Strategy

Tiga Pilar Penopang Bisnis Cemerlang Sunpride

CEO PT Sewu Segar Nusantara Cindyanto Kristian (bawah)

Di tengah tantangan pandemi yang menerpa hampir seluruh industri, perusahaan distributor buah PT Sewu Segar Nusantara (Sunpride) melihat adanya disrupsi sekaligus peluang dalam proses bisnisnya. Perusahaan yang sudah berkiprah kurang lebih 25 tahun tak segan mengikuti perkembangan teknologi yang kilat, mulai dari proses pemilihan benih, menanam, mengelola, hingga mendistribusi ke konsumen.

Dalam IG Live ‘SWA Business Leader Talk’ dengan CEO PT Sewu Segar Nusantara Cindyanto Kristian, Sunpride bisa mengarungi masa-masa pandemi dengan baik di tengah berbagai macam tantangan berkat kecepatan dalam menyesuaikan diri. Salah satu yang memicu penyesuaian ini adalah masifnya perubahan market, terutama dalam kebiasaan masyarakat dalam membeli buah.

“Sepanjang 1-2 tahun ini, market berubah, customer kami pun berubah. Dari sisi operasional pun, kami berubah. Terlebih kami di industri buah yang melibatkan banyak pihak, tidak mudah menjalankan bisnis karena ada perubahan jam kerja, pergantian prosedur, dan penyesuaian dengan peraturan pemerintah yang ada. Ini menjadi tantangan kami,” tutur Cindyanto.

Ada tiga pilar yang menopang bisnis Sunpride. Tidak hanya menopang, bahkan berkembang di tengah situasi ini. Ketiga pilar tersebut yaitu konsumen, karyawan, dan petani.

Cindyanto memaparkan, konsumen adalah kunci Sunpride meraih kinerja yang baik. Kedua, karyawan Sunpride yang rajin mencari peluang-peluang baru di tengah keterbatasan. Ketiga, di tengah penerapan protokol kesehatan yang ketat juga cuaca yang tidak baik, Sunpride berhasil mempertahankan produktivitas petani-petani buah di kebun.

Namun, menurut Cindyanto, yang tak kalah penting untuk memastikan buah-buahan Sunpride terdistribusi dengan baik adalah data. “Tim kami mencoba menyesuaikan diri dengan tepat. Bagaimana kami menggunakan data yang mendalam dan menyesuaikan dengan strategi di market. Semua perubahan kami menyesuaikan sesuai dengan konsumen kami, dan kami sedang menuju ke arah sana,” tambahnya.

Ia berpendapat, perusahaan hendaknya paham apa yang berubah dari market serta bagian mana yang berubah. Terlebih di industri buah yang perputaran barangnya amat cepat, data tidak boleh diabaikan. Sama halnya dengan manajemen supply chain yang mumpuni.

Merujuk pada berubahnya cara konsumen membeli barang-barang kebutuhan, Sunpride juga menekankan pada digitalisasi. Cindyanto menyampaikan, hampir di seluruh kota besar Indonesia, behavior masyarakat dalam membeli buah-buahan telah berubah menjadi lewat online. Oleh karena itu, penting bagi Sunpride untuk mendekatkan diri pada konsumen lewat seluruh channel yang dimiliki.

Namun tentu saja, yang paling penting dan tidak tergerus zaman adalah kualitas. Oleh karena itu dalam mengokohkan brand-nya, Sunpride memiliki prinsip khusus. “Prinsip kami sederhana, brand is a promise. Oleh karena itu, promise kami adalah buah yang berkualitas. Di kebun kami, buah-buahannya harus segar, kalau di kebun tidak segar, maka tidak akan kami jual,” papar Cindyanto.

Hal ini diperkuat dengan sertifikat Global Agriculture Certified yang telah diraih Sunpride. Sertifikat ini sebagai penanda bahwa sebagai brand, Sunpride tidak hanya menjual buah yang berkualitas, tetapi juga bertanggungjawab terhadap lingkungan.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved