Management Strategy

Pengembang Perlu Belajar dari The Ayoma Apartment

Pengembang Perlu Belajar dari The Ayoma Apartment

The Ayoma Apartment berani mengalokasikan lebih dari 40% lahan untuk Ruang Terbuka Hijau. Mengapa dan bagaimana prospeknya?

Seringkali alam menjadi korban keserakahan manusia. Nah, dengan berpikir out of the box justru menjadi daya tarik konsep The Ayoma Apartment yang dibesut oleh PT PP (Persero) Tbk, perusahaan raksasa konstruksi dan investasi, melalui anak usahanya yang bergerak di sektor properti, yaitu PT PP Properti. Lihat saja ketika rata-rata developer memaksimalkan lahan untuk membangun proyek apartemen misalnya, pasti akan membangun tower sebanyak-banyaknya hingga lahan itu hanya tersisa 10% untuk lingkungan dari total lahan, bahkan habis demi mengeruk keuntungan sebesar-besarnya.

Suasana rindang dan hijau RM Pecel Madiun akan menjadi bagian The Ayoma Apartment

Suasana rindang dan hijau RM Pecel Madiun menjadi bagian The Ayoma Apartment

Minimnya lahan untuk Ruang Terbuka Hijau (RTH) atau lingkungan, sering kali dijumpai penulis saat mengamati proses pembangunan apartemen baru maupun yang sudah lama dihuni. Sebut saja di kawasan Pesanggrahan (Jaksel), Palmerah (Jaksel), Gajah Mada (Jakpus), Kuningan (Jaksel), Depok (Jabar), Serpong (Tangsel) dan daerah-daerah lain di luar Jabodetabek.

Padahal, apartemen-apartemen yang pelit untuk RTH itu menyalahi aturan pemerintah. Berdasarkan amanat UU No.26/2007 tentang Penataan Ruang pasal 29 dan 30, pengembang harus menyediakan RTH lebih dari 30% dari total lahan proyek yang digarap.

Ketentuan UU No.26/2007 itu dijabarkan oleh pakar tata kelola kota, Nirwono Joga. “Pengembang memiliki kewajiban untuk tetap menjaga, melestarikan dan mengembangkan kearifan lokal setempat di mana pun lokasi huniannya akan dibangun. Pengembang dapat menerapkan nilai-nilai kearifan lokal ke dalam pembangunan huniannya, mulai dari mempertahankan keadaan lingkungan hidup setempat, ekosistem dan habitat alami, serta arsitektur bangunan yang hijau,” jelas penggiat Properti Hijau dan arsitek lansekap itu dalam sebuah acara Obrolan Properti bertajuk” Arsitektur dan Kearifan Lokal” di RM Pecel Madiun, Serpong, Tangerang Selatan (24/3) sore.

Joga prihatin dengan ulah rata-rata pengembang yang mengejar keuntungan bisnis belaka. Akibatnya, mayoritas pengembangan pemukiman di Jabodetabek jauh dari nilai-nilai kearifan lokal. “Hutan-hutan lama dibabat diganti perumahan atau taman ala kadarnya. Ekosistem dan habitat alamnya rusak. Desain arsitektur bangunannya tidak menggambarkan arsitektur Nusantara yang tropis,” kritik Joga dengan nada geram.

Dijelaskan Joga, dalam mengembangkan lahan tidak harus identik dengan menggusur penduduk setempat, membabat lahan kebun, atau meratakan lahan yang sudah ada bangunannya atau fungsi sebelumnya. Ya, pemikiran picik itu memang semestinya sudah dihilangkan dan diganti pola pikir yang pro RTH.

“Setiap jengkal lahan sangat berharga untuk dijual. Itulah yang mendorong pengembang membangun semua lahan tanpa menyisakan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang memadai. Akibatnya, semua potensi lingkungan sebagai bentuk kearifan lokal pun dikorbankan,” tukas Joga lagi

Akibatnya konsumen yang dirugikan. Dari segi arsitektur bangunan misalnya, konsumen masyarakat masih disodori desain dan bentuk bangunan modern yang ke-Barat-baratan. Pengembang masih belum percaya diri untuk mengangkat arsitektur Nusantara tropis yang lebih ramah lingkungan, murah dan sehat selaras dengan kearifan lokal.

Jaya Suprana memberikan penghargaan MURI kepada manajemen The Ayoma Apartment

Jaya Suprana memberikan penghargaan MURI kepada manajemen The Ayoma Apartment

Bak oase di gurun pasir, ketika kabanyakan pengembang jor-joran memaksimalkan lahan apartemen untuk bangunan, The Ayoma Apartment (The Ayoma) justru berani mengalokasikan lebih dari 40% lahan untuk RTH. Itu artinya, penghuni akan dimanjakan dengan keasrian lingkungan alam, banyak pohon rindang, udara sejuk, suara burung berkicau, air bersih yang jernih, yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas hidup para penghuninya dan menjaga ekosistem di sekitarnya.

Mengapa Ayoma berani mengobral lebih dari 40% lahan untuk RTH? Giyoko Surachmat, Direktur Pengembangan Bisnis PT PP Properti punya jawabannya. Pertama, peduli kepentingan konservasi ini dipersembahkan tidak hanya untuk penghuni, tapi juga masyarakat. “Bisa saja kami membangun lebih dari dua tower untuk hunian di The Ayoma Apartment jika semata-mata bertujuan business oriented, tapi itu tidak kami lakukan demi masa depan lingkungan,” tegas Giyoko. Untuk itu, The Ayoma Apartment hanya dibangun dua tower.

Alasan kedua, ini sesuai prinsip bisnis PP Properti yang dijuluki sebagai “Pengembang Santun”. Artinya, di mana pun PP Properti mengembangkan dan membangun proyeknya senantiasa menjunjung tinggi soal lahan hijau. Prinsip inilah yang akan diusung di proyek The Ayoma Apartment yang berlokasi di kawasan sekitar RM Pecel Madiun, Serpong itu. Kebijakan senada juga diterapkan untuk berbagai proyek properti di Bogor, Surabaya, Bandung, Pekanbaru dan Semarang.

Pertimbangan ketiga,” Dengan tagline ‘Beyond Space’, PP Properti tidak cuma menciptakan konsep arsitektur dan desain ruang bagi sebuah hunian, tapi lebih dari itu,” ungkap Nurjaman, Project Manager The Ayoma Apartment PT PP Properti. Nilai tambah yang ditawarkan PP Properti melalui The Ayoma Apartment adalah berusaha menjadi tempat yang nyaman, menyelaraskan kehidupan dengan alam sekitarnya dan membuat penghuninya menjadi sehat lahir dan batin.

Dengan area seluas 1 hektar, The Ayoma bakal tetap mempertahankan kearifan lokal berupa keteduhan taman di area Pecel Madiun seluas 4.000 meterpersegi dan mengajak pebisnis kuliner-kuliner asli Indonesia lainnya untuk bergabung menjadi bagian dari The Ayoma nantinya

Komitmen The Ayoma Apartment dengan alokasi lebih dari 40% lahan untuk RTH itu mendapat apresiasi dari Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk kategori “konsep hunian kebun dan kuliner yang pertama di Indonesia”. Penghargaan itu diberikan langsung oleh pendiri MURI Jaya Suprana kepada manajemen The Ayoma Apartment pada 24 Maret 2015. “Selamat untuk The Ayoma Apartment. Semoga pengembang-pengembang lain bisa mengikuti jejak The Ayoma,” ucap Jaya usai menyerahkan piagam penghargaan.

Pujian tidak hanya dari Jaya Suprana, tapi juga arsitek lanskap terkenal. “The Ayoma Apartment dapat menjadi contoh bagi pengembang lain dalam membangun hunian vertikal yang menghargai alam, menjaga keselarasan lingkungan hidup dan mempertahankan kearifan lokal,” Joga menandaskan.

Menurut Joga, pemerintah harusnya mendukung model pembangunan ala The Ayoma dengan memberikan kemudahan perizinan, keringanan Pajak Bumi dan Bangunan, potongan pembayaran listrik dan air bersih, hingga infrastruktur jalan dan jaringan transportasi publik yang terintegrasi bagi penghuni.

Dalam kesempatan itu, selain meraih penghargaan MURI, manajemen The Ayoma Apartment juga menyerahkan donasi uang Rp20 juta bagi Kandang Jurang Doank binaan Dik Doank.”Terima kasih, bantuan ini sangat berguna bagi kami dan semoga berkah juga bagi The Ayoma Apartment. Sebab The Ayoma telah memelihara ciptaan Tuhan di muka bumi. Ini sesuai dengan ajaran agama kita,” ucap Dik Doank di acara itu.

Kandang Jurang Doank mendapat donasi Rp20 juta dari The Ayoma Apartment

Kandang Jurang Doank pimpinan Dik Doank mendapat donasi Rp20 juta dari The Ayoma Apartment

Prospek The Ayoma

“The Ayoma Apartment bisa menjadi benchmark pengembang vertikal di Indonesia. Apalagi saat ini jumlah lahan makin terbatas. Setidaknya langkah Ayoma ini adalah spirit bahwa pengembang dapat membangun kawasan yang ramah lingkungan,” kata Nirwono Joga, penggiat Properti Hijau.

Bagi Joga, strategi The Ayoma yang jarang dilakukan pengembang lain itu memiliki minimal tiga manfaat bagi lingkungan. Pertama, sumbangan ekologi ini akan menyumbang oksigen. Kedua, dengan banyak pohon-pohon besar mampu menyerap air dengn signifikan. Sebaliknya, jika tanpa pohon akan terancam banjir. Ketiga, memelihara habitat ekosistem dengan keanekaragaman hayati, seperti beragam tanaman dan hewan, seperti burung agar tidak punah.

Selain suasana alam, The Ayoma juga dilengkapi banyak fasilitas menarik. Ada minimarket, laundry, jajanan kuliner khas Indonesia, kids day care, thematic garden, infinity pool sepanjang 40 meter, jogging track, bike track, gym, clinic, study/library hall, cinema theater, hotel service, grand lobby plus sky lounge.

Singkatnya, ada 10 keunggulan The Ayoma, sehingga konsumen membeli unit apartemen ini. Apa saja? Pengembang terpercaya (1); dalam waktu dekat saham PP Properti melantai di bursa efek atau IPO (2); dirancang oleh arsitek kelas dunia, yakni MKPL Singapura (3); orawpertumbuhan nilai nvestasi tinggi di Serpong (4); akses dekat dan cepat ke Stasiun Rawa Buntu, tol JORR, tol Jagorawi dan tol Bandara Soeta (5); lokasi strategis (6); banyak kuliner favorit (7); konsep The Avant Garde of Living yang tidak dimiliki oleh developer lain karena The Ayoma menyatu dengan RM Pecel Madiun (8); nomor urut pemeblian unit sudah bisa diambil hanya dengan Rp 5 juta/refundable (9); memiliki prestise dan berkelas bagi penghuninya (10).

Dengan segala keunggulan yang dimiliki The Ayoma, tak heran bila apartemen ini diminati konsumen. “Namun, kami tidak bisa paparkan berapa persisnya jumlah unit The Ayoma Apartment yang sudah laku,” ujar Nurjaman tentang proyek dengan investasi sebesar Rp 500 miliar tersebut.

Asal tahu saja, harga unit apartemen dibanderol sekitar Rp17 juta per meter persegi sebagai harga pembuka atau sekitar Rp 400 juta paling murah. Apartemen The Ayoma terdiri dari dua tower dengan jumlah unit 1.000 – 1.200 unit yang dipasarkan. Segmen pasar yang dibidik dari kalangan menengah atas.

Mengusung konsep ‘Avant Garde’ itulah yang menjadi diferensiasi produk The Ayoma. Itula sebabnya manajemen optimistis target penjualan 600-an unit untuk Tower I ludes terjual dalam waktu 6 bulan dengan target pendapatan kedua tower akan mencapai Rp 1 triliun.

“Nantinya kami juga ingin menjajaki kerja sama dengan Pemerintah Kota Tangerang Selatan, khususnya Serpong, agar salah satu fasilitas di The Ayoma Apartment, yakni sekitar 5-10 kuliner otentik Indonesia dapat dijadikan salah satu agenda tujuan wisata kuliner,” ucap Nurjaman berharap.

Selain The Ayoma Apartment, PP Properti kini juga sibuk mengembangkan dan memasarkan beberapa proyek, di antaranya Paladian Park Jakarta, Grand Kamala Lagoon Bekasi (Central Business District), Grand Sungkono Lagoon (Superblock), Apartemen Pavilion Permata Tower 1 dan 2 Surabaya, Sungkono Business Park Surabaya, Gunung Putri Square Bogor, Payon Amartha Semarang, plus Dharmahusada Surabaya.

Tahun 2015 ini PP Properti menggarap 5 proyek dengan alokasi investasi Rp855 miliar. Adapun kelima proyek tersebut adalah apartemen The Ayoma di Serpong, Gunung Putri Square Apartemen di Gunung Putri (Bogor), dan North East Residence di Surabaya, tower II Grand Sungkono Lagoon (Surabaya) dan Tower II Grand Kamala Lagoon di Bekasi. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved