ini dengan feedback 7 tahun saya pikir not bad. Jadi bisa kita buat seperti ini di tempat-tempat lain. Jadi jangan selalu melihat bisnis billion of dollar, ini pun (perusahaan daur ulang) bisnis. Ini dapat banyak membuat lapangan kerja,” kata Luhut dalam peresmian pabrik tersebut, di Cikarang Utara, Rabu (8/2/2023).

Pemerintah berkomitmen untuk mengurangi sampah laut sebesar 70% pada 2025 dalam upaya mengatasi persoalan polusi plastik. Kerja sama dan partisipasi dari semua pemangku kepentingan sangat penting untuk mencapai tujuan ini. Percepatan pelaksanaan Program Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber dapat dilaksanakan secara bergotong royong oleh semua pihak, yang hal ini merupakan bagian landasan negara kita, yaitu Pancasila. Saya berharap, Amandina dan Yayasan Mahija akan memainkan peran pentingnya dalam mengatasi masalah sampah sekaligus memberikan manfaat bagi lingkungan dan sosial melalui sistem closed-loop sirkular ekonomi.”

Sejalan dengan yang dilakukan oleh pemerintah, Jorge Escudero, President Director untuk Indonesia & Papua New Guinea Coca-Cola Europacific Partners mengatakan, pentingnya pendekatan closed loop. Hal itu dilakukan melalui metode pengelolaan sampah kemasan plastik dari botol menjadi botol kembali. Cara tersebut dapat mengurangi kebutuhan material plastik baru dan menjadikannya sebagai kemasan plastik yang bernilai untuk jangka waktu yang panjang. Dia mengatakan, bahwa langkah tersebut akan menghasilkan botol berkualitas tinggi dan ‘foodgrade’ yang aman untuk digunakan kembali.

Selain itu, langkah tersebut mendorong penggunaan kemasan yang berkelanjutan dengan dampak minimal yang ditimbulkan terhadap lingkungan. “Kami berkomitmen untuk memastikan pasokan PET berkualitas tinggi sesuai dengan kebijakan pemerintah dan standar keamanan pangan internasional, serta meningkatkan penghidupan yang layak dan memberikan kesempatan bagi pekerja pengumpul sampah dan masyarakat,” ujarnya.

Tirtadjaja Hambali, CEO Dynapack Asia menyampaikan hal senada. “Dynapack Asia merasasenang dapat bermitra dengan CCEP Indonesia dalam menghadirkan solusi sirkularitas plastik yang menggaris bawahi komitmen kami terhadap pengemasan yang berkelanjutan. Dengan memastikan pengumpulan yang bertanggung jawab diintegrasikan ke dalam rantai pasokan pengumpulan sampah botol plastik dan memprioritaskan keamanan kondisi kerja dan standar hak asasi manusia, kami membantu mewujudkan visi kami tentang masa depan yang sirkular dan memberikan dampak positif, satu botol setiap kali. Kami berharap ini hanyalah permulaan dari banyak inisiatif berkelanjutan lainnya dalam upaya kami untuk mewujudkan sirkularitas plastik,” ungkapnya.

Perlu diketahui, Amandina mampu memproduksi 25.000 ton recycle PET per tahun, dimana hal ini akan memberikan kontribusi dalam mengatasi persoalan sampah plastik di Indonesia. Pada hari yang sama, CCEP Indonesia dan Dynapack Asia bersama-sama meluncurkan organisasi nirlaba, Yayasan Mahija Parahita Nusantara (Mahija Foundation).

Yayasan ini akan membantu dalam hal pengadaan bahan baku plastik daur ulang lokal bagi Amandina serta memberikan dukungan penting bagi peningkatan kesejahteraan dan taraf hidup komunitas pengumpul sampah informal, berupa pekerjaan yang berkesinambungan, bantuan sosial, praktik pengelolaan sampah yang bertanggung jawab, serta dukungan pendidikan bagi anak-anak para pekerja.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved