Kisah Perjalanan Bisnis Pertamina Hingga Cetak Laba Bersih Tertinggi Sepanjang Sejarah

PT Pertamina (Persero) mencatatkan laba bersih sebesar Rp 56,61 triliun pada 2022. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan bahwa keuntungan yang diperoleh perusahaan tersebut tertinggi selama beroperasi.
“Alhamdulillah, 2022 bisa ditutup dengan kinerja tertinggi sepanjang sejarah Pertamina. Kita membukukan keuntungan US$ 3,81 miliar ekuivalen Rp 56,61 triliun,” kata Nicke Widyawati di Grha Pertamina, Jakarta pada Selasa, 6 Juni 2023.
Nicke menjelaskan bahwa pendapatan perseroan melonjak 48 persen menjadi US$ 84,89 miliar. Angka tersebut sebanding dengan Rp 1.262,34 triliun atau sekitar sepertiga Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Di balik kesuksesannya, lantas seperti apa lika-liku BUMN ini berdiri?
Mengutip laman resminya, Pertamina pertama kali didirikan dengan nama PT Perusahaan Minyak Nasional (Permina) pada 10 Desember 1957. Pada 1960, PT Permina kemudian mengubah namanya kembali yakni Perusahaan Negara (PN) Permina. Kemudian, kembali berganti nama menjadi Pertamina (Perusahaan Negara Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara) pada 20 Agustus 1968.
Pemerintah mengatur peran Pertamina melalui UU No. 8 Tahun 1971. Perseroan berfokus pada kegiatan produksi, pengelolaan, dan pemenuhan kebutuhan migas dalam negeri. Selanjutnya, regulasi diubah dengan UU No. 22 Tahun 2001 yang mempertegas posisi Pertamina dalam PSO (Public Service Obligation).
Mengacu PP No. 31 Tahun 2003 yang diteken pada 18 Juni 2003, PN Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara merevisi namanya menjadi PT Pertamina (Persero). Terhitung pada 10 Desember 2007, Pertamina mengusung visi “Menjadi Perusahaan Minyak Nasional Kelas Dunia”. Pada 2011, visi pun diubah kembali menggunakan slogan “Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia”.
Dengan dikeluarkannya Surat Keputusan (SK) Menteri BUMN No. S-690/MBU/11/2016 pada 24 November 2016, maka berlaku perubahan anggaran dasar terkait struktur direksi dan komisaris. Selain itu, dalam SK yang sama, tugas dan kewenangan Dewan Direksi serta Dewan Komisaris Pertamina diperjelas.
Tercatat sejak 2018, PT Perusahaan Gas Negara (PGN) menjadi sub-holding Pertamina demi mewujudkan transformasi dari konsolidasi usaha gas dan implementasi peta perjalanan sektor migas.
Struktur Pertamina juga terus bertransformasi setelah ditetapkan sebagai Holding Company bidang energi sejak 12 Juni 2020. Pertamina memiliki enam anak usaha, yaitu PT Pertamina Hulu Energi, PT Perusahaan Gas Negara, PT Kilang Pertamina International, PT Pertamina Power Indonesia, PT Patra Niaga, dan PT Pertamina International Shipping.
Berikut beberapa tokoh yang sempat menduduki kursi pimpinan tertinggi Dewan Direksi Pertamina.
Sumber: Tempo.co