Corporate Action Capital Market & Investment Corporate Action

Harga Saham Binakarya Naik 40% Pasca Listing

Harga Saham Binakarya Naik 40% Pasca Listing

PT Binakarya Jaya Abadi Tbk, salah satu pengembang properti Indonesia, resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa (14/7). Pada awal perdagangan, harga saham dengan kode BIKA itu langsung melonjak 40% menjadi Rp1.490 per lembar saham dari harga perdana sebesar Rp1.000 per lembar saham.

Menurut Shiantagara, Direktur Corporate Finance PT RHB OSK Securities Indonesia, peningkatan harga di awal perdagangan tersebut sejalan dengan tanggapan investor, terhadap saham BIKA selama masa penawaran yang mengalami kelebihan permintaan dua kali dari seluruh saham yang ditawarkan. Sementara permintaan dari investor ritel lokal mengalami kelebihan permintaan hingga 60 kali.

Budianto Halim (dai merah) Direktur PT Binakarya Jaya Abadi Tbk,

Budianto Halim (dai merah) Direktur PT Binakarya Jaya Abadi Tbk,

“Ritel lokal mengalami oversubscribe 50-60 kali, tetapi yang dialokasikan hanya 2% agar tidak volatile. Sementara porsi asing mencapai 80 persen, tetapi investor institusi kepemilikan saham tidak lebih dari 5%,” ungkap Shiantagara kepada awak media di Jakarta.

Dia menambahkan, dalam penawaraan saham perdana kali ini BIKA menurunkan jumlah saham IPO menjadi 150 juta dengan harga Rp1.000 per saham, dari rencana awal yang sebanyak 238.150.769 lembar saham dengan kisaran harga Rp900-1.300 per lembar saham.

Sebagai tambahan informasi, PT Binakarya Jaya Abadi Tbk sebagai emiten ke- 11 yang listing di 2015 tersebut, menenerbitkan 150 juta lembar saham baru atau 25,34% dari total modal ditempatkan dan disetor.

Dari penerbitan saham baru itu Binakarya berhasil mengantongi dana tunai sekitar Rp 150 miliar. Sebagian besar dari dana hasil IPO atau sekitar 40% akan digunakan sebagai belanja modal, 45,02% sebagai refinancing utang, dan sisanya 14,98% untuk modal kerja.

Raymond Hartono, Corporate Secretary Binakarya, menjelaskan, prinsipnya target listing tercapai kendati dana segar yang diraih perseroaan berkurang karena jumlah saham yang dilepas dipangkas menjadi 150 juta saham saja.

“Hal tersebut tidak mengganggu target investasi atau belanja modal. Tujuan utama listing tercapai. Dengan listed di bursa, kami bisa lebih mudah untuk negosiasi sumber dana lain,” ungkap Hartono.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Binakarya Jaya Abadi Tbk, Budianto Halim, mengatakan, sejauh ini, fokus proyek pembangunan Binakarya adalah apartemen sebanyak 6 proyek, residential sebanyak 3 proyek, dan komersial sebanyak 11 proyek. Saat ini perseroan memiliki pengembangan lahan seluas 689,625 m2, dengan land bank seluas 369,524 m2.

Hingga April 2015, Binakarya memiliki 20 anak perusahaan dimana 19 anak perusahaan fokus pada pengembang properti di Jakarta, Bekasi, Bogor, Bandung dan Bali. Selain itu, Perseroan juga memiliki satu bisnis pendukung yang terlibat dalam memproduksi bata ringan, yang dikenal sebagai Betacon.

Untuk shareholder, saham Binakarya dimiliki oleh Go Hengky Setiawan (37,03%), Budianto Halim (34,96%), Leonardo Hans Halim (1,16%), Leonardo Hans Halim (0,84%), Elizabeth Jane (0,42%), Buniarji Wibisono (0,25%) dan publik (25,33%). (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved