Financial Report Capital Market & Investment

Beban Keuangan Berat, Laba BOSS Turun 23%

Beban Keuangan Berat, Laba BOSS Turun 23%
Area tambang batu bara PT Borneo Olah Sarana Sukses

Pada Kuartal II/2019, produsen batu bara berkalori tinggi dengan kadar abu dan sulfur rendah, PT Borneo Olah Sarana Sukses (BOSS), mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 172, 9 miliar, naik sebesar 28% dibandingkan hasil di periode yang sama tahun lalu yaitu Rp 135 miliar.

Laba kotor Boss juga meningkat sebesar 19% dibandingkan Kuartal yang sama tahun sebelumnya yaitu menjadi Rp 68,43 miliar. Beban keuangan perseroan meningkat menjadi Rp 12,74 miliar, naik 124% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Peningkatan beban keuangan terjadi dikarenakan investasi alat berat dan pengembangan prasarana dan infrastruktur di wilayah tambang olah perusahaan. Peningkatan ini berpengaruh terhadap capaian laba bersih perseroan Rp 11,73 miliar atau turun 23% dari periode yang sama tahun lalu.

Sepanjang semester 1-2019, Boss memang sedang melakukan pengembangan dan investasi. Terakhir pada bulan ini, BOSS menandatangani kesepakatan fasilitas kredit modal kerja antara PT Pratama Bersama (PB) dan PT Bank Resona Perdanian (BRP) senilai US$ 3,5 juta. Melalui investasi tersebut, saat ini BOSS sudah dapat berproduksi rata-rata 75.000 MT per bulan, naik dari rata-rata produksi tahun lalu yang hanya sekitar 25.000 MT per bulan,” jelas Direktur Keuangan BOSS, Widodo Nurly Sumady.

BOSS memiliki 4 wilayah konsesi pertambangan batu bara melalui 4 entitas anak yaitu PT Bangun Olahsarana Sukses , PT Pratama Bersama , PT Energi Amzal Bersama dan PT Pratama Buana Sentosa dengan total area seluas 16.000 hektar. Seluruhnya berada di Kabupaten Kutai Brat, Kaltim dan letaknya berdekatan.

DI tengah perlambatan ekonomi dan surplus pasokan batu bara yang mengakibatkan harga batu bara turun secara global, kenaikan penjualan Boss merupakan suatu prestasi dikarenakan produk yang dihasilkan merupakan batu bara kalori tinggi dengan kadar abu dan sulfur yang rendah sehingga masih banyak diminati oleh pasar dengan standar batu bara yang tinggi, seperti Jepang dan Korea Selatan.

Editor : Eva Martha Rahayu

wwww.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved