Strategy zkumparan

SPV Kuasai Pasar Nonwoven di Indonesia

Dengan semakin berkembangnya inovasi yang dilakukan oleh PT South Pasific Viscose dalam produksi serat, hadirnya Learning Center of Excellence (LCE) sebagai pusat inovasi pengembangan benang satu-satunya di Asia ini diharapkan dapat meningkatan kualitas produk yang dihasilkan dan akan berdampak pada pertumbuhan bisnis ke depannya.

Volume produksi di pabrik yang terletak di Purwakarta ini merupakan yang terbesar kedua setelah yang ada di headquarter Lenzing di Austria. Maka dari itu, dengan adanya LCE di pabrik SPV ini dapat berfungsi sebagai pusat pengembangan inovasi dalam produksi benang serta lebih sigap dalam menangkap pasar yang lebih luas lagi.

Proporsi penjualan produk SPV di dalam negeri berkisar 70% untuk tekstil dan 30% untuk nonwoven. Berbicara mengenai pangsa pasar bisnis yang serupa dengan SPV di Indonesia, untuk nonwoven masih dikuasai 100%-nya oleh SPV dan untuk tekstil masih sebesar 40%-nya. Kini, SPV banyak menyasar pada pemain tekstil dengan skala yang lebih kecil.

“Saat ini kami banyak berkolaborasi dengan UKM dan para desainer muda yang belum memiliki merek. Kami akan berkolaborasi dalam melakukan branding di beberapa produk yang dihasilkan oleh Lenzing. Untuk merek lokal, kami sudah bekerja sama dengan Ease, Jockey, Tangan, Zayana, dan lain-lainnya. Kami melihat potensi ke depannya akan cukup besar karena sekarang sudah banyak pemain industri fesyen di Tanah Air. Kami juga akan mengedukasi kepada mereka mengenai Tencel dan produk dari Lenzing yang lainnya,” ujar Winston A. Mulyadi, Commercial Head SEA PT South Pasific Viscose.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved