Financial Report Capital Market & Investment

Cetak Laba Rp2,1 Triliun, OCBC NISP Tidak Bagi Dividen

Di tengah perlambatan ekonomi global dan nasional, Bank OCBC NISP membukukan kinerja berkelanjutan sepanjang tahun 2020. Tercatat laba operasional sebelum beban cadangan kerugian penurunan nilai naik sebesar 14% YoY yakni Rp5,2 triliun dan laba bersih sebesar Rp2,1 triliun.

Sementara pertumbuhan DPK sebesar 26% YoY menjadi Rp159 triliun, dana murah atau CASA berkontribusi sebesar 42%. Total aset tumbuh 14,2% pada tahun 2020, lebih cepat dibanding pertumbuhan aset industri perbankan. Pendapatan operasional lainnya tercatat tumbuh sebesar 18% di tahun 2020.

Kinerja berkelanjutan juga terjaga yang tercermin dari rasio NPL (non-performing loan) net sebesar 0,8% dan NPL bruto sebesar 1,9%, berada di bawah NPL industri perbankan. Bank juga tetap menjalankan fungsi intermediasinya dengan menyalurkan kredit sebesar Rp114,9 T hingga akhir Desember 2020.

Loan to Deposits Ratio (LDR) tercatat sebesar 72,0% pada akhir tahun 2020 seiring dengan perlambatan ekonomi pada tahun 2020 dan Rasio Kecukupan Modal (CAR) tercatat sebesar 22,0%, di atas level minimum yang dipersyaratkan Regulator. Bank mampu menjaga rasio efisiensi dengan Cost-to-Income Ratio sebesar 42,3%, sementara rasio BOPO sebesar 81,1%.

“Walau penuh dengan tantangan, Bank OCBC NISP berhasil melewati tahun 2020 dengan tetap membukukan kinerja yang positif. Perlambatan ekonomi menjadi faktor penyebab lemahnya permintaan kredit,” papar Presiden Direktur Bank OCBC NISP, Parwati Surjaudaja dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, Selasa (06/04/2021).

Walau demikian, kata dia, Bank OCBC NISP berupaya memenuhi kebutuhan nasabah baik individu maupun korporasi dengan memanfaatkan channel digital yang kapabilitasnya terus ditingkatkan. Peningkatan channel digital terlihat pada jumlah transaksi yang tumbuh sebesar 58%, nilai transaksi sebesar 92%, dan jumlah pengguna sebesar 41%.

“Akselerasi digital kini bukan sekadar memenuhi kebutuhan nasabah karena terbatasnya mobilitas. Ke depan, dengan semakin terbiasanya nasabah memanfaatkan channel digital dalam bertransaksi, akan menuntut Bank untuk terus bertransformasi dan berinovasi menghadirkan kapabilitas yang dapat memenuhi kebutuhan nasabah yang terus berkembang,” tambah Parwati.

Bank OCBC NISP juga memutuskan tidak membagikan laba bersih Rp2,1 triliun sebagai dividen. Parwati menjelaskan, hal ini dilakukan untuk memperkuat posisi permodalan antara lain untuk mendukung pertumbuhan bisnis dan memungkinkan Perseroan menangkap peluang bisnis, serta menjaga rasio permodalan sesuai ketentuan yang berlaku.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved