Capital Market & Investment

Capital Inflow Deras, Jokowi Mengajak Perusahaan Listing di BEI

Capital Inflow Deras, Jokowi Mengajak Perusahaan Listing di BEI

Aliran modal yang masuk ke Indonesia (capital inflow) hingga Juni 2017 sebesar Rp 124 triliun. Angka itu mendekati capital inflow selama setahun penuh di tahun 2016 senilai Rp 126 triliun. Presiden Joko Widodo berharap aliran dana yang masuk itu dijadikan momentum. “Ini artinya apa? Ada arus uang masuk yang banyak ke negara kita Indonesia. Ini kepercayaan, ini momentum yang tadi saya sampaikan, bursa harus betul-betul dimanfaatkan, dijaga sehingga memberikan manfaat kepada negara kita,” ujar Presiden Joko Widodo usai berdialog dengan pelaku pasar di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (4/7/2017)

Presiden yang akrab disapa Jokowi ini mengapresiasi indeks harga saham gabungan (IHSG) yang menguat sehingga menjadi indikator yang menunjukkan kepercayaan investor yang menilai pasar modal domestik prospektif. “Kita mendapatkan kepercayaan bahwa ekonomi kita, dari sisi persepsi, itu baik,” tutur Jokowi. Ia optimistis kinerja pasar modal di tahun ini akan lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Level IHSG hingga perdagangan di Selasa pekan ini berada di posisi 5.865 poin, meningkat 11,18% selama periode awal tahun hingga hari ini.

Lebih lanjut, Presiden yang akrab disapa Jokowi ini menghimbau anak usah BUMN melaksanakan penawaran saham perdana di pasar modal untuk mencari sumber pembiayaan. “Karena memang kita butuh pembiayaan yang besar untuk membangun infrastruktur, tidak mungkin semuanya didapat dari pinjaman. Bisa dari bursa,” ucapnya. Ia juga mendorong perusahaan yang listing di pasar modal luar negeri dan beroperasi di Indonesia untuk melakukan IPO di BEI. “Kita ingin mengajak, kita tidak memaksa, tapi mengajak. Akan kita undanglah, kita ajak baik-baik. Produksinya saja di dalam negeri, Indonesia, berkebun di Indonesia, masak listed di luar,” imbuh Presiden Jokowi.

Tito Sulistio, Direktur Utama BEI, mengatakan bahwa Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan BEI pihaknya akan menjalin kerja sama khususnya dengan Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia terkait data, informasi dan produk untuk menghasil terobosan-terobosan baru di industri pasar modal dalam negeri. Menurutnya, masih banyak peluang yang belum dimasuki oleh industri pasar modal Indonesia yang sejatinya sangat potensial dan dapat membantu mengatasi tantangan permodalan dalam negeri.

Muliaman D. Hadad, Ketua Dewan Komisaris OJK, mengemukakan pihaknya dalam beberapa tahun ini menyederhanakan peraturan agar memudahkan perusahaan kecil melaksanakan IPO. Selain itu, OJK berencana meluncurkan produk investasi baru salah satunya infrastruktur fund dalam bentuk KIK EBA. Otoritas juga memperbanyak produk yang diperdagangkan, termasuk surat-surat utang yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku usaha. Dia menilai pasar modal merupakan primadona untuk memenuhi pembiayaan jangka panjang. OJK, lanjutnya, akan mengeluarkan produk baru terutama mempermudah usaha kecil dan menengah untuk masuk ke pasar modal melalui penyerdahanaan yang akan diberikan. “Termasuk juga, kami akan keluarkan produk investasi, infrastruktur fund dalam bentuk KIK EBA. Ini juga setelah kami konsultasikan ke pelaku pasar minatnya besar. Mudah-mudahan semua ini akan menjadi alternatif pembiayaan dari pasar modal,” ungkapnya. Ini bisa segera dilaksanakan karena peraturannya sudah disediakan otoritas.

Kepercayaan diri investor terhadap pasar modal memang semakin membuncah. BPJS Ketanagakerjaan, misalnya, mengalokasikan Rp 179 triliun dari jumlah total dana kelolaan sebesar Rp 279 triliun itu diinvestasikan ke pasar saham. “Ke depan, kami mencermati pergerakan pasar modal untuk menambah porsi investasi ke pasar modal,” ujar Agus Susanto, Direktur Utama BPJS Ketanagakerjaan. Saat ini, porsi terbesar investasi BPJS Ketanagerjaan lebih banyak dialokasikan ke Surat Utang Negara dan proyek infrastruktur pemerintah melalui instrumen surat utang. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved