Corporate Action

Ekshibisi Internasional Kelapa Sawit 2012 Digelar di JCC

Ekshibisi Internasional Kelapa Sawit 2012 Digelar di JCC

Wakil Menteri Pertanian, Risman Heriawan

Sejak tahun 2008 Indonesia berhasil menggeser posisi Malaysia sebagai produsen CPO (crude palm oil) terbesar di dunia. Prestasi yang membanggakan ini mendorong diselenggarakannya Ekshibisi Internasional Kelapa Sawit (The International Conference and Exhibition of Palm Oil 2012/ICE-PO 2012).

Pameran yang diadakan di Jakarta Convention Center, 9-11 Mei 2012 ini bertema “Industri Kelapa Sawit untuk Bumi dan Kesejahteraan”. Para pemain industri bisa saling bertukar informasi, pemikiran dan pengalaman antara produsen dan konsumen. Ekshibisi ini juga menyediakan peluang unik untuk meninjau kemajuan dalam pengembangan kelapa sawit, menganalisa dan mengatasi tantangan-tantangan yang sedang dihadapi industri saat ini. Acara ini diadakan untuk menjadi one stop event bagi mereka yang berkepentingan, untuk berdiskusi, berpromosi ataupun memperluas jaringan.

Saat ini industri kelapa sawit kita memproduksi rata-rata 23,5 juta ton per tahun. Sebanyak 17 juta ton di antaranya diekspor ke sejumlah negara. Pembeli terbesar kita yakni India sebanyak 32%, China 13,3%, sisanya ke Eropa, Amerika Serikat, dll. Karena kebutuhan dalam negeri terus meningkat, maka tahun 2020 target produksi Indonesia sebesar 40 juta ton per tahun.

Untuk sampai ke angka 40 juta ton per tahun, kita harus melakukan manajemen lahan yang baik dan benar. Selain itu, teknologi juga perlu ditingkatkan,” ujar Wakil Menteri Pertanian, Risman Heriawan, saat membuka ICE-PO, Rabu (9/5).

Pemerintah sendiri baru-baru ini mengeluarkan aturan yang kembali menaikkan tarif bea keluar bagi ekspor CPO. Aturan ini berlaku untuk pengiriman Mei 2012 menjadi 19,5% atau naik sebanyak 1% dari tarif bulan sebelumnya sebesar 18,5%. Kenaikan tarif bea keluar itu berdasarkan harga rata-rata referensi CPO pada April 2012 yang mencapai 1.191,93 dolar AS per ton atau lebih tinggi 3,82% dibandingkan harga rata-rata sebelumnya yang mencapai 1.147,99 per ton.

Uniknya, walaupun Indonesia sebagai negara produsen terbesar, tapi harga CPO lebih ditentukan oleh Bursa Komoditi Rotterdam, Belanda, buka oleh Bursa Komoditi Derivatif Indonesia (BKDI).

Soedjai Kartasasmita, Chairman of the Advisory Board ICE-PO 2012, mengatakan, acara ini akan berfungsi sebagai platform untuk membahas strategi yang diperlukan untuk menjaga keberlanjutan usaha dalam industri minyak sawit. “Peserta akan mempunyai kesempatan untuk berbagi pandangan dan pemikiran dalam aspek-aspek yang berbeda. Sedangkan presentasi oleh para ahli akan memeperkaya pengetahuan pengetahuan peserta tentang peluang dan tantangan di arena bisnis global,” ujarnya.

Danny R. Sultoni, Ketua Penyelenggara ICE-PO 2012, mengatakan, pameran ini akan dihadiri oleh 1000 peserta konferensi dan 5.000 pengunjung. Peserta meliputi: produsen, pengusaha, eksportir, importir dan pedagang, ilmuwan, insinyur dan teknolog, pembuat kebijakan, investor dan bankir. (Lila Intana/EVA )


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved