Business Update

Kontribusi DSC Berdayakan UMKM,Dukung Ekonomi Kerakyatan

Kontribusi DSC Berdayakan UMKM,Dukung Ekonomi Kerakyatan

Menapaki penyelenggaraan yang ke-13, Diplomat Success Challenge (DSC) konsisten melahirkan insan wirausaha yang relevan dan selaras dengan zaman. Sebagai pelopor kompetisi wirausaha di Indonesia, peserta yang terdaftar pun naik 15% dari tahun ke tahun. Di tahun 2022 saja, ada 23.657 peserta dari seluruh Indonesia, dan jumlah alumni yang tergabung dalam Diplomat Entrepreneur Network (DEN) mencapai 600 lebih wirausaha.

Ronald Walla Direktur Utama PT Wismilak Inti Makmur Tbk

“Kami memulai DSC tahun 2010, waktu itu proposal yang masuk sebanyak 600 dan setiap tahun jumlahnya terus tumbuh. Kami memberikan fleksibilitas kepada mereka untuk berinovasi serta memberikan ide sesuai dengan kebutuhan di lapangan, kreativitas, dan interest mereka,” kata Ronald Walla, Direktur Utama PT Wismilak Inti Makmur Tbk., yang menjadi inisiator dan penyelenggara DSC.

Dijelaskan Ronald, tujuan penyelenggaraan DSC ialah membangun ekosistem kewirausahaan dengan cara memberikan kesempatan kepada kaum muda Indonesia yang memiliki ide-ide bisnis kreatif dan berani berwirausaha.

Peserta yang terpilih tidak hanya mendapatkan dana hibah untuk pengembangan usaha, tetapi juga mendapatkan pelatihan selama dua tahun, bisnis dan investor matching, serta data analitik agar keputusan yang dibuat lebih akurat. Langkah ini dilakukan agar UMKM bisa naik kelas, sekaligus memenuhi kebutuhan pasar domestik dan internasional.

“Selain itu, kami juga ingin meningkatkan kesadaran kearifan lokal. Salah satu KPI-nya bukan hanya UKM naik kelas, tetapi juga desa naik kelas. Karena, saya percaya masing-masing daerah punya kearifan lokal yang bisa dikembangkan,” kata Ronald yang dalam kepengurusan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menjabat Ketua UKM IKM.

Di tahun 2018, Ronald memutuskan bergabung dengan APINDO. Keputusan tersebut sejalan dengan jiwa kolaborasi Wismilak untuk berkontribusi secara menyeluruh demi kebangkitan ekonomi Indonesia. APINDO bisa memberikan manfaat yang lebih panjang pada program DSC yang dari awal didesain untuk berkolaborasi dengan multipihak, yaitu akademisi, pengusaha, komunitas, pemerintah, dan media (pentahelix), sehingga bisa menggenapi ekosistem UMKM di Indonesia.

“APINDO sebagai asosiasi pengusaha bisa membantu mengolaborasikan ini semua dan DSC bisa menambah warna dalam inisiatif ini,” ujarnya. Cara gotong royong ini mampu meningkatkan kreativitas dan produktivitas yang terklaster, terstruktur, dan terukur. Sejalan dengan 17 tujuan SDGs yang selaras dengan kebutuhan setiap stakeholder.

Ronald memiliki visi besar untuk merajut kebersinambungan program DSC, mulai dari ide sampai membawa nama besar Indonesia, lewat kolaborasi yang solid. Dengan begitu, framework development semakin rapat dan bisa terjahit dari hulu ke hilir.

Di tahun ini, DSC akan memperkuat kerjasama dengan universitas melalui program UMKM Merdeka yang dimiliki APINDO. Program tersebut memungkinkan UMKM didampingi mahasiswa di sektor masing-masing. Mahasiswa ini nantinya juga akan didampingi mentor pool yang terdiri dari dosen dan praktisi. Kolaborasi ini diharapkan bisa membuat UMKM berkibar di negeri sendiri dan dunia internasional.

“Saat ini UMKM sudah bertransformasi. Awalnya masih dipandang sebelah mata, namun sekarang orang sudah bangga menggunakan produk UMKM. Ini menunjukkan image UMKM sudah luar biasa. Image ini bisa menjadi modal UMKM untuk lebih percaya diri,” Ronald menegaskan.

Di samping spirit berwirausaha masyarakat yang besar, global value chain Indonesia juga tidak terlalu besar sehingga bisnis bisa lebih independen dari kerentanan geopolitik dunia. Hal ini, kata Ronald, menjadi keuntungan tersendiri bagi UMKM Indonesia untuk terus sustain dan berkibar.

Meskipun begitu, masih banyak UMKM yang menemui berbagai kendala, salah satunya infrastruktur. Kendala itu menyebabkan UMKM sulit mengakses pasar sehingga bisnisnya kurang berkembang. APINDO sebagai asosiasi berinisiatif membuat portal APINDO UMKM Akademi guna pendataan UMKM yang lebih akurat.

Selain itu, APINDO juga bekerjasama dengan LSM dan institusi lain untuk melakukan pendampingan lewat program UMKM Merdeka. Sementara untuk mendorong ekspor, APINDO menggandeng Kadin dan mendorong pemerintah untuk menyentralisasi industri demi meningkatkan kapasitatas ekspor UMKM Indonesia.

“Kami berharap program DSC dan kolaborasinya dengan multipihak bisa semakin bermanfaat dan menjadi agent of change membawa nama besar Indonesia, serta bisa mengisi pembangunan UMKM di Indonesia,” kata Ronald.§


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved