Corporate Action Capital Market & Investment

Ini Daftar Portofolio Saratoga Milik Sandiaga Uno

Menparkeraf Sandiaga Uno masih memiliki saham di Saratoga Investama Sedaya. (Dok. IG Sandiaga Uno)

Perusahaan investasi yang didirikan Menparekraf Sandiaga Uno PT Saratoga Investama Sedaya (SRTG) mengumumkan perolehan dividen tahun 2022 dari perusahaan portofolionya mencapai Rp 2,6 triliun. Pencapaian ini naik 57% secara tahunan (year-on-year/yoy) dan menjadi rekor dividen terbesar yang pernah diperoleh Saratoga.

Adapun penyumbang dividen terbesar bersumber dari PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) dan PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. (MPMX). Selain kedua perseroan ini, ada beberapa perseroan yang termasuk ke dalam portofolio Saratoga.

Berikut daftar portofolio perusahaan investasi Sandiaga Uno di Saratoga:

1. PT Adaro Energy Indonesia (ADRO)

Pada 2022 ADRO berhasil mencatat laba bersih terbesar sepanjang masa senilai US$2,49 miliar atau sekitar Rp 38 triliun. Kenaikan hingga 167% dibandingkan tahun 2021 itu diraih ADRO berkat volume penjualan yang meningkat dan harga rata-rata batubara yang tinggi sepanjang 2022.

Berkat kinerjanya yang gemilang, ADRO mengumumkan dividen interim terbesar untuk tahun buku 2022 yaitu sebesar USD 500 juta, meningkat 67 persen dari dividen interim tahun 2021 sebesar USD 300 juta. ADRO juga berhasil mencatatkan unit usaha non-batubara thermal, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

ADMR merupakan pemegang operasi batubara metalurgi dan proyek smelter aluminium. Batubara metalurgi adalah bahan utama dalam produksi baja tahan karat (stainless steel), sedangkan aluminium antara lain digunakan dalam panel surya dan kendaraan listrik, sehingga turut berperan dalam mendorong transisi energi hijau.

Pada November 2022, ADMR menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Hyundai Motor Company untuk menyediakan pasokan aluminium yang stabil. Kedua perusahaan sepakat untuk membentuk kemitraan komprehensif untuk produksi dan pasokan aluminium dengan potensi volume 50.000–100.000 metrik ton per tahun untuk Hyundai.

2. PT Merdeka Copper Gold (MDKA)

Pada tahun 2022, MDKA telah mengakuisisi proyek tambang nikel dan peleburan nikel (smelter) kelas dunia yang dikonsolidasikan di bawah entitas Merdeka Battery Materials (MBM). MDKA pada tahun lalu berhasil menerbitkan 1,2 miliar saham baru dengan total penggalangan dana sebesar US$235 juta.

Melalui aksi korporasi itu Contemporary Amperex Technology Co. Ltd. (CATL) telah menjadi mitra strategis MDKA dengan kepemilikan saham sebanyak 5% di perusahaan tersebut. CATL adalah pemimpin global dalam pengembangan dan manufaktur baterai lithium-ion yang telah terdaftar di Bursa Efek Shenzhen.

MDKA memiliki sejumlah aset yang sangat berharga, meliputi:

3. PT Mitra Pinasthika Mustika (MPMX)

Pada bulan Mei 2022, MPMX mengembangkan kemitraan strategis dengan CARRO, pasar mobil bekas terbesar dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara. CARRO menginvestasikan dana senilai Rp 784 miliar melalui akuisisi 50% saham MPMRent, salah satu lini bisnis MPMX.

CARRO akan menghadirkan kemampuan teknologi dan digitalisasi (Big Data, AI, algoritma penetapan harga yang relevan) untuk menciptakan ekosistem otomotif online dan offline terintegrasi satu-satunya di Indonesia. Nantinya menawarkan produk dan layanan lengkap mulai dari marketplace, sewa, pembiayaan hingga asuransi yang melayani pasar B2B dan B2C.

4. PT Samator Indo Gas (AGII)

Pada bulan Desember 2022, perseroan mengganti nama Aneka Gas Industri menjadi PT Samator Indo Gas. Strategi ini diharapkan akan semakin mendekatkan Samator kepada masyarakat dan produk-produknya kian dikenal di pasar.

Di bulan November 2022, AGII memulai proses pembangunan pabrik baru di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Jawa Tengah dengan target commissioning di dalam 18-24 bulan ke depan. Hal tersebut dilakukan setelah berhasil menandatangani perjanjian jual-beli dengan KCC Glass Corporation Korea Selatan. KCC sedang membangun pabrik di KITB yang diproyeksikan menjadi salah satu yang terbesar di Asia Tenggara.

5. PT Tower Bersama Infrastructure (TBIG)

TBIG telah berhasil mengoperasikan 21,7 ribu sites menara telekomunikasi dan melayani sekitar 40,7 ribu pelanggan hingga kuartal III-2022. Jumlah tersebut tumbuh positif dibandingkan akhir tahun 2021, di mana jumlah sites menara yang dimiliki TBIG sebanyak 20,6 ribu dengan total pelanggan sekitar 39,1 ribu. TBIG juga sukses menerbitkan tiga obligasi dalam mata uang rupiah dengan nilai total Rp 5,4 triliun.

Selain perusahan terbuka atau publik, Saratoga memiliki portofolio investasi di perusahaan privat, di antaranya:

6. AtriaDC

Yakni perusahaan yang memiliki dan mengoperasikan pusat data dalam kota yang scalable dan purpose-built di Indonesia. AtriaDC juga memiliki aset cadangan lahan yang mampu menampung total kapasitas yang dirancang hingga sebesar 33 mega watt (MW).

7. City Vision

City Vision adalah perusahaan media luar ruang. Pada tahun 2022, City Vision sukses meluncurkan jaringan LED paling bergengsi di Indonesia yaitu Jaringan Digital Iconic Bundaran HI (Hotel Indonesia), sebuah jaringan baru dengan lima tampilan digital yang menghiasi fasad dan interior Plaza Indonesia yang mewah dan Grand Hyatt Hotel yang legendaris.

8. Forest Carbon

Forest Carbon merupakan pengembang proyek karbon premium yang berdiri pada tahun 2012. Perusahaan ini dibangun untuk memberikan manfaat bagi masyarakat lokal, keanekaragaman hayati, dan investor melalui model bisnis yang telah terbukti.

Misi Forest Carbon adalah menciptakan dampak iklim dan ekologis yang signifikan secara global dengan melindungi kawasan hutan hujan dan lahan gambut Indonesia yang merupakan sepertiga dari lahan gambut dunia.

9. Xurya

Xurya adalah startup pengembang proyek tenaga surya. Xurya telah berhasil menyelesaikan pendanaan Seri A tambahan, menjadikan putaran total pendanaan Seri A sebesar US$33 juta. Untuk memperkuat pasar, Xurya juga mengembangkan kemitraan strategis dengan Mitsui Co., Ltd dan PT Surya Semesta Internusa (SSIA).

Saham SRTG saat ini dimiliki oleh Edwin Soeryadjaya sebesar 33.193%, PT Unitras Pertama 32.721%, Sandiaga Uno sebesar 21.510%, publik 12.221%, dan treasury shares 0.355%. Edwin saat ini duduk sebagai Presiden Komisaris sementara Presiden Direktur dijabat oleh Michael William P. Soeryadjaya yang merupakan anak Edwin Soeryadjaya.

Sementara Menparekraf saat ini Sandiaga UNo hanya terdaftar sebagai pemegang saham. Sebelum menjadi pejabat negara, Sandi memang dikenal sebagai pengusaha dengan harta kekayaan mencapai Rp10,6 triliun (LHKPN 2021).

Editor: Eva Martha Rahayu

Swa.co.id.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved