Business Tips zkumparan

Tips Mengelola Keuangan untuk UMKM Ketika Normal Baru

Di tengah normal baru pandemi Covid-19, mengelola keuangan, baik pribadi maupun bisnis, merupakan salah satu elemen penting untuk diterapkan di tengah situasi sekarang ini. Terutama bagi para pelaku UMKM yang ingin membangun atau baru menjalankan bisnis online.

Ada lima poin utama yang harus diperhatikan para pelaku UMKM dalam mengelola keuangan bisnis mereka. Pertama, melakukan analisis korelasi antara kebutuhan pasar dengan kemampuan pribadi.

Sebelum memulai sebuah bisnis, para calon pelaku UMKM harus melakukan analisis korelasi antara kebutuhan pasar dengan faktor-faktor internal yang mereka miliki. Faktor-faktor internal tersbut dapat meliputi modal, tenaga kerja, ketersediaan waktu, dsb.

“Salah satu kiat untuk mencari korelasi tersebut adalah dengan membuat daftar kebutuhan pasar dan faktor internal yang mereka miliki. Setelah itu, mereka dapat menentukan bisnis yang ingin mereka geluti sesuai dengan peluang pasar yang dapat mereka penuhi, tetapi memakan modal paling sedikit,” ujar Independent Financial Advisor dan Chairman of Value Magazine, Andhika Diskartes dalam Live Akademi Instagram.

Kedua, memisahkan keuangan pribadi dan bisnis. Banyak pelaku UMKM yang sering menggabungkan keuangan pribadi dan bisnis mereka. Namun dalam berbisnis, kata Andhika, ada baiknya jika pelaku UMKM memisahkan keuangan pribadi dan bisnis yang mereka jalankan. Tujuannya adalah memastikan pelaku UMKM tetap memiliki tabungan untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka sehari-hari, meskipun kondisi usaha yang baru mereka jalani belum stabil.

Ketiga, menentukan modal usaha. Modal merupakan darah bagi sebuah bisnis. Jumlah modal yang perlu dipersiapkan sebuah bisnis tergantung dari kemampuan masing-masing calon pelaku UMKM. Untuk itu, sebelum memulai sebuah bisnis, para calon pelaku UMKM perlu melakukan perhitungan akan kesiapan modal yang mereka miliki, dan modal yang disiapkan ini setidaknya harus mampu menghidupi bisnis hingga enam bulan ke depan.

“Untuk menentukan jumlah modal ini, para calon pelaku UMKM dapat membuat perhitungan sederhana untuk menilai modal yang dibutuhkan untuk setiap produk, serta memperkirakan jumlah produk yang kira-kira akan terjual setiap bulannya. Dengan demikian, mereka akan dapat menentukan modal yang diperlukan dalam jangka waktu enam bulan ke depan,” tambahnya.

Keempat, melakukan pinjaman modal. Salah satu cara yang dapat dilakukan bisnis untuk menambah modal usaha adalah dengan melakukan pinjaman modal. Akan tetapi, sebelum melakukan pinjaman modal, para pelaku UMKM perlu memahami cara kerja pinjaman modal yang ditawarkan dan membuat perhitungan terkait kesiapan bisnis dalam melakukan pinjaman modal tersebut.

Salah satu hal penting yang perlu dilakukan pelaku UMKM dalam menentukan kesiapan bisnis mereka adalah dengan memahami perhitungan pengembalian pinjaman sekaligus bunga yang akan dikenakan kepada mereka setiap bulannya.

“Para pelaku UMKM juga dapat menghitung arus kas mereka dalam jangka waktu enam hingga tujuh bulan ke depan untuk menilai apakah bisnis mereka mampu membayar nominal pinjaman beserta bunganya tersebut,” jelas Andhika.

Lebih lanjut ia mengungkapkan, di tengah perkembangan teknologi di era new normal ini, calon pelaku UMKM juga memiliki opsi untuk menjalankan bisnis secara online. Menurut dia, menjalankan bisnis secara online maupun offline memiliki prinsip dasar yang sama.

Namun, dengan berjualan secara online, pelaku UMKM akan dapat mengurangi biaya produksi dan pemasaran mereka. Ditambah lagi dengan kehadiran media sosial seperti Instagram yang telah memiliki pasar yang stabil bisa membantu pelaku UMKM memiliki peluang untuk menjangkau pasar yang lebih luas, bahkan hingga ke mancanegara.

Pieter Lydian, Country Director untuk The Facebook Company di Indonesia, menambahkan, pihaknya ingin membantu para UMKM di Indonesia melalui program Akademi Instagram, dengan terus memberikan informasi yang relevan serta berbagai insight bisnis yang bisa membantu para pelaku UMKM memaksimalkan pengguna Facebook, Instagram dan WhatsApp untuk membuka akses pasar yang lebih luas.

“Kami berharap dengan adanya akses pasar yang luas, para pelaku UMKM Indonesia dapat semakin bertumbuh dan naik kelas,” ujarnya berharap.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved