Business Update

Menjawab Tantangan Karyawan Multigenerasi ala Workday

Menjawab Tantangan Karyawan Multigenerasi ala Workday

Mengelola sumber daya manusia (SDM) di era sekarang memang menuntut kemampuan dan kelincahan tersendiri. Pergeseran lanskap bisnis, perubahan tren prilaku dan demografi karyawan, munculnya banyak peluang bisnis baru, serta dinamika eksternal benar-benar telah memaksa para pengelola perusahaan untuk memperbarui cara-cara pengelolaan dan perlakuan terhadap karyawan. Terlebih, setelah pandemi Covid-19 terjadi, dorongan perubahan tata kelola itu menjadi sangat kuat.

Sebut contoh, bila melihat konfigurasi demografi karyawan. Di era sebelumnya, secara demografis dan psikografis, umumnya karyawan perusahaan cenderung homogen. Intensitas perubahan pun tidak terlalu tinggi karena lebih banyak didorong oleh faktor-faktor internal.

Namun kini, dengan makin menguatnya porsi dan peran karyawan generasi milenial dan Generasi Z, tuntutan dan dinamika perubahan menjadi semakin cepat. Bagaimanapun, generasi milenial dan lebih-lebih Gen Z memiliki perilaku dan preferensi yang berbeda dalam hal cara-cara kerja di perusahaan.

“Kita tidak bisa lagi mengelola SDM perusahaan dengan cara-cara dan sistem sebelumnya, apalagi yang masih manual,” kata Sandeep Sharma, President Workday untuk wilayah Asia.

Pernyataan Sandeep Sharma sangat tepat. Tunjuk contoh dalam hal penggunaan teknologi digital, kalangan Gen Z dan generasi milenial yang berusia di bawah 35 tahun sudah sangat terkoneksi dengan teknologi personal, termasuk ponsel pintar (smartphone). Mereka butuh dilayani dan diberi informasi dengan lebih cepat, serta ingin selalu update karena mereka cenderung lebih suka bekerja multitasking. Mereka juga sangat suka dengan berbagai layanan apps yang self-service dan bisa diakses di mana pun dan kapan pun untuk mendukung mobilitas mereka.

Sandeep Sharma, President Workday

Sudah tentu, profil karyawan seperti itu tak bisa dilayani dengan sistem manajemen SDM yang masih serba manual, kaku, dan sentralistis. Maka, benar kata Sandeep Sharma, para pengelola perusahaan yang kuat dalam visi ke depan tentu memikirkan dan mengembangkan sistem pengelolaan SDM di perusahaannya agar sesuai dan bisa memenuhi kebutuhan semua karyawan dari berbagai generasi. Salah satunya, dengan mengimplementasikan sistem teknologi informasi (TI) bidang pengelolaan SDM yang mendukung fleksibilitas dan pengembangan kompetensi perusahaan.

Tak hanya itu. Bila dicermati, dari tahun ke tahun potret kebutuhan kompetensi yang diperlukan perusahaan semakin beragam dan potret keahlian atau expertise karyawan pun juga semakin bertambah seiring dengan makin tumbuhnya skala organisasi.

Semua expertise dan talenta dari berbagai generasi karyawan itu harus bisa dipetakan dengan jelas dan dilakukan grouping dengan baik. Untuk itu, butuh sistem TI bidang pengelolaan SDM yang andal serta punya kemampuan data analytics (people analytics) dan machine learning yang mumpuni. Hal itu sangat dibutuhkan untuk keakurasian dan kecepatan dalam pengambilan keputusan penting dan penentuan strategi bisnis.

Contoh kasus riil, tiba-tiba perusahaan mendapatkan peluang bisnis baru atau ada salah satu unit bisnis yang tumbuh pesat sehingga butuh tambahan 80 orang baru dengan beberapa kualifikasi kompetensi tertentu. Dalam kasus seperti itu, bila perusahaan tidak memiliki sistem TI bidang pengelolaan SDM yang baik, tentu akan kerepotan untuk mendapatkan dan memetakan talenta yang dibutuhkan, walaupun perusahaan itu mungkin punya karyawan tak kurang dari 3.000 orang. Mereka tak punya data, atau sistem mereka tak memungkinkan untuk mengolahnya dengan mudah dan akurat.

Namun, bila perusahaan itu sudah punya sistem dengan kemampuan analitik dan dukungan interface yang baik, pekerjaan mendapatkan, mengolah, dan memetakan potret talenta perusahaan yang masif seperti itu tidak akan sulit.

Bahkan, kini kalangan korporasi juga perlu sistem yang mendukung fleksibilitas dalam skala pekerjaan. Bagi korporasi menengah dan besar, fleksibilitas pengelolaan SDM ini menjadi isu krusial.

Maklum, kini kalangan korporasi harus bisa cepat dalam menubruk peluang bisnis. Perusahaan butuh cepat melakukan eksekusi. Misalnya, tiba-tiba harus memindahkan karyawan di unit bisnis yang kinerjanya sedang menurun dan minim pekerjaan ke unit bisnis lain yang sedang tumbuh pesat dan butuh tambahan SDM.

Seharusnya, kalangan korporasi tidak mengalami kesulitan untuk mendapatkan sekumpulan karyawan dari internal dengan rentang usia tertentu yang punya kualifikasi tertentu apabila berencana masuk ke lini bisnis baru yang butuh SDM-SDM khusus, misalnya.

Kemudahan mendapatkan data SDM yang akurat berbasis data analytics seperti itu banyak sekali manfaatnya. Bukan sekadar untuk kepentingan rekrutmen atau memperlakukan semua generasi karyawan dengan baik, tetapi juga terkait strategi penggajian (biaya gaji) yang tepat dan efisien, serta strategi pengembangan karyawan. Juga, akan berperan penting dalam membangun rencana bisnis perusahaan di masa depan yang berbasis SDM yang sudah dimiliki.

Lebih dari itu, bila sebuah perusahaan memiliki sistem human capital management yang bagus, ini akan menjadi daya tarik penting untuk menjaga dan memikat para talenta terbaik di pasar tenaga kerja ⸺selain menjaga engagement karyawan lama. Karyawan generasi terkini tentu tak tertarik bekerja di perusahaaan yang sistem manajemen SDM-nya sudah jadul.

Saat ini, komunitas pengguna Workday telah mencapai lebih dari 55 juta user, dari kalangan perusahaan lokal maupun multinasional. Beberapa pelanggan besar yang bisa disebut misalnya, AIA, Gojek, Golden Agri International, Nissan Motor, dan Tokopedia. “Di level global, solusi enterprise dari Workday telah diimplementasi oleh lebih dari separoh jumlah perusahaan terkemuka di dunia yang masuk dalam Fortune 500, termasuk Netflix dan Visa,” Sandeep Sharma menunjuk data.

Ke depan, Sandeep Sharma berharap lebih banyak lagi perusahaan di Indonesia yang menggunakan solusi teknologi human capital management berbasis cloud dari Workday. Sehingga, bisa mengikuti jejak perusahaan-perusahaan kelas dunia yang lebih dulu sukses mendigitalisasi pengelolaan SDM.

Dijelaskan Sandeep Sharma , solusi end-to-end yang ditawarkan Workday akan sangat membantu korporasi dalam memetakan SDM mereka. Yaitu, mulai dari proses workforce planning, recruiting, onboarding, time tracking, learning, talent and performance management, benefit, compensation, hingga tahap pensiun.

Bagi tim pengambil keputusan di perusahaan, keberadaan Workday jelas akan mempermudah tugas mereka. Bukan hanya mereka tidak harus sibuk dengan melakukan rutinitas yang kompleks, tetapi juga akan memudahkan mereka mendapatkan informasi strategis untuk pengembangan SDM. Mereka bisa fokus pada hal-hal yang menjadi core function perusahaan.

Selain itu, karena layanannya berbasis SaaS alias cloud-based, klien tidak perlu melakukan investasi dengan membeli server dan perangkat mahal lainnya. “Yang pasti, data pelanggan juga aman karena Workday sudah menerapkan security system terbaik di dunia,” Sandeep Sharma menandaskan.

Dari sisi fitur, Workday memiliki fitur-fitur yang dapat membantu organisasi memberikan pengalaman yang inovatif dan personalized kepada pengguna dengan memakai machine learning yang sudah built-in. Workday menyediakan berbagai fitur yang memberikan experience terbaik dan bisa diakses secara mobile, sehingga cocok dengan gaya hidup generasi karyawan terkini. Hal itu tentu akan meningkatkan level engagement karyawan multigenerasi dan membantu perusahaan dalam menarik top talent dari eksternal.

Tak bisa dielakkan, modal utama persaingan di era sekarang ialah SDM. Sebab itu, investasi di bidang SDM menjadi sebuah keharusan, termasuk investasi teknologi digital untuk mendukung mereka dalam berkarya.

Sistem pengelolaan SDM bukan hanya perlu dilakukan otomasi, tetapi juga perlu ditingkatkan dan dikembangkan levelnya sehingga memungkinkan semua segmen karyawan ⸺terutama generasi milenial dan Gen Z⸺ bekerja secara produktif, agile, dan mobile,. Sistem yang ada mesti mampu menjawab kebutuhan multigenerasi, selain memudahkan tim pengambil keputusan untuk membuat keputusan secara cepat dan akurat.

Untuk mengetahui bagaimana Workday bisa membantu perusahaan anda untuk menjawab tantangan karyawan multigenerasi, anda bisa mendownload laporan dari Harvard mengenai Digital Acceleration Redefines the Future of Work disini


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved