Management Strategy

Multi Bintang Indonesia Garap Pasar Minuman Non Alkohol

Multi Bintang Indonesia Garap Pasar Minuman Non Alkohol

Memasuki usia ke-85 tahun sebagai perusahaan bir, PT Multi Bintang Indonesia (MBI) menawarkan diversifikasi produk di segmen minuman non alkohol. Hal ini sebagai strategi untuk meningkatkan penjualan setelah terbitnya Peraturan Menteri Perdagangan No.6/2015 bulan Januari 2015, yang melarang penjualan bir di minimarket dan gerai-gerai eceran lainnya.

Bintang Radler 0.0%, salah satu produk non alkohol yang di produksi di Non-Alcoholic Beverage Plant Sampang Agung, Mojokerto milik Multi Bintang Indonesia.

Bintang Radler 0.0%, salah satu produk non alkohol yang di produksi di Non-Alcoholic Beverage Plant Sampang Agung, Mojokerto milik Multi Bintang Indonesia.

Upaya memperkuat kembali kehadiran brand Bintang di jalur minimarket adalah dengan meluncurkan inovasi minuman bebas alkohol dengan kategori baru yaitu minuman malt berkarbonasi, Bintang Zero 0,0% dan Bintang Radler 0,0%. Kedua varian Bintang 0,0% diproduksi Non-Alcoholic Beverage Plant Sampang Agung, Mojokerto yang terpisah dari fasilitas produksi bir.

Bintang 0,0% juga memiliki proses produksi yang berbeda dengan kategori bir, dimana Bintang 0,0% tidak melibatkan proses fermentasi dalam pembuatannya.

“Kami selalu mencari kesempatan dari perubahan yang terjadi di pasar dan tetap relevan dengan konsumen. Tidak hanya di Indonesia, tren minuman zero alcohol sudah berkembang di negara-negara lain. Saat ini terdapat 20 brand bir non alkohol yang dipasarkan secara global dari grup Heineken,” ujar Jenny Tumewu, Marketing Manager Group Brand Bintang, PT Multi Bintang Indonesia di Mojokerto, (18/5).

Di atas lahan seluas 4.720 m2, pabrik dengan total investasi sebesar Rp 210 miliar secara resmi mulai beroperasi pada Agustus 2014. Kapasitas produksi Non-Alcoholic Beverage Plant ini mencapai 33 ribu kaleng per jam atau 500 ribu hektoliter per tahun. Minuman berkarbonasi bebas alkohol ini berbahan dasar malt yang merupakan kecambah biji gandum yang telah dikeringkan. Konsentrat malt inilah yang menjadi bahan baku utama untuk pembuatan Bintang Zero 0,0% dan Bintang Radler 0,0%.

Selain kedua varian tersebut, Multi Bintang Indonesia membuat perjanjian lisensi merek dagang dengan Premium Beverages International BV asal Belanda atas produksi dan penjualan Fayrouz, minuman ringan (soft drink) non-alkohol asal Mesir. Fayrouz juga diproduksi di Non-Alcoholic Beverage Plant, Sampang Agung, Mojokerto disamping portofolio minuman ringan MBI lainnya yakni Green Sands.

“Meski bir tanpa alkohol tergolong kategori minuman baru, tetapi kini sudah ada pemain di industri beverages lain yang sudah mulai masuk ke pasar ini. Namun dinamika ini baik untuk pasar minuman malt-based non alcohol di Indonesia,” ungkap Bambang Britono, Direktur Hubungan Korporasi, PT Multi Bintang Indonesia.

Produk tanpa alkohol Bintang Zero 0,0% dan Bintang Radler 0,0% tetap mengincar konsumen diatas 21 tahun karena masih membawa brand Bintang yang identik dengan bir. Sedangkan target pasar anak muda mengandalkan produk Green Sands dan Fayrouz. Adapun menurut Jenny, produk non alkohol MBI pada tahun ini belum mengincar pasar ekspor karena masih tahap pengembangan dan pengenalan produk ke konsumen lokal. “Kami melihat kombinasi tipologi konsumen beserta dengan kebutuhan mereka. Berdasarkan hal tersebut, kami berusaha menghadirkan produk yang fit in dengan momen yang tepat bagi konsumen” kata Jenny. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved