Strategy zkumparan

Nadiem Makarim : Saat Ide Inovasimu Ditertawakan Banyak Orang, Itu Pertanda Baik

Di masa awal mempresentasikan ide-idenya mengenai Gojek di hadapan calon investor, Nadiem Makarim mengaku, tidak sedikit yang menertawakan idenya, banyak kemudian menolak menanamkan modalnya. “Semua komentarnya sama, mana mungkin ide saya itu bisa dijalankan sebagai sebuah bisnis, intinya mereka meragukan keamanan berkendara dengan ojek,” ujar Nadiem saat berbagi kisahnya dalam forum ICON 2018 di Jakarta.

Nadiem mengisahkan Gojek yang dilahirkan delapan tahun lalu itu melewati dua fase, yakni empat tahun pertama tumbuh organik serta empat tahun kedua mendapatkan suntikan investor dan membangun aplikasi. “Tiga tahun awal saat belum ada yang mau invetasi, ya jujur kami berdarah-darah, bisa dikatakan sudah hampir bangkrut berkali-kali,” ungkapnya. “Saya kemudian kerja di tempat lainya, hasilnya buat saya mendanai Gojek, jadi rogoh kantong sendiri demi perusahaan tetap hidup,” sambungnya.

Toh, ia tidak putus asa. Bersama tim kecilnya, mereka terus saja keliling dari satu pitching forum ke pitching forum lainnya demi mendapatkan investor. “Semakin banyak orang yang bilang ide ini tidak mungkin terjadi, saya malah semakin percaya berarti sangat mungkin terjadi,” jelasnya. Ia mengungkapkan satu hal yang dimiliki seorang inovator adalah dia harus percaya dan yakin idenya bisa berhasil, baru kemudian bisa menarik orang lain untuk ikut percaya, “Kalau kita sendiri tidak yakin dengan ide sendiri, bagaimana orang lain mau percaya ide itu bisa berhasil?” jelasnya. “Tantangan pertama inovator itu adalah harus tahan berkali-kali mendengar orang bilang ide itu tidak mungkin berhasil,” ia menambahkan.

Memasuki akhir tahun ketiga, Gojek kemudian berhasil mendapatkan suntikan dana investasi, “Yang saya katakan kepada investor pertama waktu itu, perusahaan ini sudah jalan tiga tahun tapi masih bisa tumbuh secara organik, berarti saya sangat yakin ide ini benar-benar dibutuhkan banyak orang di luar sana sebagai solusi transportasi,” jelasnya.

Alhasil, di tahun keempat ketika aplikasinya sudah bisa dipakai masyarakat luas, Gojek tumbuh melesat. Investor satu per satu masuk memperkuat permodalan. Tetapi tantangan tidak berhenti di situ, ketika ia kembali mengajukan tambahan layanan dalam aplikasi seperti Gofood dan Gosend pun ide ini diragukan, “Diragukan keamanan barangnya kalau dikirim lewat ojek. Mereka juga mempertanyakan apa bisa tukang ojek belanja makanan ke resto? Intinya sekali lagi memulai inovasi itu diawali dengan meyakinkan orang-orang sekitar bahwa ide itu bisa dijalankan,” jelasnya.

Kini, Gojek sudah menjadi salah satu unicorn dengan valuasi puluhan triliun rupiah. Pada Agustus 2016, sejumlah investor dilaporkan menyuntikkan dana sebesar US$550 juta atau setara Rp 7,2 triliun ke Gojek. Para investor ini terdiri dari KKR, Warburg Pincus, Farallon Capital, dan Capital Group Markets. Kala itu Direktur KKR Asia, Terence Lee, mengungkap alasan masuknya para investor ini ke Gojek, karena perusahaan rintisan ini dinilai fokus pada solusi online yang inovatif dan terjangkau. Gojek menyediakan layanan yang pas dengan kebutuhan masyarakat Indonesia sehari-hari.

Kemudian, pada 2017 dua perusahaan raksasa asal China, Tencent dan JD.com, dikabarkan menggelontorkan dana triliunan rupiah ke Gojek. Diawali oleh perusahaan raksasa internet China, Tencent, yang disebut-sebut menginvestasikan dana sebesar US$150 juta atau Rp2 triliun. Lalu, perusahaan e-commerce JD.Com, ikut masuk ke Gojek dengan memberikan dana segar US$ 100 juta atau setara Rp 1,3 triliun. Namun jumlah resmi investasi yang ditanakam dua perusahaan asal Negeri Tirai Bambu ini tidak diungkap ke publik.

Terakhir pada Februari 2018 lalu PT Astra International Tbk memberikan suntikan dana sebesar US$ 150 juta atau setara Rp 2 triliun untuk Gojek. Presiden Direktur Astra International, Prijono Sugiarto, mengatakan, ini investasi terbesar Astra di bidang digital. Menyusul AI, Grup Djarum juga masuk melalui anak usahanya PT Global Digital Niaga, namun jumlah resmi nilai investasinya tidak dibuka untuk publik.

Kini Gojek telah menjadi perusahaan teknologi skala global. Unicorn ini telah mengembangkan sayap ke Vietnam dan sebentar lagi akan resmi beroperasi di Singapura.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved