Management Strategy

Produksi Susu Nasional 2014 Diprediksi 1,5 Juta-1,7 Juta Per Hari

Produksi Susu Nasional 2014 Diprediksi 1,5 Juta-1,7 Juta Per Hari

Sepanjang akhir 2011 hingga akhir 2012 produksi susu nasional mengalami penurunan yang cukup signifikan yakni 10%-30%. Di akhir 2012 akibat harga susu naik tajam, harga sapi perah juga naik tajam sehingga peternak tak lagi memotong sapi perah untuk dijual dagingnya. Kondisi tersebut diperkirakan akan memicu kenaikan produksi susu nasional di 2014.

IMG_3604

foto by: Lila Intana

Harga susu segar saat ini dipatok sebesar Rp 4.900 per liter. Angka ini telah mengalami kenaikan dari bulan April lalu yang masih Rp 4.200 per liter. Sedangkan harga bahan baku impor sebesar Rp 6.000 setara per liter, jadi ada selisih 20%. Industri Pengolahan Susu (IPS) akan sangat diuntungkan dengan susu segar.

Sayangnya, produksi susu nasional hingga Oktober 2013 dari Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) baru mencapai 1,3 juta-1,5 juta liter per hari, atau hanya mencukupi 20% dari kebutuhan susu nasional.

“Produksi tersebut turun dari rata-rata 1,5 juta-1,7 juta liter per hari pada 2011. Penurun ini masih merupakan imbas dari banyaknya sapi perah yang dipotong untuk dijual dagingnya pada akhir 2011-akhir 2012,” kata Dedi Setiadi, Ketua GKSprodukI.

Di 2014, Dedi memperkirakan prduksi susu nasional akan meningkat. Angkanya akan kembali ke 1,5 juta – 1,7 juta liter.

Menurut Dedi, peningkatan jumlah sapi perah bisa dilakukan dengan peningkatan bibit sapi perah, bukan melalui impor. Sebab harga sapi perah impor mencapai Rp 30-40 juta per ekor, sedangkan di Indonesia hanya Rp 10 juta.

Sementara itu, dari total produksi susu nasional, sebanyak 95%-nya terserap ke industri pengolahan susu, hanya 5% yang dijual bebas dalam bentuk susu segar.

Lima besar di industri Pengelolaan Susu (IPS) yakni Nestle, Frisian Flag Indonesia, Indolacto, Sari Husada dan Ultra Jaya. Sedangkan IPS menengah yaitu Danone dan Diamond.

Dedi menjelaskan, selain bibit, peningkatan produksi susu naisonal juga menghadapi permasalahan minimnya lahan untuk lokasi ternak.Saat ini GKSI sudah bekerjasama dengan Perhutani untuk mengatasi persoalan lahan, namun belum ada payung hukum berupa Pergub/Perda/Permin yang menjamin kerjasama ini akan berjalan terus.

Kerjasama tersebut berbentuk sewa lahan yang biayanya lebih murah. Total luas lahan sewa ini jumlahnya masih kecil, yakni 2000-3000 hektar yang tersebar di seluruh Indonesia.

“Jika pemerintah bisa menyediakan lahan abadi untuk peternak, maka swasembada susu nasional bisa trecapai. Penyediaan lahan ini tidak perlu gratis, peternak nanti akan membayar,” tambah Dedi. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved