Business Update

Taro Berinovasi untuk Kuasai Pasar Snack

Taro Berinovasi untuk Kuasai Pasar Snack

PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. atau TPS Food, produsen Taro, senantiasa berinovasi merilis varian rasa terbaru, meremajakan desain kemasan, dan memperluas segmen konsumen supaya makanan ringan (snack) ini menguasai pasar serta kian digemari konsumen. Untuk pengembangan produk, TPS Food, setelah mengakuisisi Taro dari PT Unilever Indonesia Tbk. di tahun 2012, merilis desain kemasan Taro, menambah berbagai varian rasa baru, dan melakukan repositioning target konsumen, yaitu segmen praremaja (pre-teen). Kemasan terbaru ini memperkuat nilai merek Taro yang menyisipkan nilai-nilai petualangan (adventure).

Vincent Lim, CEO TPS Food

Inovasi produk dan desain kemasan Taro dilanjutkan pada periode berikutnya. Di tahun 2014-2019, TPS Food rutin merilis varian rasa dan desain kemasan Taro terbaru yang membidik segmen anak-anak dan remaja. Produk Taro 3D, misalnya, dirilis pada 2014 dan Taro Net Mix di tahun 2017 yang menargetkan segmen anak-anak. Perusahaan memperluas target ke segmen pasar remaja (usia 14-18 tahun) tatkala meluncurkan Taro Cornpuff pada 2017 dan Taro Potato Stick (2018).

Vincent Lim, CEO TPS Food, menyampaikan kelebihan dan keunikan Taro. Yaitu, merupakan merek makanan ringan heritage yang ada sejak 1984, bentuknya unik berupa net (jaring-jaring), dan variasi rasa beraneka macam.

Di aspek pemasaran, TPS Food meyakini komunikasi pemasaran yang mengusung nilai petualangan itu sebagai brand proposition Taro yang cukup unik dan menarik perhatian konsumen jika dibandingkan dengan produk sejenis di industri makanan ringan. “Taro sejak tahun 2015 membangun brand sebagai makanan snack yang mengampanyekan nilai-nilai petualangan atau imaginative adventure,” kata Vincent.

Nilai-nilai petualangan itu diimplementasikan pada program pemasaran bertajuk Taro Rangers yang divisualisasikan di platform konvensional dan digital. Vincent menjabarkan, aktivitas komunikasi above the line-nya direalisasikan di program televisi Taro Rangers dan beriklan di layar kaca. Untuk aktivitas below the line, diadakan Taro Rangers Camp dan Taro Rangers Go to School secara reguler, untuk menyebarluaskan pesan Taro Rangers, yaitu tangguh, cerdik, dan peduli kepada konsumen.

Pada masa pandemi Covid-19, kreativitas dan inovasi Taro tidak langsung mandek. Sebaliknya, TPS Food pada Mei lalu merilis video serial Taro Rangers untuk mengampanyekan #DiRumahAja. “Kampanye Taro Rangers #DiRumahAja di YouTube dan Instagram ini menayangkan konten kreatif yang mengedukasi anak-anak Indonesia untuk melakukan aksi-aksi do it yourself dengan benda di sekitar rumah agar tetap tangguh, cerdik, dan peduli di masa pandemi,” Vincent menjelaskan. “Di era digital ini, Taro lebih fokus untuk membangun relationship dan engagement konsumen melalui aktivitas Taro di social media,” tambahnya.

Kampanye pemasaran digital itu dikombinasikan dengan pemasaran di platform konvensional agar penetrasi pasar Taro kian melaju mulus. “Sebagai impulse product, Taro tersedia di berbagai titik penjualan untuk merespons perilaku konsumen yang cenderung mengambil keputusan pembelian ketika melihat produk tersedia di toko,” ungkap Vincent.

Jaringan toko modern merupakan kanal pemasaran yang mempromosikan Taro dalam kemasan ukuran sedang-besar. Taro kemasan kecil difokuskan di toko tradisional, seperti warung dan pasar.

Strategi tersebut dibarengi dengan penambahan kanal penjualan Taro di ecommerce. “Di tahun 2020, Taro mulai memasuki ecommerce, bekerjasama dengan FKS Mart yang memiliki official store di beberapa toko online,” kata Vincent. Beragam inovasi produk, kemasan, dan pemasaran itu bertujuan memperkokoh pangsa pasar Taro di industri makanan ringan yang nilai pasarnya diestimasikan Vincent senilai Rp 10 triliun di tahun 2020 ini. (*)

Author : Anastasia Anggoro Suksmonowati & Vicky Rachman


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved