Financial Report Capital Market & Investment

Antam Catatkan Penjualan Rp 32,72 Triliun di 2019

PT Aneka Tambang Tbk (Antam) mencatatkan kinerja operasi, penjualan dan keuangan yang positif pada 2019. Penjualan audited sebesar Rp 32,72 triliun atau naik 29,44% dari periode sebelumnya sebesar Rp 25,27 triliun. Penjualan tersebut ditopang oleh pertumbuhan tingkat produksi dan penjualan komoditas utama.

Dari total penjualan, emas menjadi penyumbang terbesar yakni Rp 22,46 triliun atau 69%. Volume penjualan emas Antam mencapai 34.016 kg atau tumbuh 22% year-on-year (yoy) dengan total volume produksi emas dari tambang Pongkor dan Cibaliung sebesar 1.963 kg pada 2019.

Kontribusi terbesar kedua dari total penjualan bersih Antam adalah feronikel sebesar Rp 4,87 triliun atau 15% dari total penjualan bersih. Volume produksi feronikel sebesar 25.713 ton nikel dalam feronikel (TNi), naik sebesar 3% dari capaian tahun 2018 dengan tingkat penjualan feronikel mencapai 26.212 TNi, tumbuh sebesar 9% yoy.

Untuk komoditas bijih nikel, tercatat tingkat penjualan bijih nikel pada 2019 mencapai 7,6 juta wet metric ton (wmt) dengan capaian produksi sebesar 8,70 juta wmt. Antam mencatatkan pendapatan penjualan dari bijih nikel di FY19 sebesar Rp 3,70 triliun atau 11% dari total penjualan.

“Komoditas bauksit turut memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan pendapatan Perseroan. Pada 2019, tingkat produksi bauksit mencapai 1,73 juta wmt dengan capaian penjualan bauksit mencapai 1,66 juta wmt dengan nilai penjualan bauksit sebesar Rp 758 miliar,” ujar Sekretaris Perusahaan Antam, Kunto Hendrapawoko dalam keterangan resmi yang dikutip SWA Online, Jumat (17/04).

Namun, beban usaha juga meningkat menjadi Rp 3,49 triliun dari sebelumnya Rp 3,10 triliun. Hal inj seiring dengan kenaikan volume produksi dan penjualan Antam serta terkonsolidasinya beban dari entitas anak perusahaan. Sementara laba kotor tercatat sebesar Rp 4,45 triliun dengan capaian laba usaha mencapai Rp 955 miliar.

“Seiring selesainya proses akuisi keseluruhan saham PT Indonesia Chemical Alumina (ICA), maka pada 2019, perseroan telah mengkonsolidasi secara penuh laporan keuangan ICA yang mencakup antara lain akun Penjualan, Beban Pokok Penjualan dan Beban Usaha,” jelas Kunto.

Sebagai upaya peningkatan kinerja operasi, tahun lalu ICA telah memproduksi alumina sebesar 104 ribu ton dengan tingkat penjualan sebesar 71 ribu ton. Tingkat produksi dan penjualan alumina pada 2019 dinilai tumbuh signifikan jika dibandingkan capaian produksi dan penjualan tahun 2018 masing-masing sebesar 13 ribu ton dan 8 ribu ton alumina.

“Di tengah tantangan pengoperasian pabrik serta aspek pemasaran produk dalam kondisi harga jual yang berfluktuasi, komoditas alumina diharapkan mampu memberikan kontribusi yang semakin positif bagi kinerja Perseroan di masa mendatang,” katanya.

Dengan nilai kas dan setara kas sebesar Rp 3,64 triliun, Kunto menuturkan, Antam masih memiliki posisi keuangan yang cukup solid untuk mendukung insitiatif pengembangan bisnis. “Pencapaian kinerja 2019 menjadi landasan untuk dapat meningkatkan kinerja pada tahun 2020, melalui upaya inovasi bisnis dalam mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki dengan mengedepankan pengelolaan biaya yang efisien, guna menciptakan nilai tambah yang positif bagi pemegang saham dan pemangku kepentinga,” ungkap Kunto.

Adapun proyek kunci Antam saat ini yang mencakup Proyek Pembangunan Pabrik Feronikel Haltim (P3FH) berkapasitas 13.500 TNi telah mencapai realisasi konstruksi sebesar 97,75% di akhir 2019. Sementara dalam hal pengembangan komoditas bauksit, saat ini perseroan tengah berfokus pada pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery bekerja sama dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) yang memiliki kapasitas pengolahan sebesar 1 juta ton SGA per tahun (tahap 1).

“Sejalan dengan strategi pengembangan Perusahaan, kami senantiasa terbuka untuk menjalin kemitraan dengan mitra strategis berdasarkan profitabilitas yang menguntungkan dalam mengembangkan proyek-proyek hilirisasi berbasis nikel, emas dan bauksit,” ujar dia.

Diantaranya inisiasi kerjasama kemitraan strategis terkini antara Antam dan Shandong Xinhai melalui penandatanganan Perjanjian Pendahuluan (Head of Agreement, HoA) antara kedua belah pihak terkait kerja sama pengembangan smelter dengan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace 4 x 48 MW berkapasitas total 40.000 TNi pada tahap pertama. Dalam HoA ini, para pihak akan bekerja sama dalam penyusunan studi kelayakan serta persiapan aktivitas lainnya terkait dengan implementasi pengembangan bisnis.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved