Corporate Action

Hotel Indonesia Natour Catatkan Laba Rp 50 Miliar pada 2019

Direktur Utama HIN Iswandi Said di acara Ngopi BUMN di Kementerian BUMN, Jakarta (Foto: Liputan6.com)
Direktur Utama HIN Iswandi Said di acara Ngopi BUMN di Kementerian BUMN, Jakarta (Foto: Liputan6.com)

PT Hotel Indonesia Natour (Persero) atau PT HIN pada tahun 2019 telah mencatatkan laba Rp50,8 miliar, setelah mengalami masa terpuruk pada tahun 2015 mengalami kerugian hingga ratusan miliar.

Direktur Utama PT HIN, Iswandi Said menjelaskan, pada tahun 2015 perseroan sektor perhotelan dan hospitality itu memang sempat mengalami kerugian sebesar Rp113,5 miliar, dan tahun 2016 masih terus merugi sebesar Rp92,2 miliar.

“Alhamdulillah 2017, dari rugi Rp92,2 miliar kita berhasil menutup tidak jadi BUMN merugi lagi walaupun hanya mencatat lana Rp9 juta,” kata dia saat Ngopi BUMN di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis, 30 Januari 2020.

Setelah berhasil mencatatkan laba walaupun hanya Rp 9 juta, Iswandi mengatakan itu merupakan langkah baik agar membuat perseoran lebih semangat untuk mencatatkan laba yang besar.

Karena pada tahun 2018 meningkat, PT HIN menunjukan grafik peningkatan yang sangat signifikan hingga mencatatkan laba sampai Rp17,4 miliar. “Dan tahun 2019 masih unaudited Insya Allah kita bisa menutup kinerja laba bersih dari PT HIN Rp 50,8 miliar,” katanya.

Iswandi menjelaskan, perubahan signifikan perseroan dalam mendapatkan keuntungan itu dapat diindikasikan dari peningkatan jumlah tamu yang datang, dan terus alami peningkatan di setiap tahunnya.

Awalnya paada tahun 2016 jumlah tamu hanya mencapai sebesar 418.468, dan kemudian tumbuh di tahun 2017 menjadi 459.857 tamu. Kemudian di tahun 2018 jumlah tamu kembali bertambah menjadi 492.344 tamu, dan kembali melonjak di tahun 2019 menjadi 500.831 tamu.

Selain itu, dari sisi jumlah kamar terjual, Iswandi menuturkan pada 2019 telah terjadi peningkatan menjadi 591.916 unit kamar, dibanding tahun 2018 yang hanya sebesar 585.802 unit kamar.

Sementara itu, lanjut Iswandi, tingkat hunian (occupancy rate) juga mengalami sejumlah dinamika dan peningkatan, dari tahun 2016 sebesar 68,4 persen, tahun 2017 meningkat 75,5 persen, tahun 2018 menjadi 69,4 persen, dan tahun 2019 agak menurun menjadi 68,9 persen.

“Dengan berbagai peningkatan yang berhasil dicapai itu, kami berhasil meningkatkan pendapatan usaha perusahaan dari Rp698,7 miliar pada tahun 2018, menjadi sebesar Rp726,4 miliar (unaudited) pada tahun 2019 kemarin,” ujarnya.

Sumber: Tempo.co


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved