Corporate Action

Astra Otoparts Terus Agresif Berekspansi

Oleh Admin
Astra Otoparts Terus Agresif Berekspansi

Robby Sani, Astra Otoparts, ekspansi bisnis

Robby Sani

PT Astra Otoparts Tbk sebenarnya telah mempunyai puluhan bisnis, baik yang diinvestasikan secara langsung maupun tidak. Namun, itu dirasa belum cukup. Perusahaan yang termasuk sebagai salah satu anak usaha Grup Astra ini pun terus melakukan ekpansi bisnis.

Ekspansi bisnis yang dilakukan bermacam. Ada pendirian perusahaan baru. Astra Otoparts pun membangun pabrik baru. Lalu, perusahaan meresmikan kantor dan gudang yang baru, hingga memproduksi sejumlah produk baru.

Astra Otoparts baru saja mendirikan dua perusahaan baru yang 100 persen dimilikinya sendiri. Perusahaan itu adalah PT Autoplastik Indonesia dan PT Velasto Indonesia. Autoplastik berdiri di Kawasan Industri Mitra Karawang, sedangkan Velasto bertempat di Purwakarta. Autoplastik didirikan di lahan seluas 3 hektar. Produksinya adalah plastic part. Sementara produksi Velasto terdiri dari komponen karet dan logam. “Diharapkan tahun depan sudah bisa produksi,” tutur Robby Sani, Direktur Astra Otoparts, di Bandung, akhir pekan lalu.

Selain dua perusahaan itu, Astra Otoparts juga menjalin kerja sama dalam bentuk joint venture dalam membangun dua perusahaan baru. Pertama, Astra Otoparts dengan Pirelli. Produk yang dihasilkan adalah ban sepeda motor. Robby mengatakan, nilai investasinya mencapai 120 juta dollar AS. Karena nilai investasi yang besar, perusahaan pun berharap dampaknya besar bagi penjualan. “Karena (investasi) di atas 100 juta dollar AS, kita harapkan dampaknya juga besar dari segi sales,” tambah dia.

Perusahaan lainnya adalah Astra Juoku Indonesia. Ada 3 pemegang saham di perusahaan ini yakni Astra Otoparts (45 persen), Juoku Technology Co (45 persen), dan Takagi Sari Multi Utama (10 persen). Dengan lokasi di Karawang, nilai investasi perusahaan ini Rp 100 miliar. Produksinya adalah komponen lampu kendaraan. Kedua perusahaan gabungan ini mulai beroperasi tahun 2013.

Setelah itu, lanjut dia, perusahaan pun membangun pabrik baru yakni Denso, Astra Nippon NHK Precision, dan Inti Ganda Perdana. Denso berlokasi di Kawasan Industri Bekas Fajar di atas lahan 20 hektar. Produk yang dihasilkan dari pabrik ini adalah electrical part, electronic part, system control, dan fuel pump. “Pabrik baru ini (Denso), November atau bulan ini akan groundbreaking,” tambahnya.

Adapun pabrik Inti Ganda Perdana terletak di Karawang. Nilai investasi pabrik ini sebesar Rp 70 miliar. Produksinya pun dimulai Januari 2013. Pembangunan pabrik lainnya adalah pabrik Astra Nippon NHK Precision. Pabrik tersebut dimiliki oleh 3 perusahaan. Selain Astra Otoparts, pabrik ini juga dipunyai oleh Astra Nippon Gasket Indonesia dan NHK Precision. Investasi yang digelontorkan untuk pabrik yang terletak di Karawang ini mencapai 4 juta dollar AS. “Sudah produksi karena memang sudah jadi pabriknya,” ujar Robby.

Astra Otoparts juga mempunyai divisi Winteq yang fokusnya membuat mesin khusus untuk pabrik komponen. Divisi ini bahkan telah melakukan ekspor. Pembeli mesin yang diproduksi Winteq adalah Nittan Valve Thailand. Selanjutnya, Winteq akan melakukan ekspor ke Nittan Valve Vietnam. “Mesin yang diproduksi divisi Winteq sudah kompetitif di dunia,” ia menambahkan.

Pada Juli lalu, Astra Otoparts pun meresmikan kantor trading dan logistik di Semarang. Kantor tersebut bertempat di lahan 1,5 hektar. Di situ juga terdapat gudang komponen. Pembangunan gudang itu semata untuk memudahkan distribusi komponen di daerah pemasaran Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Mengenai produk baru, perusahaan telah membuat produk speedometer. Komponen motor ini diproduksi oleh Astra Visteon. Robby berujar, perusahaan bermitra dengan Visteon, yakni perusahaan Amerika Serikat, untuk memproduksi komponen ini. Produk baru lainnya adalah co-branding oli antara Astra Otoparts dengan Shell. Dia menegaskan, formula oli ini hanya bisa digunakan untuk merek bersama ini saja. “Shell tidak boleh pakai formula oli ini untuk yang lain. Jadi untuk brand ini saja,” kata dia menegaskan.

Lalu, ia menuturkan, perusahaan juga berekspansi dalam penelitian. Pada Juni lalu, pusat riset dan pengembangan (Engineering Development Center) diluncurkan. EDC bertugas untuk mengembangkan produk. Dengan EDC, Astra Otoparts akan berorientasi dari process base menjadi product base. Maksudnya, produk yang dihasilkan perusahaan akan dikembangkan sedemikian rupa sehingga menghasilkan nilai tambah yang besar. “Karena dengan membuat product base itu value added-nya lebih besar dibandingkan hanya di process base,” ujarnya.

Dikatakan dia, semua ekspansi bisnis Astra Otoparts berjalan sesuai rencana walaupun terdapat hambatan. Robby bilang, salah satu hambatan yang dinilai cukup besar adalah masalah ketersediaan lahan. Perusahaan nasional harus berebut lahan dengan sejumlah investor asing di beberapa kawasan industri.

“Saya rasa ini masalah nasional yaitu masalah di kawasan industri di mana dengan adanya tsunami di Jepang, banjir di Thailand, sehingga banyak investasi dari Jepang, khususnya yang datang ke indonesia terutama yang otomotif sih lebih banyak, dan ini dampaknya di kawasan industri Bekasi, Karawang, itu tanahnya yang ready stock sudah habis sehingga harus menunggu lama,” jelas dia.

Sementara itu, dalam menggandeng pengusaha asing, perusahaan tidak menemui masalah. Karena, misalnya, dengan Jepang, Astra telah bekerja sama sejak 40 tahun yang lalu. “Karena AOP (Astra Otoparts) sejak tahun 1970 sudah bermitra dengan Jepang,” tandas Robby. (Ester Meryana)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved